Bagi Nasi Bungkus kepada Korban Banjir Rob di Pekalongan
Bagi Nasi Bungkus kepada Korban Banjir Rob di Pekalongan - Cara termudah
agar rasa syukur lebih bisa kita nikmati, mungkin dengan melihat orang lain
tidak seberuntung dari apa yang kita alami. Jadi kita benar-benar menggengam
apa yang saat ini, sangat berharga kita miliki. Misalnya saja nikmat yang masih
bisa kita syukuri dengan datangnya Ramadhan kareem, kita bisa merasakan
memiliki orang tua dan keluarga lengkap. Memiliki kesehatan, dan segala hal
yang sering kali kita keluhkan ini ternyata menjadi bagian impian yang mustahil
orang genapi. Karena kadang kita mendapati hikmah yang tersembunyi, setelah
jauh ke depan melewatinya.
Ramadhan 2018 ini ada yang
berbeda, bukan karena Ramdhan kali ini
sudah tidak sahur sendirian lagi. Tetapi karena saudara-saudara kita yang ada
di Pekalongan, sedang terkena banjir rob. Mereka belum bisa menikmati cerahnya
rembulan penuh yang begitu manisnya bersinar, sebagian mereka justru merasakan
kedinginan. Tidak ada kebiasaan lama malas bangun untuk sahur, tidak ada
kebiasaan mencari takjil menjelang beduk magrib. Karena mereka sibuk
menyelamatkan barang-barang, agar tidak hanyut terbawa air yang datang.
Masjid-masjid sepi bukan karena, berkurangnya jamaah. Tetapi karena masjid pun
turut dari terjangan banjir.
Sore kemarin saya bersama komunitas
Bukalapak Pantura, memberanikan diri memberikan bantuan yang tidak seberapa
ini. Hanya menghantarkan 200 paket nasi bungkus, kepada korban rob yang ada di
Kelurahan Salam Manis, kota Pekalongan. Awalnya kita mau naik motor menuju
lokasi, tetapi jarak tempuh menujunya penuh dengan genangan air. Kalau semata
kaki sih tidak masalah, nyatanya jauh dari perkiraan; sebatas paha orang
dewasa. Itu pun sudah jauh mendingan, "Kemarin sedada Mbak," ucap ibu
separuh baya yang menyambut kedatangan kami.
Ramadhan tahun 2018 mengajarkan kepada
saya, tidak hanya tentang pengendalian diri tetapi juga berbagi karena peduli.
Waktu musjatab berbuka puasa bagi mereka tidak lagi begitu menggiurkan, ibadah
jamaah tarawih menguap seakan hilang hanya menjadi harapan. Saya kembali sangat
bersyukur, ternyata setiap orang diberikan ujian berbeda. Kita juga tidak bisa
membandingkan begitu saja, apa yang kita miliki dengan orang lain punyai.
Karena kita pun tidak bisa mengatakan, bahwa kita turut merasakan apa yang ia
rasakan karena sama sekali belum pernah mengalami.
Ketika sampai di lokasi Salam Manis,
mereka menyambut dengan begitu hangat. Binar-binar mata yang terpancar, sudah
cukup menggambarkan betapa harunya mereka dengan kedatangan orang-orang yang
masih mau peduli. Ada banyak di luaran sana yang abai dan tidak mau peduli,
mereka tertawa-tawa selepas berbuka. Sementara di sini, dingin dan sepi. Ada
banyak di luaran sana yang duduk manis, bersantap sahur di ruangan yang hangat
dengan menu yang enak. Sementara di sini penuh dengan air menggenang, kasur
basah yang tidak bisa ditiduri. Coba ingat kapan terkahir kali kita berempati? Begitu banyak akses
kemudahan yang kita miliki? Pernahkan memikirkan sedikit saja untuk peduli?
Dinginnya kaki, celana yang separuh
basah sengaja kami hiraukan. Tepat adzan berkumandang kami sampai di lokasi,
butuh satu jaman untuk melawan air yang keruh bercampur dengan sampah-sampah
jalanan. Risih? Tentu saja, tetapi bagaimana dengan mereka? Beberapa kali saya
berjalan melawan air sambil terseok, terjatuh dan terjeblos ke dalam lubang
yang tidak kelihatan. Sebungkus kolak yang dibuat seadanya, menjadi pembatal
puasa kami, dengan diselingi obrolan ringan seputar rob yang terjadi. Luar
biasa, nikmat kembali saya rasakan. Sebuah doa tersemat dalam hati dan
berkali-kali. Semoga mereka yang terkena rob, diberi kekuatan dan kesabaran
menghadapi. Meskipun manusia memiliki ribuan pakain, faktanya mereka hanya bisa
memakainya satu saja. Pada akhirnya memang, kita hanya perlu mengambil yang
cukup.
Salut buat semangatnya :)
BalasHapusthanks Kakak, pengen bisa memberi lebih banyak lagi. semoga.
HapusSemoga banjirnya segera surut ya mbak Nyi, Ah mulia sekali mbak Nyi ini ikut membantu mereka yang tertimpa bencana.
BalasHapusNyii...
BalasHapusBarakallahu fiikum buat tim Bukalapak Pantura.
Semoga Allah yang membalas kebaikannya.
Dan bagi yang sedang ditimpa musibah, semoga segera dimudahkan.
Subhanallah...
masyaallah ujian kesabaran bagi mereka di sana ya, semoga dikuatkan imannya dan diberikan kesehatan selalu. Salut untuk tim Bukalapak dan teman-teman yang turut membantu meringankan beban mereka
BalasHapusDuh semoga semua segera kembali membaik ya Nyi. Tetap semangat karena yakin ini juga sebuah ibadah...
BalasHapusMasyaallh ujian yang tak mudah ya. Semoga membawa berkah ya bagi yang menolong dan korban diberikan kekuatan. Aamin
BalasHapusSemoga lekas pulih banjir robnya ya Nyi. Semoga para korban banjir diberi ketabahan dalam menghadapi ujian hidup ini.
BalasHapusSemoga para korban banjir nantinya bisa berlebaran dengan nyaman karena banjirnya udah surut ya Mak. Aamiinn
BalasHapusYa Allah sampai selutut gitu ya banjirnya. Semoga baik baik saja ya warga di sana
BalasHapusSemoga diberikan kemudahan untuk semua yang ada disana
BalasHapusInsaallah setelah ujian akan datamg berkah yang indah
BalasHapusWah senangnya berbagi kasih, semoga kedepan Tak Ada lagi banjir ya kak... Pemerintah segera mengatasi persoalan banjir
BalasHapusSekarang udah surut belum mba? Mudah-mudahan segera surut dan bisa menjalani ramadhan dengan lebih nyaman.
BalasHapusSubhanallah, sangat menarik kk ceritanya
BalasHapusWah asik ya kegitan berbagi ini, apalagi di bulan ramadan. Semoga banjirnya segera surut dan para warga dapat beraktivitas kembali dengan normal.
BalasHapuswahhh, semoga bermanfaat ya pemberiannya, dan yang memberikan mendapatkan amal yang setimpal
BalasHapus