Berkeliling di Kebun Tembakau TTN, BIN Cigar Factory dan Museum Tembakau | Jember Sueger Camp 2018 Part Two
Berkeliling
di Kebun Tembakau TTN, BIN Cigar Factory dan Museum Tembakau | Jember Sueger
Camp 2018 Part Two -
Kenangan sering kali tidak sengaja memanggil kita, kemudian ingatan-ingatan
yang telah terlewati muncul satu persatu. Pada 01 September 2018 silam, kita
pernah pergi bersama melakukan perjalanan yang menyenangkan. Kita berangkat
dari Hotel Lestari, menuju berbagai destinasi wisata yang sudah ada dalam
agenda. Kaos kita yang sama, wajah-wajah kita yang antusias bertanya akan ada
apa di sana. Saya merekam semuanya dalam ingatan, sekalipun hal itu paling
rahasia.
Kebun Tembakau
TTN (Tartama Nusantara)
"Kita sudah sampai," ucap Mbak
Prita dan Mas Nana dengan senyum terkembang. Kami langsung bergerak,
mempersiapkan amunisi, kamera, powebank, ponsel dan mineral. Jaga-jaga kalau
haus. Kita langsung disambut oleh Pak Anas, guide di lahan tembakau. Aroma
dedaunan tembakau menguar, kita berjalan ke sana-kemari mencari obyek yang
diceritakan. Ada yang memotret, merekam, pun langsung membuat vlog. Benar-benar
tidak ada yang menganggur diantara kami, semuanya bergerak membidik dan
mengumpulkan bahan. Bersama di antara kalian, membuat rasa bahagia mengalir
dengan sendirinya.
Saya sudah sering melihat daun tembakau
di daerah saya, tetapi bentuknya berbeda. Ini lebih besar, lebih lebar dan
lebih menghijau. Dan ini yang akan dijadikan cerutu nantinya. Yang benar saja?
Saya sangat penasaran dan saya baru tahu juga kalau Jember, adalah kota
penghasil tembakau terbaik di Dunia. MasyaAllah, ada di Indonesia, negeri yang
saya tinggali ini. Cerutu hanya saya kenal lewat film-film Hollywood yang
biasanya ada mafianya sedang menghisap dalam-dalam, tetapi di sini dengan mata
kepala sendiri menyaksikannya. Sepengetahuan saya Kuba adalah produsen terbaik
penghasil cerutu, ternyata Jember pun menempati urutan kedua.
Bersma Pak Anas, kami diajak
berkeliling. Diperkenalkan dengan daun tembakau yang akan dibuat cerutu
nantinya. Lahan tembakau dikelilingi oleh kelambu, saya lupa istilahnya apa
karena tidak mencatat saking bersemangatnya bakalan ingat. Tidak hanya manusia
saja yang ingin diperlakukan dengan istimewa, tanaman tembakau juga iya. Dari
cara merawatnya saya sudah jelas berbeda, kebunnya bersih, rapi dari berbagai
dusut manapun, intensitas pencahayaan dan kelembapannya sangat dijaga. Untuk
memetik hasil panennya, tidak boleh sembarangan. Kita harus memetiknya dari
posisi memetiknya ke kiri dahulu baru ke kanan, atau kanan ke kiri tetapi tidak
boleh dari atas ke bawah. Cara pemetikannya melalui ukuruan, jika sudah
mempunyai antara 35-40 cm barulah boleh dipetik. Nggak boleh ngasal ya
ternyata! Besuki Na Oogost (BNO) adalah nama dari daun jenis tembakaunya, kadar
nikotin varietas ini rendah.
Puas mengetahui tata cara penanaman
tembakau, kami diajak lagi jalan ke tempat gudang pengolahannya. Luar biasa
gede gudangnya, dengan model seperti banyak jeraminya gitu. Dan yang saya
paling bangga adalah, setiap gudang ada bendera Indonesianya, yang dipasang di
ujung atap gudang. Berkibar dengan gagahnya, salut!
Saat saya masuk ke gudang, saya hanya
melihat di bagian ujung sana, ada beberapa orang yang sibuk menata daun
tembakau. Tetapi saat saya menoleh ke atas, MasyaAllah itu daun tembakau yang
dikeringkan gaes! Mirip kelelawar yang bergelantungan. Ditata dengan sangat
rapi dan menarik. Prosesnya dengan disujen duluan. Sujen adalah menusuk daun
tembakau dengan jarum khusus, antara 30-an daun, kemudian baru dinaikkan ke
atas untuk diangin-anginkan selama 20 hari.
Apabila ada daun tembakau yang sobek, harus dipisahkan sendiri. Setelah daun
yang bergelantungan tersebut siap dipanen, akan diturunkan dan diteruskan ke
gudang selanjutnya.
Pada bagian produksi, daun tembakaunya
belum bisa diproses. Tetapi harus disortir kembali, disusun untuk proses
fermentasinya. Di ruangan ini daun tembaukau yang sudah kering, ditumpuk-tumpuk
lagi agar semakin kering. Suhu udaranya juga dijaga, jika kurang digunakan
pembakaran arang yang ditaruh ditempat khusus. Dari proses ini, daun tembakau
yang siap digunakan untuk menjadi cerutu dikirim ke BIN Cigar. Di tempat ini
kami melihat, bagaimana daun tembakau menjadi cerutu. Dibutuhkan ketekunan dan
ketelitian yang super, untuk menggulung menjadi cerut yang layak
didistribusikan. Tahapannya sendiri dimulai dari wrapping, filling, binding,
pressing drying dan packing. Tangan-tangan trampil di sini yang mengerjakan,
adalah perempuan.
BIN Cigar
Factory
Di ruang produksi BIN Cigar Factory,
kami disambut oleh Bapak Imam. Beliau memperkenalkan kepada kami proses daun
tembakau yang sudah siap ini, untuk menjadi cerutu. Dari dikumpulkan, digulung
hingga ujung dan ujung bisa rapi serupa buletan. Kalau masih gagal ya harus
diulang lagi, apalagi pas dites ukurannya dalamnya kempes wajib dibuat kembali.
Rumit sekali gaes ternyata, nggak cuman asal gulung jadi. Ternyata juga
diperhatikan bukan hanya gulungan yang rapi, tapi isinya pas komposisi atau
gak, diameter sesuai takaran atau tidak.
Teh Evi sama Kang Gerry yang bisa
merasakan bagaimana rasanya cerutu, mereka mendapatkan kesempatan mencoba. Pak
Imam pun mempraktekkan bagaimana cara menghisap cerutu yang baik, dari memotong
ujungnya dahulu, menyulut dengan api lantas dihisap tapi tidak ditelan. Hanya
dikumur-kumurkan saya dibagian dalam mulut, ternyata menghisap cerutu dan rokok
itu berbeda ya. Saya baru ngeh di sini, duh katrok banget yes! Yang paling
dashyat adalah, dari penanaman tadi, proses petik, penyimpanan dan dibuat
sampai bisa diekspor membutuhkan penyimpanan sampai dua tahun gengs! Mantap
banget, pantesan cerutu lebih mahal, jadi tahu deh sekarang. Emang berapa sih
harga cerutu dari Boss Cigar Factory? Harganya bervariasi gengs, yang paling
murah seharga Rp 60 ribu dan termahal, 4,5 jutaan. Ada juga cerutu raksasanya,
gede banget. Itu gimana buat masukin ke mulut ya? Hahaha ...
BIN (Boss Image
Nusantara) Cigar Factory
Alamat
:
Jl.
Brawijaya No. 3. Krajan, Jubung, Sukorambi, Kabupaten Jember.
Museum Tembakau
Puas berkeliling ke pembuatan cerutu
dari daun sampai jadi, saya bersama rombongan kembali melakukan perjalanan
menuju Museum Tembakau. Disambut oleh Pak Sunito, kami dipersilakan dahulu ke
ruang miting. Di sana kami melakukan perkenalan, dan dijamu camilan khas Jember
yakni edamame (kacang kedelai). Rasanya yakin bikin nagih, saya sedang punya
rencana membelinya online jika ada. Karena rasanya enak banget.
Di Museum Tembakau ini, kita diceritakan
mengenai sejarahnya. Yang mana tembakau sudah ada sejak tahun 1600, busyet udah
lama banget ternyata gengs. Saya pun baru tahu, duh terimakasih Mba Prita dan
Mas Nana atas kesempatan mengajak mengikuti acara Jember Sueger Camp 2018 ini.
Apa saja yang ada di museum tembakau
ini, adalah bagaimana sejarahnya. Bagaimana cara penanaman yang baik, bagaimana
teknik budidayanya, ada koleksi jenis berbagai tembakau, dan yang paling bikin
pengen punya adalah inovasi baru parfum tembakau. Pas pak Sunito menyemprotkan
di tangan kami, baunya itu enak, nggak ilang-ilang sampai terbawa pulang. Jadi
kapan kita dapet endorse parfum tembakau, Pak Sunito? Hahaha ... Ternyata nggak
kerasa udah satu jaman kita berkeliling di Museum Tembakau, yang terbilang
tidak luas ini. Saking nyamannya kali ya, dan Pak Sunito yang penuh dengan
semangat bercerita. Duh, masih banyak yang kepengen saya dengan Bapak! Tapi
waktu sudah harus mengajak berperang kembali menuju destinasi selanjutnya, kami
akan menuju ke Taman Botani Sukorambi. Letaknya ternyata nggak jauh, lho gengs.
Sampai geli, ternyata Jember itu kota banget, mau kemana-mana nggak begitu jauh
ih.
Museum Tembakau
Alamat:
Jl.
Kalimantan No. 1, Jember.
Baca juga :
Ooh Nyi ikut juga ke Jember ya? Senangnya :)
BalasHapussaya penasaran banget sama cerutu yang katanya harganya jutaan itu loh. Gimana rasanya, hehehe
Iya Teh, seneng banyak pengalaman.
HapusRasanya nggak tahu hahaha tapi rasanya pegang seneng wkwkwk nggak penasaran lagi sama cerutu di film Hollywood jadinya hahaha
Wah jadi penasaran sama tembakau bergelantungan :) ternyata prosesnya digantungin gt ya Nyi.
BalasHapusNyi ini acara sama mba Yuni admin KEB bukan sih? Seru banget ya ternyata :)
Ketemu aku Sep, seru orangnya gokil dan lucu.
HapusNyi, yang pas tembakaunya kering itu wangi loh, aku suka. Kadang kalau lewat pabrik tembakau, wanginya enak hehe...
BalasHapusBanget haahha wanginya itu piye gitu ya, jaman SMA aku lewat sawah yang banyak ditanami tembakau aku bilang wanginya enak, eh temenku bilang apek wkwkwk
Hapusduh ternyata tembakau nya juga digantungin ya, kirain cuma cintaku yg digantungin.
BalasHapuseleh kamu kak, ndang to dideklarasikan
HapusWahh keren mbak bisa mengunjungi museum Tembakau, puas banget perjalanannya.
BalasHapusAlhamdulillah mba Tuty, seneng dan bahagia.
HapusMasih kecium wangi tembakau dimana mana yaa, apalagi parfumnya itu loh Nyii..
BalasHapusAku gak nyangka main ke Kebun Tembakau, Gudang Dan pabriknya cerutu bisa jadi menarik.
BalasHapusHuwoooo, cerutu kayak di film-film :D Ternyata Jember gak cuma pantainya yang keren ya , banyak wisata edukatif lainnya kayak museum tembakau ini.
BalasHapus