Jadi Saksi Mata Kecelakaan Lalu Lintas
Jadi
Saksi Mata Kecelakaan Lalu Lintas - Menonton berita kecelakaan di
televisi, akan berbeda dengan menyaksikannya secara langsung. Seperti pagi ini
ketika saya akan berangkat, menghadiri sosialisasi sapta pesona di Pekalongan
terjadi kecelakaan di depan mata.
Tidak jauh dari lokasi tempat tinggal,
ketika kami akan menyeberang dan dari arah lain ada seorang ibu dengan anak
yang sudah hati-hati. Saya memerhatikan ia menoleh ke kanan dan ke kiri, namun
dari arah lain pengendara lainnya melajukan motornya dengan cepat. Entah dia
nggak keburu ngerem, atau dia sudah berusaha melakukan penghindaran yang
terjadi adalah suara kencang motor beradu dengan motor. "Duar!!!"
Pada kedua motor yang saling bertabrakan
itu, sama-sama ada anak kecilnya. Saya ingin membantu mengangkat, atau paling
tidak membantu apa yang terjadi. Tapi ketika pengendara yang tidak sempat
memelankan, laju motornya ini menjerit kesakitan. Ada darah mengucur, entah
darimana saya jadi ngilu. Lemes, mules, aduh ... nggak berani. Justru saya memanggil
orang-orang untuk segera menolong dan suami saya sudah dengan sigap melakukan
semuanya.
Dari membantu pengendara meminggirkan
tubuhnya, mengambil alih motornya serta berusaha melakukan pertolongan pertama.
Kebetulan si ibu yang mengalami kecelakaan ini, bertubuh subur. Kalau hanya
diboncengkan motor akan kesulitan, mengingat kaki kanannya berdarah-darah.
Mungkin karena shock juga, dia tidak bisa bangun sendiri harus beberapa orang
membantu. Sebelumnya kami memberhentikan angkutan, tetapi dia enggan membantu
untuk mengangkut. Entah karena takut terseret, atau kejar setoran.
Alhamdulillah tetangga rumah yang sedang ada hajatan, di sekitaran lokasi
kejadian bersedia meminjamkan mobilnya mengangkut korban ke puskesmas.
Sementara si ibu yang saya rasa, dia
tidak bersalah. Alhamdulillah hanya jatuh shock, dan agak terantuk perutnya
beserta anaknya. Dibantu warga, kami membersihkan lokasi. Akhirnya saya meminta
suami, untuk jalan kembali melanjutkan perjalanan. Bukan karena tidak punya
rasa kasihan, saya tidak membantu. Teapi lebih kepada pengalaman buruk saya
jatuh dua kali, dan kesemuanya parah. Harus dijahit, serta kepala yang terantuk
benda keras membuat pingsan dan beberapa hari kabur pandangna.
"Mas, kadang kitanya sudah
hati-hati. Justru orang lain yang kurang, iya nggak?" Ucap saya kepada
suami.
"Doa dulu Dek," balas suami.
Kemudian kami berdoa bersama, doa sebelum melakukan perjalanan ditambah dengan
ayat kursi. Kami selalu melakukannya.
Jenis pengendara
yang kadang bikin mengelus dada
Ketika kita berkendara di jalan raya,
ada aturan tertulis yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Tetapi ada juga
peraturan yang tdak tertulis, yang biasanya kadang membuat kesal. Yuk coba
ulik, siapa tahu kamu pernah menjumpai ini:
Menemukan
pengendara bermotor ngobrol dengan pengendara lain di jalan
Ngobrol boleh saja, apalagi sama teman
sendiri. Tapi kalau ngobrolnya dijalanan, kemudian saling berkendara
masing-masing itu kan bikin jalanan jadi penuh. Yang di belakang ingin
mendahului jadi susah juga kan, sebaiknya menepilah dulu kalau ingin mengobrol.
Jangan di jalanan, kasihan pengendara lainnya yang diburu waktu.
Menemukan
pengendara yang main hape dengan satu tangan
Sebaiknya dalam berkendara, berfokuslah
dengan keadaan menyetir. Jangan lantas, tangan satu menyetir yang lainnya
memegang hape. Bahkan membagi fokusnya untuk membalas chating, menelepon atau
main games ketika berkendara. Bisa bahaya ini kalau meleng dikit aja, bahkan
membahayakan orang lain juga kan?
Menemukan
pengendara yang menyalip tanpa mengaba-aba
Ini kejadian beberapa hari lalu ketika
kami melakukan perjalanan, dari Kendal menuju Pekalongan. Di daerah batang
kebetulan ada yang mau nyerempet kita, dari bagian kiri. Aturan tertulis dari
satlantas, boleh menyalip asal di bagian kiri. Nah ini, nggak main kode memberi
bel salip gitu aja. Kitanya kan kaget, hampir aja. Kemudian ini juga terjadi
lagi, ada mobil sedan yang seenak udel hampir menyerempet kita juga. Saya sampe
mengomel buruk, karena bisa jadi membahayakan orang lain.
Menemukan
pengendara yang buang ludah atau buang rokok
Ini jijik banget sumpah, aku pernah dua
kali kejadian. Harusnya kalau mau meludah di sisi kiri, dan sepi. Itu dia
meludah di kanan saat kita mau menyalip, bisa dibayangin gimana nggak? Apes.
Kemudian, perokok yang biasanya masih menyulut rokoknya dengan berkendara
biasanya api ini menyambar ke belakang. Bahayakan kalau kena mata?
Menemukan
pengendara yang melawan aruh
Ini sering banget terjadi, yang biasa
melakukannya adalah bus besar. Mereka hampir nggak mau ngalah, seenak udelnya
berkendara melawan arus. Kejar waktu sih kejar waktu, tapi ingat juga nyawa
orang lain jangan main hantam jalanan.
Menemukan
pengendara yang kurang sabaran
Nggak di kota besar dan kecil, pada
jalanan selalu ada yang namanya kemacetan. Tetapi kalau menemukan kemacetan di
antara pengendara, yang kurang sabaran ini bikin saya pengen ngomel buruk lagi
hahaha ...
Menemukan anak
muda yang alay sok bleyer
Nggak tahu tujuannya buat apa, yang
pastinya mau pamer bleyeran kencengnya kalau dia keren. Padahal saya yang
berada di jalan, kalau liat yang beginian duh 'enek'. Pasti jatuhnya kita
ngedumel, "Belum tahu rasanya jatuh
tuh!"
Siap-siap berucap istigfar yang banyak
nih, kalau nemuin kasus kayak di atas. Dan masih banyak yang lainnya, tentunya
membuat kita harus bersabar berkendara di jalanan. Semoga bermanfaat, salam.
Berdoa dan harus hati-hati dalam setiap perjalanan adalah wajib.
BalasHapus