3 Pelajaran Keuangan yang Penting dari Pandemi Covid-19

 

3 Pelajaran Keuangan yang Penting dari Pandemi Covid-19 - Sejak kasus pertama muncul di Provinsi Hubei (China) 17 November 2019,  dengan cepat virus Covid-19 menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam waktu singkat banyak sektor yang terdampak oleh.


3 Pelajaran Keuangan yang Penting dari Pandemi Covid-19
3-pelajaran-keuangan-yang-penting-dari-pandemi


penyakit yang disebabkan oleh Coronavirus tersebut. Salah satunya di bidang ekonomi. 

Di masa pandemi banyak warga masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan atau kehilangan banyak mata pencaharian.  Menurut data yang dirilis oleh BPS, persentase penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang atau meningkat 1,13 juta orang jika dibandingkan dengan data di bulan Maret 2020. Angka ini mengalami penurunan sebesar 1,05 juta jiwa.

Di bulan September 2021, sehingga jumlah penduduk miskin menjadi 26,50 juta orang. Walau demikian bukan berarti kondisi perekonomian sudah benar-benar aman. Masyarakat harus berjuang agar bisa survive di tengah proses pemulihan ekonomi yang mulai berjalan perlahan.

Namun, demikian tak bisa dipungkiri bila pandemi memberikan tiga pelajaran keuangan yang penting seperti berikut ini.


Tiga Pelajaran Keuangan yang Penting dari Pendemi


1. Berhati-hati dengan pengeluaran

Pandemi Covid-19 yang cukup panjang membuat banyak orang mengencangkan ikat pinggang. Agar keuangan tetap sehat,  fokuskan penggunakan uang untuk hal lebih penting misalnya untuk pemenuhan pangan, membayar tagihan listrik, air, dan biaya sekolah anak. 

Kurangi kebiasaan makan, minum, atau membeli barang hanya karena ada promo. Jauhi pula berutang demi memiliki tas atau mobil mewah demi gaya hidup semata, yang ujung-ujungnya membuat pengeluaran kian bengkak.


2. Pentingnya menyiapkan dana darurat 

Pandemi Covid-19 berdampak besar pada kondisi finansial masyarakat. Beragam cara dilakukan agar bisa bertahan di tengah sulitnya perekonomian akibat pandemi Covid-19. Ada yang memangkas sebagian besar pengeluaran. Ada pula yang menggadaikan barang barang-barang agar bisa bertahan di tengah krisis finansial. Namun, banyak pula yang nekat berutang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari pada keluarga, teman, atau bahkan rentenir.

Hal ini dilakukan karena tidak ada dana darurat yang bisa digunakan dalam situasi ini. Oleh karena itu penting kiranya menyiapkan dana darurat yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak tanpa perlu berutang. 


3. Menabung untuk antisipasi situasi yang mendesak

Untuk mengantisipasi kondisi keuangan yang buruk akibat pandemi COVID-19,  dana darurat memang diperlukan. Hal ini tak mungkin bisa didapatkan dengan cara instan. Agar bisa menabung setiap bulan perencanaan yang baik diperlukan. 

Agar lebih  akurat  kita bisa menggunakan https://www.savingscalculator.org/ untuk merencanakannya. Berikut ini cara menggunakannya saving calculator:


1. Masukkan jumlah awal yang telah kita  sisihkan

2. Masukkan suku bunga beserta berapa lama periode investasi akan dilakukan.

3. Masukkan berapa banyak uang yang ingin disetorkan.

4.  Kosongi kolom Withdrawal Each Cycle (Penarikan Tiap Siklus)

jika tidak berniat melakukannya.

5. Isi kolom State & Federal Tax Rate serta

Annual Inflation, namun jika tidak tahu kosongi saja.


Setelah memasukkan informasi tersebut, saving calculator akan memberi tahu berapa uang yang akan tersimpan sebelum dipotong pajak penghasilan, berapa pajak penghasilan yang harus dibayar, dan berapa sisa uang secara riil dengan memperhitungkan inflasi. Namun, jika kolom State & Federal Tax Rate serta Annual Inflation tak diisi maka yang kita dapati adalah banyaknya uang yang  tersimpan sebelum dikenai pajak penghasilan.

Penghitungan tersebut akan diperbarui secara otomatis bila ada input yang diubah. Jika ingin mengetahui pertumbuhan tabungan dari waktu ke waktu,  klik saja tombol  Printable Schedule. Dari sini bisa diketahui  mengenai  riwayat pembayaran, akumulasi bunga, serta saldo dalam tabungan.


Sumber:

https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/15/1851/persentase-penduduk-miskin-september-2020-naik-menjadi-10-19-persen.html

https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/01/17/1929/persentase-penduduk-miskin-september-2021-turun-menjadi-9-71-persen.html

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat