Tarian Jaka Tarub Iringi Prosesi Api Abadi Mrapen 2018
Tarian
Jaka Tarub dan 7 Bidadari Iringi Prosesi Api Abadi Mrapen 2018 - Pernah
mendengar cerita Jaka Tarub? Yang melegenda dengan 7 bidadari yang turun ke
bumi? Yuk kita flashback sejenak,
karena saya tertarik dengan kisah ini mengapa tari Jaka Tarub dan 7 bidadari
menjadi tari pengiring proses api abadi Mrapen pada Asian Games 2018.
Ketujuh bidadari ini ternyata menjadi
simbol perlambangan, bahwa Indonesia memiliki 7 pulau terbesar ialah :
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Bali.
Pemeran bidadari sendiri adalah, dari Puteri Indonesia, yang cantik-cantik bak
bidadari dalam cerita Jaka Tarub. Siapakah ketujuh Putri Indonesia itu, ialah :
Kezia Warouw,
Putri Indonesia 2016 mewakili Pulau Sulawesi
Wulandari, Putri
Indonesia 2013 mewakili Pulau Sumatera
Olvah Alhamid,
Putri Indonesia 2015 mewakili Pulau Papua
Qory Sandioriva,
Putri Indonesia 2009 mewakili Pulau Kalimantan
Ika Fionda
Putri, Putri Indonesia 2007 mewakili Pulau Jawa
Bunga Jelita,
Putri Indonesia 2017 mewakili Pulau Maluku
Zivanna Letisha,
Putri Indonesia 2008 mewakili Pulau Bali.
Semangat persatuan dan kesatuan, Bhineka
Tunggal Ika sangat kentara sekali di sini. Meski berbeda tetapi tetap satu jua.
Seperti api abadi yang dibawa dari India tersebut juga, sebagai simbol
perlambangan yang mana mengeratkan persahabatan, semangat dan kebersamaan.
Keoptimisan ini harus kita pegang sebagai rakyat Indonesia, dimana kita harus
bahu-membahu untuk menyukseskan Asian Games 2018
Bahkan Pak Erick Tohir, sebagai ketua
pelaksana Asian Games 2018, juga berpesan agar kita sama-sama menjadi panitia
sekaligus tuan rumah yang baik kepada seluruh tamu. Bagaimana selayaknya rumah,
berusaha membuat mereka betah berada di dalamnya. Apalagi Indonesia termasuk
negara yang kaya akan budayanya dan elok perilakunya.
Legenda kisah Jaka Tarub dan Nawangwulan
Alkisah Jaka Tarub, pemuda yang gagah
berani dan pemburu handal. Keluar masuk hutan menjadi kebiasaannya, tidak
pernah takut dengan apapun karena memiliki kesaktian yang tiada tara. Ketika
sedang asik berburu, dia melihat tawa ceria sekumpulan wanita, yang ternyata
adalah bidadari yang turun dari khayangan dan sedang mandi.
Jaka Tarub terpesona dengan hebatnya,
sehingga membuat ia gelap mata dan mencuri selendang salah satu bidadari yang
ada di sana. Ketika hendak mengambil selendang, menyusul 6 bidadari lain
Nawangwulan kehilangan selendangnya. Alhasil ia ditinggalkan oleh bidadari lainnya, sedih dan tidak tahu harus
kemana Jaka Tarub muncul bak pahlawan. Kemudian keduanya akhirnya menikah dan
memiliki seorang putri yang bernawa Nawangsih.
Ada kesepakatan yang telah dibuat ketika
mereka menikah, Jaka Tarub tidak diperbolehkan untuk membuka periuk ketika
beras sedang ditanak. Jaka Tarub pun mengiyakan, tetapi lambat laun diapun
penasaran apa yang ada di dalamnya. Musnahlah sudah harapan, Nawangwulan
kehilangan kesaktiannya. Mengapa selama ini kebutuhan tidak pernah habis, beras
di lumbung tidak pernah kering tersebab inilah. Nawangwulan hanya mengambilnya
sebutir.
Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya
akan jatuh juga, demikian halnya dengan Jaka Tarub yang menyembunyikan
rahasiannya dengan kepentingan pribadinya. Beras yang sering diambil dalam
lumbung padi, membuat rasasia selendang terbongkar. Nawangwulan yang marah, dan
kecewa kembali ke kayangan. Sesekali dia turun ke bumi untuk menyusui anaknya,
Nawangsih. Legenda cerita Jaka Tarub tertera di Babad Tanah Jawi.
Saya merasa bangga ketika tarian Jaka
Tarub mengiri prosesi pengambilan api abadi Mrapen, karena secara tidak
langsung lokalitas, budaya yang sudah ada dari jaman nenek moyang kita tidak
tergerus dan terus dilestarikan. Adat yang kental ini, tidak ditinggalkan
justru diangkat dalam momen yang sakral bahkan event kelas internasional. Yuk dukung serta menyukseskan Asian Games 2018 Gengs!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat