7 Tips Mengirimkan Cerita Anak ke Nusantara Bertutur
7 Tips
Mengirimkan Cerita Anak ke Nusantara Bertutur - Selamat Malam! Nggak terasa sudah memasuki
hari ketiga bulan Agustus, semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan,
kebahagiaan, dan pandemi segera berakhir aamiin. Era new normal, banyak yang
masih lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah dan hal ini saya manfaatkan
untuk update blog dan menulis cerita yang belum sempat saya ingin tuliskan.
Misalnya belajar menulis cerita anak,
ehheeh ...
Dari dulu selalu takjub sama penulis yang bisa
menulis cerita anak, kan cerita anak itu kita harus belajar untuk membuat diri
kita seperti anak-anak. Nah, saya paling nggak bisa. Sama anak kecil juga
kurang suka, hahaha ... tapi gemes aja. Nggak sukanya kalau nangis, saya nggak
bisa nenangin. Kebayang deh, tar kalau jadi ibu harus mulai belajar untuk bisa
ngemong. Bismillahin aja ya, karena semua akan bisa pada waktunya kalau mau
belajar.
7 Cara Menembus Media Kompas
Klasika Nusantara Bertutur
Kepoin instagram @nusantarabertutur
Jadi sebelum kita menulis tema apa yang akan kita ajukan, sebaiknya
kita kepoin instagram @nusantarabertutur. Karena mereka selalu memberikan tema
berubah setiap bulan. Sebelum kita salah kaprah mengirimkan cerita. Kalau punya
saya yang dimuat, ‘Berdonasi Buku’, ikut dalam tema bulan Juli yaitu; berbagi
kebaikan dari rumah. Untuk yang bulan Agustus, Nusantara Bertutur mengajak kita
menulis dengan tema; Keunikan Fauna Nusantara. Jadi mulai persiapkan ceritamu,
ya!
Membaca cerita anak yang
sudah terbit lebih dulu
Kalau ingin dimuat, itu artinya kita harus memelajari selera mereka
(Nusantara Bertutur). Bagaimana caranya? Kita kepoin websitenya, kita baca
semua naskah yang sudah pernah terbit. Apa yang menarik, mengapa naskah itu
bisa terbit, keunikan apa sih yang diusung dan bagaimana cerita itu dirangkai.
Kalau masih nggak paham, ulangi baca terus sampai kamu nyeletuk, ‘Oh jadi
begini maksudnya’. Saya pun demikian, untuk kali pertama mengajukan cerita anak
ke Nusantara Bertutur saya membaca ulang berkali-kali sampai paham. Bagaimana
penulis harus bisa memikat redaktur untuk memilih ceritamu, adalah PR besar.
Lakukan riset sederhana
Cerita anak merupakan cerita yang ringan, cerita yang mengajak mereka
membaca sekaligus bersenang-senang. Di bulan Juli, saya sempat bimbang juga
ketika harus menuliskan tema berbagi kebaikan dari rumah. Cerita yang dekat
dengan saya sudah dimuat semua, maka tajamkan lagi kepekaan kita dan gali terus
apa sih yang belum diangkat. Saya baca dan lihat ulang cerita anak yang masuk,
ternyata berdonasi buku belum pernah diangkat maka saya memilih ide tersebut.
Membuat kerangka cerita
Ide berdonasi buku sudah didapat, saatnya kamu menuliskan ceritamu.
Untuk memudahkan kita merangkai cerita, perlu yang namanya outline atau draft
cerita. Manfaat kita membuat kerangka cerita, agar kita menulisnya nggak
melebar kemana-mana. Siapa tokohnya, umur berapa, tinggal di mana, masalah apa
yang dihadapi, bagaimana penyelesaiannya.
Kalau saya, jeleknya harus nemu dulu judul yang pas untuk tulisan.
Kalau judul belum ketemu, jari-jemari ini susah banget untuk menuliskan
kisahnya ehehhe ... ada yang gini
juga? Saya sempat memelajari juga judul yang sudah dimuat, judulnya nggak
panjang-panjang lho. Paling dua kata, tiga kata saja, otomatis kita sudah bisa
mengambil awang-awang nih harus menggunakan judul apa.
Jangan mepet deadline
Lagi-lagi jeleknya saya keluar waktu nulis itu, ide biasanya datang
menjelang deadline. Tapi sebaiknya hindari model menulis pas waktu deadline.
Jadi deadline kemarin itu tanggal 21 Juli 2020, ba’da Magrib saya baru
menulisnya eheheh ... Kalau bisa tulis seminggu sebelum dealine, atau tiga hari
sebelum deadline. Agar tulisanmu bisa diendapkan, dan siapa tahu nemu ide di
tengah jalan cerita. Kalau dihitung-hitung, dari pengiriman ke dimuatnya kurang
lebih milik saya dua belas hari.
Edit dan teliti lagi cerita anak milikmu
Sebagai seorang penulis, kita nggak boleh cuek begitu saja dengan
tulisan yang sudah ditulis. Apalagi jika dikirim ke media, tulisannya harus
yang tidak ada typo untuk memikat redaktur. Jadi sebelum final untuk
dikirimkan, baca ulang cari lagi yang typo atau udah sesuai dengan PUEBI
belum. Meskipun ada editor yang akan
membantu kita mengoreksi, tetapi tulisan yang minim dengan perbaikan jauh lebih
mendapat nilai plus dari redaktur. Kesempatan dimuat pun akan semakin lebar ya
kan?
Perhatikan syarat pengiriman naskah
Sebagus apapun tulisannya, kalau syarat yang diminta tidak dipenuhi
sesuai ketentuan yang berlaku pasti akan mendapatkan nilai minus dan jangan
harap naskahmu akan diterbitkan. Maka penting untuk membaca detail, cara
mengirimkan naskah yang benar. Jangan sampai karena hal sepele ini, bikin kamu
menyesal dan terus mengeluh kenapa sih naskah saya nggak dimuat-muat ya kan?
Ketentuan Pengiriman Naskah
ke Nusantara Bertutur
Ketentuan Pengiriman Naskah
ke Nusantara Bertutur
Karena merasa bersyukur dan bersemangat, saya membagikan cerita
dimuatnya naskah berjudul, ‘Berdonasi Buku’, melalui facebook dan grup-grup
menulis. Siapa tahu yang mulai kendur tekadnya untuk tembus jadi terpantik
lagi. Dan tugas penulis nggak hanya menulis lho, tetapi harus juga memasarkan
agar orang lain tertarik untuk membacanya. Berikut ini cara mengirimkan
naskahnya :
- Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia
- Naskah harus asli merupakan karya sendiri dan belum pernah diterbitkan di media cetak apapun sebelumnya
- Naskah dongeng dikirim dalam bentuk file document word maksimal 2500 karakter (no Space) font Times New Roman, 12 pt.
- Boleh mengirimkan lebih dari satu naskah. Nah, ini membuat kesempatan kamu dimuat semakin lebar, kalau mengirimkan banyak naskah.
- Melampirkan data diri lengkap penulis (Nama, Alamat, No. Telp/HP, Sosial Media IG& FB, No. Rekening.
- Naskah dikirimkan melalui email; nusantarabertutur@gmail.com untuk bulan Agustus ini,
deadline pengiriman tanggal 24 Agustus 2020.
Gimana? Sudah siap
menggebrak meja redaktur dengan naskah-naskahmu? Semoga dilancarkan ya dalam
menulis dan menemukan idenya. Oh ya, jika naskahmu sudah siap dikirimkan jangan
lupa untuk menyapa redaktur di badan email. Jangan kosongan gitu aja, ehehe ...
basa-basilah sedikit ibarat bertamu pasti ketuk pintu ya kan nggak mungkin
nyelonong gitu aja.
Tapi sepengalaman
pertama kali saya mengirimkan naskah ini, saya nggak dapat email pemberitahuan
naskah dimuat lho ehehe ... malah taunya dari temen nulis mbak Karunia Sambas,
karena udah terupdate via website klasika.kompas.id. Kebetulannya lagi saya
punya aplikasi Gramedia Digital dan langganan, jadi bisa mengunduh koran Kompas
langsung. Eh ... beneran naskah saya dimuat dan di instagram saya juga ditag
lho sama akun @nusantarabertutur. Yang
bikin sedih sih, nggak dapat koran cetaknya karena habis. Baik di Comal maupun
di Pekalongan sudah kosong, jadilah nggak punya kenang-kenangan versi cetaknya
eheheh ... jadi tunggu apalagi? Kirimkan naskahmu segera, sebanyak-banyaknya
biar makin besar peluang dimuat. Saya kemarin kirim dua, tapi yang satu saya
akui kurang mateng karena terbentur menjelang deadline. Jangan ditiru pokoknya
ya teman-teman.
Mari terus menulis dan
gaungkan dunia literasi di sekitarmu. Semoga informasinya membantu, salam!
Aku jd penasaran sama instagram nusantara bertutur. Suka banget sama namanya. Trus kok menarik bangeeett ya soal penulisan naskah ini, menggelitik motivasi menulis. Tema keunikan fauna nusantara ini pun super menarik! Bismillaah cobaiiinn
BalasHapusHayuk mba Sof, semangat mencoba ya!
HapusWah, lengkap sekali tipsnya. Terima kasih ya, Mbak. Saya pertama kali tahu Nusantara Bertutur dari Mbak Afin Yulia tapi belum sempat nyoba. Masih ragu terus mau nyoba. Hehe. Setelah ini mau nyoba menerapkan tips dari Mbak ah 😍
BalasHapusHayuk jangan ragu kita berkompetisi dan berkolaborasi menggaungkan dunia literasi
HapusTerima kasih mba tipsnya, saya jadi termotivasi untuk mengirimkan naskah ke nusantara bertutur
BalasHapusHayuk mba Nabil, semangat ya semoga membantu dan semoga lancar dalam menulis aamiin
Hapusmakasih tispnay, mau sih nyoab secara aku juag suka nulis cerita anak
BalasHapusAsik, nusantara Bertutur pas untuk ajang mengajukan naskah anak mba Tira
Hapustipsnya useful banget buat diterapin niy mba, kebetulan keponakan lagi suka nulis dan lagi coba masukin dia ikut lomba-lomba gitu, biar makin rajin dan berani anaknya
BalasHapusTrakhir kali karyaku dimuat, itu pas Smp di majalah bobo hahaha.dari sekian banyak yg pernah ditulis, cuma 1 itu yg dimuat :D. Dan aku jd kangen pengen ngirim karya lagi.
BalasHapusSekarang ini padahal aku rutin ngedongeng utk anak2 tiap malam.kadang ceritanya aku karang2 sendiri apa yg terlintas saat itu :D. Harusnya aku tulis aja yaaa, itung2 kalo dimuat bisa dibanggakan ke anak2 :D.
Makasih tips dan cara2nya mba
Saya belum pernah sih Mba kirim tulisan ke Nusantara Bertutur ini, sepertinya menarik ya
BalasHapusPengen juga euy ngirim cerita gini ke media. Eh tapi ceritanya belum ada wkwkwkw. DLnya tanggal 24 Agustus nih. Hmmm..nunggu DL berikutnya aja deh kalau gitu.
BalasHapusNah yang mau ngirim tulisan ke Nusantara Bertutur wajib nih memperhatikan apa-apa yang dituliskan dalam postingan Nyi ini karena berdasarkan pengalaman.
BalasHapusIhhh, aku jadi pengin cobaaa
BalasHapussemoga bisa mengikuti jejak Nyi yaaa
Aku juga blm mampu nulis cerita buat anak2, Nyi. Seringnya nulis cerita buat remaja dan dewasa. Pengen deh belajar nulis cerira anak. Adikku Arinta tuh pernah juara nulis nusantara bertutur
BalasHapusSebenarnya 2500 karakter itu terlalu sedikit yaa, Nyi..
BalasHapusKalau biasanya ngeblog kaya Nyi, kayanya malah harus memadatkan cerita agar simple namun pesannya tersampaikan dengan baik kepada pembaca anak-anak.
Gitu yaa, Nyi?
Perhatikan PUEBI lagi yaa, Nyi..
HapusDimanapu kita menulis sebaiknya ini tetap dilakukan agar pembaca pun nyaman.
Duuh..bagiku tuh mimpi banget deh kalau naskah sampai lolos media dan diterbitkan hihii. Mau lihat IG Indonesia Bertutur ah, siapa tau masih ada kesempatan aku coba lagi nulis yang lebih bagus. TFS.
BalasHapusGa heran Nyi bisa kasih tips keren ini, sudah punya 124 buku antologi dan 8 novel, duh keren bangetttt dirimu Mba.
BalasHapusTapi ku ga jago fiksi, suka ngasal alurnya. Kayanya belum bisa berkontribusi kali ini :(
Asik banget nih dikasih bocoran tipsnya sama Nyi, aku kepoin dulu ah siapa tau nanti bisa menulis cerita anak-anak jugakan.
BalasHapusNusantara Bertutur wadah bagus banget untuk menyalurkan bakat atau mengasah kemampuan dalam membuat cerita anak ya Mbak. Tips ini pasti sangat membantu bagi para penulis cerita anak-anak
BalasHapuseh walau sudah punya anak 3, saya tetep nggak suka lho lihat anak menangis. Awal punya anak, kalau dia nangis, saya kasih ke bapaknya buat menenangkan. Sampai sekarang masih belajar juga, belajar sabar ngadepin anak nangis.
BalasHapusMenulis cerita anak ini saya belum sanggup mbak. Nusantara bertutur ini wadah yang bagus buat menampung kreativitas para penulis cerita anak
Huhu, aku kibar bendera putih deh kalo disuruh nulis cerita anak. Mending cerita remaja atau cerita dewasa sekalian. Hehehe. Udah pernah nulis 1 buku fiksi anak. Dan itu sungguh susah. Udah temanya susah, bikin Kalimat yang mudah dimengerti dan sederhana buat anak itu susah, bolak-balik pula revisian dari editor. Makanya aku saluuuut deh sama penulis buku anak. Aku menjuraaaa 😍
BalasHapusPengen jugaaa kirim seru kayaknya. Cerita anak-anak itu sederhana tapi penuh makna ya. Nanti anak2mu pasti seneng baca ceritamu 😍
BalasHapusWuih, udah lama gak nulis cerita anak. Terakhir itu dua tahun yang lalu, buku seri anak saya terbit. Setelahnya belum nulis lagi hihihi
BalasHapusJadi penasaran ingin coba juga ngirim ke Nusantara Bertutur
Wkwkkw.. Sy jg mba. Kadang ide yg bagus itu muncul sll pas mepet deadline. Atau kerangka pikirnya berkembang pas lg rempong sm anak. Coba pas ada waktu luang kadang melongo.
BalasHapusTp beneran salut sm mba. Udah banyak banget novel n antaloginya. Kereeen euyy
Nyi selalu keren, berkarya gak pernah lelah, bahkan merambah ke cerita anak. Congrat ya Nyi, makasih sharingnya jugaa
BalasHapusDuh pengen nulis juga.. tapi kok berasa mati gaya ya aku kalo udah nulis buat anak.. hehe
BalasHapusWah, nice information. I will follow your tips. I need it to moodbooster to write
BalasHapusAku baru setahunan ini ngeblog, banyak cerita menulis salah satunya menulis cerita anak ini. Belum kepikiran juga saat ini, tetapi mungkin suatu saat malah menulis cerita anak, Makasih sudah membuka wawasan saya, mba :)
BalasHapuskereen nih mbaaa..memang cerita anak ini bagus untuk kita selalu lestarikan. Aku belum pernah menulis cerita untuk anak hehehe
BalasHapusWow... selamat mba. Menulis naskah anak itu memang tidak mudah ya, Mba. Terpenting kita bisa memahami naskah seperti apa yang disukai pasti dilirik.
BalasHapusWah, terima kasih infonya, Nyi. lengkap banget dan bikin semangat mau nulis buat dikirim ke media lagi nih
BalasHapusSuka cerita dan kisahnya semoga kapankapan bisa nulis cerita anak juga
BalasHapus