Cara Mencari Peluang Usaha dengan Menciptakan Trend yang Ada dan Menciptakan Produk
Cara
Mencari Peluang Usaha dengan Menciptakan Trend yang Ada dan Menciptakan Produk – Alhamdulillah
nih, barusan ikutan Webinar Komunitas Bukalapak, selama 45 menit yang diisi
oleh Om Hakiki. Beliau adalah seorang pelapak jawara dari Komunitas Bukalapak
Banten, Gengs! Tadi beliau sharing soal, Cara
Mencari Peluang Usaha dengan Menciptakan Trend yang Ada dan Menciptakan Produk.
Sharing yang sempat saya catat,
meski tidak semuanya, karena kebetulan Ya Allah sinyal up-down. Jadilah saya hanya bisa menyimpan beberapa ilmu yang
beliau, tularkan tadi. Semoga yang nggak sempat mengikuti webinar tadi, sedikit
terbantu dengan postingan ini.
Awal Membangun
Bisnis
Om Hakiki
mengemukakan dalam Webinar, Jumat 10 Agustus 2018 ini ada 3 tahapan yang harus
kita lakukan dalam Mencari Peluang Usaha
dengan Menciptakan Trend yang Ada dan Menciptakan Produk :
1. Mencari Ide
dan Peluang
2. Riset Pasar
3. Menjalin Networking
1. Mencari Ide
dan Peluang
Dalam mengolah ide dan mencari
peluang usaha, om Hakiki browsing dan langsung riset pasar. Jadi Om Hakiki ini
contohlah, dia ingin mengambil peluang usaha ‘Peci’, bukan sekadar browsing di
marketplace saja. Tapi beliau juga mendatangi majlis Islam, seberapa
berpengeruhnya peci ini dipakai untuk muslim. Dari modelnya, warnanya dan
segala hal tentang peci beliau riset.
2. Riset Pasar
Felling dari produk dan ide usaha
sudah didapatkan, diperkuat dengan riset pasar yang sudah menjanjikan dari
berbagai segi dan seberapa berpengaruh peci, om Hakiki mulai deh cari vendor.
Hunting pemasar yang jual peci, karena di Banten agak susah Om Hakiki menemukannya
di Jogja.
Dirasa kurang asyik kalau tidak
beratap muka, beliau langsung deh terjun ke Jogja langsung melihat
pembuatannya. Tempat workshopnya dan pengrajin serta pengolahannya. Semakin
yakin untuk mengambil peluang usaha peci, om Hakiki lantas memesan satu lusin
dahulu seagai masa percobaan. Oh ternyata laku, dan banyak yang menginginkan.
Dari situ beliau mulai deh, memesan dengan skala banyak.
Dengan brandnya sendiri dia melebeli
peci tersebut, lantas di pasarkan dan diperkenalkan luas. Bahkan beliau juga
mengajukan ke tim promosi bukalapak, untuk ikutan campaign. Alhamdulilah
terjual 450 pcs, dan repeat ordet dilakukan secara terus-menerus.
“Ilmu jualan saya memang belum
mumpuni, di bandingkan dengan pelapak jawara lain,” ungkap om Hakiki di
sela-sela Webinar, “tapi di sini saya ingin membagikan sharing cara meciptakan
produk dan trend, yang saya kuasai. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk Om dan
Tante,” lanjut Om Hakiki lagi. See, saya suka kerendahan hatinya, hehehe ...
pelapak Jawara yang low profile banget! Meski udah mengepakkan sayap tinggi,
tapi nggak lupa untuk selalu turun ke bumi.
Untuk teknik fotografi sendiri, Om
Hakiki mengakui tidak mahir dalam bidang itu. Tetapi dia selalu ingat pesan
dari sharing di Bukalapak, kalau baground putih jauh lebih baik ketimbang
baground warna lainnya dan dengan tambahan sedikit poles – edit. Hasilnya akan
terlihat bagus.
Bagaimana untuk bisa memiliki gambar
foto yang bagus? Kalau kamu pelapak yang belum bergabung dengan Komunitas Bukalapak?
Wajib banget deh join, banyak tips dan shaing jualan online dari mereka yang
sudah jadi saudagar.
3. Jalin
networking
“Saya dapet ilmu, semangat dan cara
jualan dengan berkomunitas!” ucap om Hakiki tegas.
Nah untuk caranya Om dan Tante bisa
banget, follow instagram :
@pelapak_bukalapak atau buka forkomnya, (komunitas.bukalapak.com) atau juga join channel telegram atau pun
komunitas di daerah masing-masing.
Lapak om Hakiki |
Sesi tanya jawab
berlangsung meriah
Pertanyaan pertama dilontarkan
oleh tante Melly, pelapak Srikandi dari Bandung.
“Om enaknya jualan fokus satu barang atau bercabang? Dan kalau Om sendiri, lebih sering dikenal dengan jualan produk apa? Tambah lagi, kenapa lapaknya di Jakarta bukan Banten?”
“Om enaknya jualan fokus satu barang atau bercabang? Dan kalau Om sendiri, lebih sering dikenal dengan jualan produk apa? Tambah lagi, kenapa lapaknya di Jakarta bukan Banten?”
“Oh ini tante Melly yang belum punya
jodoh itu?” Kata Om Hakiki dengan bercanda, dengan kode terselubung. Saya jadi
ngakak juga ketika membaca komentar di webinar itu dan menimpali jika Melly
memang terkenal dengan kejombloannya dan srikandi Bukalapak yang cetar.
Jadi pertanyaan tante Melly dijawab
oleh om Hakiki, tidak apa memiliki banyak produk tapi sebaiknya dikategorikan
dengan sendiri-sendiri. Meski jualan peci om Hakiki juga berjualan reseller
resmi brand Rosal Indonesia. Mengapa berjualan di Jakarta, karena Om Haki
bilang, dia punya agen yang untuk drop barang jadi harga ongkirnya biar lebih
murah dan lebih gampang pemasarannya.
Pertanyaan kedua dilontarkan dari om
Adnan nih! Saya suka banget sama pertanyaan ini:
“Om
untuk menciptkan produk baru perlu branding nggak Om? Atau asal buat saja dulu?
Bagaimana caranya nentukan mau buat produknya?”
Untuk menciptakan produk apa, biasanya
saya make ‘feeling’, setelah dapet
baru lanjut laku atau nggak ke depannya, potensial nggak sih pasarnya? Kemudian
rasakan sendiri produknya. Karena saya usaha peci, saya rasain dulu pecinya.
Dari nyaman atau nggak waktu dipakai, kalau udah tahu rasanya kan kita jualan
jadi makin pede nih. Ditambah dengan penguasaan produk knowledgenya. Jadi untuk
menciptakan produk baru, memang harus persiapkan branding!
Pertanyaan terus bergulir, dari om
Narman yang cerita masalah produknya yang unlimited karena buatan masyarakat
Baduy, serta males kalo tiap hari harus upload foto lagi. Om Narman minta
strategi.
“Kalau produk ulimited memang susah,
jadi sebaiknya cari produk yang tidak unlimited. Untuk strategi male upload,
bisa disiasati dengan membuat judul produk yang general tidak spesifik. Biar
aman. Karena judul di Bukalapak tidak bisa diubah,” jawab Om Hakiki dengan
tegas.
Minimnya modal
dan bagaimana memanjagemen agar berkembang cepat
Yasir
"Kita nggak akan maju kalau kita
nggak melangkah, jalankan dengan percaya diri dan lakukan ikhtiar. Modal saya
dulu pertama jualan 500rb.”
Perlu digaris bawahi nih gengs! Kenapa
karena memang benar adanya ucapan om Haki, kita nggak akan maju kalau kita,
tidak melangkah. Melangkah saja dulu, usaha dulu, apa yang kita punya itu
dimaksimalkan. Adanya modal berapa, aksi lakukan dengan berani dan percaya
diri. Tentunya ditambah dengan ikhtiar, kita punya Tuhan, kita ada Allah nggak
perlu takut kan? Kita bisa minta apa saja ke Dia, yang Maha Pemberi dan
Pemurah. Tapi kembali lagi, Dia yang Maha Pengabul. Apakah kita sudah bekerja
keras, atau berleha-leha. Allah juga melihat dari keseriusan kita berusaha,
kekuatan kita melangkah tadi sudah seberapa jauh dan kuat? Apalagi dalam menghadapi
masalah, dalam jual beli. Tidak perlu takut, nggak perlu minder, kembali lagi. “Kita
punya Dia!” Kata Om Haki dengan semangat berapi-api menunjuk ke atas. Pemilik
dunia dan seisinya, karena kerap kali karena sudah tergoda duniawi, kita melupakan
untuk beribadah kepadanya. Termasuk takut akan soal admin yang nakal.
“Kalau
jenuh gimana dong om?” Ucap salah satu peserta webinar dengan santai. Degan santai pula om Haki menjawab, “Bisnis
pasti punya tujuan, pedagang pasti punya tujuan dan target. Kalau ga punya itu
bisnisnya nggak akan kemana-mana.”
Catat nih Om dan Tante, jenuh itu nggak akan
terjadi kalau kita sudah punya target pribadi. Misalnya aku bisnis, setahun mau
dapet apa sih? Lantas tulis perbulan mau bikin target apa. Contohnya: pengen
beli kendaraan biar aman, pengen beliin istri ini deh biar senang dan target
yang lainnya. Kalau udah gitu, perasaan jenuh itu akan kabur deh dengan
sendirinya.
Karena waktu yang terbatas, om Hakiki
pun mulai menyudahi obrolan dengan menghadiahi mereka yang terpilih. Om Yasir
yang mengaku masih pelajar umutr 21 mendapatkan, rosal brand. Kedua penanya
terbaik, juga mendapatkan dua buah peci. Lho tante Melly juga dapet peci hahaha
... Karena emang, Om Hakiki pengen ngode tante Melly agar cepet, cari ‘Akang’.
Sekian dulu ringkasan webinar, dengan
tema Cara Mencari Peluang Usaha dengan
Menciptakan Trend yang Ada dan Menciptakan Produk dari Om Hakiki pelapak
jawara dari Komunitas Bukalapak Banten. Beliau juga minta maaf, jika ada
hal-hal yang kurang berkenan dengan apa yang disampaikan tadi. Dan saya juga
meminta maaf apabila tidak lengkap uraian webinar tadi, terkendala sinyal saya
yang up-done. Semoga kita semua dilimpahi dengan kasih sayang-Nya, dimudahkan
urusannya dan selalu mendapatkan kebahagiaan. Aamiin.
Jujur saya jatuh cinta dengan baground,
lapaknya om Hakiki, ‘Belanja sambil bersedekah”. Setiap transaksi yang dibeli
dari tokonya, otomatis kita ikut sedekah seribu rupiah, yang nantinya
dikumpulkan dan didonasikan kepada yang membutuhkan. KEREN!
wah, tips yg bagus. terimakasih sudah berbagi :)
BalasHapusSama-sama mba Farida.
HapusBagusnya sih ideal kek gitu. Tapi kadang bisnis jalan karena kepepet. Makasih sharingnya Nyi
BalasHapusBener banget mba Ety, banyak bisnis yang lahir karena kepepet delalah bisa bertahan lama
HapusKrreeen dimulai dr modal yg sedikit :)
BalasHapusTips yang bagus modal selalu jadi masalah utama buatku
BalasHapusTerima kasih banyak tipsnya. Semoga bisa diterapkan smaa saya, nh. Kadang-kadang suka agak mentok ketika mencari ide :)
BalasHapusNetworking buatku yang introvert ini agak sedikit sulit. Suka cepet capek kalo lagi bergaul/bersosialisasi tuh. Tapi kayaknya demi memajukan usaha mah harus ya...
BalasHapusPoin 2 saklek banget apa ngga ya? Somehow ada beberapa bisnis yang tidak mengharuskan ngikutin apa kata ‘pasar’ kan hehehe kecuali model dan lainnya. Tapi memang harus pinter pinter cari peluang
BalasHapusDan yang penting konsisten untuk semangat berusaha setelahnya ya mba, jangan patah semangat :D
BalasHapusbener banget nih banyak bisnis yang out of the box justru lebih diterima pasar dan minim pesaing.. kalopun nanti kompetitor bermunculan yang pertama tetap jadi yang paling eksis biasanya. thank you sharing nya mba
BalasHapus