Sosialisasi
Sapta Pesona & FGD Kepariwisataan di Pekalongan - Mewakili dari
KBP (Komunitas Blogger Pekalongan), saya hadir dalam acara yang diadakan oleh
DINPARPORABUD Pemkot Pekalongan. Setelah sebelumnya saya lemas karena insiden,
Jadi Saksi Mata Kecelakaan Lalu Lintas. Alhamdulillah acara berhasil saya ikuti
dengan tuntas, bahkan nara sumber memberikan apresiasi lebih kepada kami
(Blogger Pekalongan).
Pengantar yang diisi oleh bapak Drs.
Tjuk Kushindarto, sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan, Kepemudaan dan
Olahraga Pemkot Pekalongan membuat saya membelalakan mata. Mengapa? Karena,
"Pekalongan menyatur Indonesia kecil," ucap pak Tjuk dengan bangga.
Sekalipun saya tidak dilahirkan di Pekalongan, tetapi ayah saya pernah mengajar
di SMP Islam dahulunya. Saya pun pernah mengenyam TK di Wonopringgo, dan
akhirnya saya kembali lagi ke Pekalongan.
Pekalongan memang tidak memiliki lahan
pertanian yang maksimal, cuma ada pantai. Alhamdulillahnya Pekalongan, menjadi
kota kreatif dunia. Dimana daya tarik bertumpu pada, kaya akan budayanya.
Budaya yang tidak hanya berasal dari batiknya, kulinernya tetapi juga
keanekaragaman masyarakat yang tinggal di Pekalongan. Ada yang namanya kampung
Arab, Jl. Belimbing Tionghoanya, Bugisan, Sampangan, Banjar dan lain sebagainya.
Pak Tjuk dengan tertata, merunut apa yang Pekalongan punya. Beliau juga sangat
mendukung untuk menciptakan, kampung wisata, kampung budaya yangn disertai
dengan 'Edu Tourism'.
Sosialisasi
Sapta Pesona
Diisi oleh bapak Husain Hutagalung, yang
sekaligus dosen Trisakti School od Tourism. Beliau menceritakan dengan
bahagianya, ketika mahasiswanya diterima oleh masyarakat Pekalongan untuk
melakukan kunjungan. Meski kebanyakan mahasiswanya dari keturunan Tionghoa,
nyatanya masyarakat tidak membedakan dari mana berasal. "Justru waktu
mereka mau berpisah, yang terjadi tangis-tangisan antara mereka," ucap
bapak Husain dengan berapi-api menjelaskan kepada audiens yang kebanyakan
adalah bapak lurah di kota Pekalongan.
![]() |
Pak Gandi menjadi Moderator acara |
Dengan semangat yang tinggi pak Husain,
menjelaskan kepada kami soal Sapta Pesona. Dimana ada 7 buah unsur: Keamanan,
keterbiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan. Sebuah
kota, wilayah atau daerah di negara Indonesia haruslah memiliki unsur sapta
pesona. Khususnya untuk wilayah yang sering didatangi wisatawan.
Pak Husain mencontohkan soal keindahan
misalnya, "Masyarakat sekitar mohon maaf, masih menjemur pakaian dalamnya
di luar. Bukan maksud saya menjelekkan. Tetapi karena lingkungan yang tinggali
adalah termasuk yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Maka sebaiknya,
dibiasakan keindahannya," kata pak Husain memberikan masukan, "karena
bagaimanapun daerah yang ditinggali kita menjadi cikal bakal untuk dikenang.
Dimana para wisatawan itu akan kembali, karena keramahannya," lanjut pak
Husain panjang lebar.
![]() |
Bapak Husain Hutagalung |
Dan yang masih saya ingat benar di
kepala dan dalam benak, ketika pak Husain mengucapkan, "Indonesia
diciptakan oleh Tuhan saat Dia tersenyum." MasyaAllah, hati saya langsung
nyes, ada yang mengharu di pelupuk mata. Sebegitu cintanya Tuhan, dengan negara
Indonesia tercinta. Jadi wajib bagi kita untuk menjaganya, berbekal dengan
Sapta Pesona ini InsyaAllah, Indonesia ke depannya akan menjadi lebih baik
lagi. Bahkan Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan kebudayaannya di
dunia.
Pariwisata dalam
masyarakat
Materi selanjutnya diisi oleh dosen
bahasa Inggris, bu Rina Fitriani dengan suara merdunya. Beliau memaparkan soal
dalam membangun kepariwisataan suatu daerah, pertama kali yang dibangun adalah
bukan dari penginapan (homestay), bukan dari akses jalannya, bukan
pariwisatanya, melainkan dari orangnya. Masyarakatnya. Karena pariwisata mau
dibawa kemana, adalah tergantung pengampunya. Penting untuk menyamakan visi dan
misi, serta presepsi untuk mewujudkan komitmen bersama. Setelah itu ada, daya
dukung akan muncul dari mana-mana. Barulah menjadi kota yang 'berdaya saing',
jadilah khas dan berbeda dari yang lainnya.
Bu Rina juga memberikan warning, dalam
beberapa hal. Soal kampung wisata dan kampung budaya yang nantinya hadir,
haruslah bisa mensejahterakan masyarakatnya. Jangan sampai pemain besar dari
luar masuk, karena kasihan nanti masyarakat kecilnya. "Boleh masuk, tetapi
sebaiknya dibatasi," begitu ungkapnya dengan kehati-hatian. Beliau juga
memberikan usulan, tidak hanya menjadi kampung wisata saja sekadar untuk
jalan-jalan. Lebih dari itu, harus mengagendakan pelatihan, seperti misalnya
belajar membatik. Meski di Museum Batik sudah ada, tetapi dibatasi waktunya.
Sementara wisatawan lebih suka belajar lebih lama, membaur dengan masyarakatnya
mencari 'soul'. Oleh sebab itu penting sekali pemerintah, masyarakat, dan warga
untuk bersinergi bersama, saling mendukung dan menerapkan sapta pesona.
![]() |
Peserta Sapta Pesona yang isinya bapak dan bu lurah |
Masih ada lagi, orang wisata itu harus
punya sikap mental yang melayani. "Seperti saya yang seorang dosen, saya
melayani mahasiswa untuk menyalurkan ilmu. Berbagi pengetahuan yang saya
punyai. Jika rasa berbagi sudah timbul dari dalam diri, munculah rasa ikhlas.
Ini yang harus dimiliki," ungkap bu Rina dengan gamblang, "jangan
lupa juga ketika dalam berkomunikasi
tidak pernah malu untuk bilang 'Maaf, tolong dan terimakasih'.
Aih ... saya bangga bisa berada di sini,
mewakili KBP, terima kasih untuk kesempatannya gaes!
Basis sumber
daya wisata
Terakhir pemateri adalah bu Hanni Adriani, yang sudah menulis buku tentang Kota Pekalongan. Proud of you Bu! Aku
jadi kepengen juga bu, nulis buku tentang Pekalongan, semoga kesampaian aamiin.
Jadi dalam mengembangan destinasi wisata, kita butuh semua aspek. Dari sumber
daya alamnya, sumber daya sosial dan budaya dan sumber daya buatan.
Beberapa contoh yang dipaparkan oleh bu
Hanni, adalah 'experience' ketika beliau belajar membatik. Ada rasa yang
berbeda, ketika membaur dengan masyarakat. Soal promosi juga disinggung oleh
beliau, kalau kampung batik di Pesindon sudah dikenal luas saatnya melakukan
pemerataan kampung wisata yang lainnya untuk di gali terus. Selain itu apa yang
sudah terbentuk, jangan lantas ditelantarkan tetapi terus dijaga agar tidak luntur.
![]() |
Pak Tjuk dan Bu Hanik |
Bu Hanik juga menceritakan project yang
beliau tangani, dimana ada kampung Marawis yang khas. Maka untuk menciptakan
kampung wisata, ambil dulu yang khas. Angkat, gali dan eksplorasi untuk
dijadikan kampung wisata. Ada bocoran juga soal ruang lingkup dalam
merencanakan pariwisata. Ada 7 hal adalah :
Pemberdayaan masyarakat
Pencitraan dan pemaknaan tempat
Penembangan daya tarik wisata
Pengembangan sarana dan prasarana
Pemasaran
Kelembagaan kepariwisataan
Membangun koordinasi linras stakeholder
Kalau sudah direncanakan, mulai untuk
menggali. Mengembangkan, menciptakan branding kuat. Pekalongan punya apa sih?
Apa yang menarik dari Pekalongan? Maksimalkan dan berikan dukungan penuh agar
tercipta kebersamaan dalam membangun.
Focus group
discussion pariwisata
Sesi pembekalan sapta pesona selesai,
dilanjutkan oleh diskusi. Berhubung kami ada tiga baris dalam pembagian tempat
duduk, perbaris dari kami diperbolehkan bertanya. Alhamdulillah amanah dari
member group KBP berhasil saya tunaikan, beberapa diantaranya untuk menarik KBP
(Komunitas Blogger Pekalongan) sebagai media patner dalam memviralkan agenda
kepariwisataan yang ada di kota Pekalongan dan untuk PEMKOT Pekalongan untuk
segera merilis agenda even wisata daerah Pekalongan sendiri.
Pak Husain menyikapi dengan bijak,
bahkan memberikan apresiasi bahwa kami ini adalah corong untuk memviralkan apa
yang terjadi di kota pekalongan. Soal wisatanya dan budayanya. Karena jaman
semakin maju dan berkembang, beriklan itu tidak harus di televisi, radio tetapi
juga melalui tulisan. Alhamdulillah pak Gandi selaku moderator, juga dengan
baik mengajak kami serta membangun Pekalongan agar lebih mendunia lagi. Terima
kasih untuk ilmu, pengalaman dan silaturahmi berharga ini. Semoga menjadikan
kia semua menjadi pribadi yang senantiasa, mampu menebar manfaat. Aamiin.
Mau sukses sendirian apa berjamaah?
Kalau sendirian ya udah, jalan aja dulu. Tetapi kalau mau sukses barengan,
jangan lupa gengam tanganku. Kita melaju bersama, membangun dunia dengan cinta
dari-Nya. Semoga bermanfaat, salam!
Senang ya mbak jadi blogger juga bisa turut andil dalam bangun daerah sendiri
BalasHapusWah seru dan edukatif banget ya acaranya. Sepakat mbak.keramahtamahan adalah faktor penting yg g boleh ditinggalin. Mau sebagus apapun tempat wisata, kalau 'tuan rumah' nggak welcome, ya Eman Eman.
BalasHapusAsik banget ya sosialisasinya jadi makin tambah ilmu ya. Mbak Nyi memang blogger keren dan top.
BalasHapusKegiatan semacam ini memang harus diadakan di seluruh Indonesia. Biar semakin dikenal dan diaplikasikan soal sapta pesonanya.
BalasHapusSukses selalu untuk mbak Nyi Penengah dan teman-teman, mari kita bangun pekalongan untuk membangun Indonesia.
BalasHapuswww.berkarakter.com
Go blogger go.. makin kontributif ya mba..
BalasHapus