Malam Minggu di Kabupaten Batang
Nyipenengah.com - Berawal dari
status BBM sahabat saya Sipit, yang ingin bermalam mingguan di Kabupaten
Batang. Saya mengomentari jika ingin ikut serta, eh langsung deh cus jadi.
Kabupaten
Batang
sendiri, ialah salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa tengah. Kabupaten
Batang juga dekat dengan Kota Pekalongan, di mana kota yang terkenal dengan
batiknya.
Sore pukul jam 3 Sipit menjemput saya di
kostan dan kita baru berangkat pukul 5 sore. Sebelumnya saya mampir dulu ke
rumah Sipit di desa Gringsing, selepas magrib kita langsung cus ke alun-alun
Batang. Kurang lebih satu jaman perjalanan kami sampai, di alun-alun Batang
sudah ramai pengunjung yang ingin menikmati akhir pekannya.
Saya dan Sipit langsung menuju ke tengah
alun-alaun, di mana ada pohon besar yang tumbuh kemudian terkena petir dan
membelah jadi dua. Kini pohon tersebut telah di lingkari oleh pagar, namun
sayangnya anak-anak mudah pada nekat naik ke batang-batang dan bergerombol di
sana. Tentunnya mau ngapain lagi kalau tidak berpose di depan pohon itu, lantas
mengabadikannya. Saya juga tidak berdua saja lho, ada sepupu Sipit yang turut
serta bersama kami. Wajahnya yang tidak asing, membuat saya dan dia mereka-reka.
Oh ... ternyata sebelumnya kami pernah bertemu di pernikahan mbaknya Sipit,
kami sama-sama jadi domas di pernikahan itu. Hubungan saya sama Sipit, berawal
dari persahabatan saya dengan May, mbaknya Sipit. Entah kenapa justru saya dan
Sipit jadi semakin akrab setelah May menikah. Mungkin ini ada benarnya yang
dibilang teman-teman saya, jika saya supel. Gampang membaur dan mendapatkan
teman. Saya bersyukur dengan lingkaran pertemanan ini, meski jarang berjumpa
tetapi tidak saling melupa.
Selain pohon besar yang ada di
tengah-tengah alun-alun, di depan jalan raya sana ada tulisan BATANG dengan
huruf kapital. Ada juga beberapa seni ukuran yang menyambut kedatangan, siapa
pun yang ingin berkunjung ke sini. Ada Gajah besar juga di gerbang, semacam dia
yang mengucapkan selamat datang kepada kita. Di sisi kanan alun-alaun ada lokasi yang digelar, dengan alas rumput
sintetis. Nampak betulan tetapi bukan rumput asli, di kanan-kirin berdiri lampu
bola yang mengintari. Nampak romantis jika di lihat dari kejauhan.
Ngomong-ngomon soal Kabupaten Batang
ini, ada satu wilayah yang terkenal lho. Namanya Alas Roban, di mana Alas Roban, menjadi
wilayah yang lumayan ditakuti karena legendanya.
Sedikit cerita soal Alas Roban ini,
berawal dari Sultan Mataram yang menyuruh Bahurekso melamar Dewi Rantan Sari. Gadis yang cantik
jelita anak dari Mbok Rondo. Saat Bahurekso singgah ke kediaman Mbok Rondo dan
bertemu Dewi Rantan, eeh ... malah mereka saling jatuh mencinta. Aduh ... jadi
gimana dong? Yang namanya perasaan yang tetap saja perasaan, meski berkali-kali
dibunuh ya tetep aja tumbuh.
Bahurekso memilih menuruti kata hati dan
melawan Dewi Rantan, bukan untuk Sultan tetapi untuk dirinya sendiri.
Berfikirlah si Bahurekso untuk kembali ke kerajaan, sembari memikirkan jalan keluarnya
untuk mengatakan kepada Sultan perihal yang sebenarnya. Siapa sangka di jalan
ia bertemu dengan Endang Wiranti, yang wajahnya mirip persis dengan Dewi
Rantan. Bhahurekso mengatur rencana, meminta Endang menjadi Dewi Rantan. Yah
... namana bangkai akan kecium juga kan? Bahurekso diberi hukuman oleh Sultan,
untuk membuka hutan lebat yang berbahaya.
Hutan lebat yang ditumbuhi pohon-pohon
besar itu adalah jelmaan siluman, yang memiliki pemimpin siluman raksasa dan
mempunyai putri yang cantik. Dialah Dubrikso
Wati. Bahurekso bertanggungjawab atas kesalahannya, ia pergi ke hutan lebat
itu menebang habis dan berperang melawan siluman. Sebagai tanda kekalahan
tersebut, siluman raksasa menyerahkan Dubrikso Wati untuk dinikahi Bhahurekso.
Mereka menikah dan memiliki anak.
Pepohonan besar yang berhasil ditumbang habis oleh Bahurekso dan sekarang
menjadi jalan itulah yang dinamakan Alas Roban. Tetapi sampai sekarang masih
banyak pepohonan gede dan rindang. Tiap kali saya lewat kesana, ini telinga
kayak otomatis mendengung dan ketutup. Entahlah apakah masih ada misterinya,
tetapi siapapun yang lewat sini pastinya memang merasakan aura ngerinya. Jangan
lupa doa pokoknya kalau lewat Alas Roban, katanya kalau lewat sini bersama
dengan hitungan orang ganjil. Yang satu ada aja kena. Saya pernah diceritain
temen, kalau temannya ada yang ngeliat orang bawa motor tanpa kepala. Aduh ...
bismillah deh ya, balik ke topik Kabupaten Batang aja, hehehe ...
Akibat penebangan yang dilakukan
Bahurekso, dalam skala besar menyebabkan bau. Banyak bangkai siluman betebaran.
Bangkai dalam bahasa jawa disebut dengan 'batang', begitulah kira-kira asal
usulnya nama kota Batang. Sultan juga menjadikan Bahurekso sebagai Bupati
Kendal yang pertama.
Selain mencari spot unik untuk berpoto
aku sama Sipit, juga mampir menikmati kuliner nasi Megono di pak Mungkin. Pak
Mungkin? Iya, namanya pak Mungkin. Apa
saja yang saya makan di sana? Sampai jumpa ke postingan selanjutnya ya!
Salam
Kalau di tegal namanya dewi rantam sari adadi daerah pesisir tegal sari. Pernah naik motor tegal semarang dan temenku ngrjar waktu biar ga kemaleman di alas roban
BalasHapushahaha iyo kebanyakan ngejar waktu biar nggak kemalaman di Alas Roban ya.
HapusSerius beneran ada mba macam liat orang naik motor tanpa kepala?! Duh saya malah fokus ke historis mistisnya ��
BalasHapussudah jadi cerita umum kalo di sini mba Mir :-D
HapusAlas Roban terkenal horor hehehe
Nunggu penampakan nasi megononya Nyi :)
BalasHapushahahahha :-D
HapusNyi, tampilan blognya baru ya, unyu-unyu deh. Itu foto pegang lampu kok rada serem ya Nyi :)
BalasHapusuda lama ini bun :-D
HapusItu kampungnya Ibu saya, Nyi. Di Batang. Hehe, dan kalo mau ke Semarang or Surabaya pas pulang naik mobil, dulu itu emang kudu lewat alasroban yang jalanan lama. Itu horor emang selain jalanannya juga terlalu rawan. Etapi kalo sekarang kan dilewatin jalan baru, yg jalur lama kalo ga salah khusus truk atau muatan besar gitu. Jadi pengen ketemu sodara sodara di sana.
BalasHapusAyo Peh kapan? hahhaa tar ketemuan di Batang.
HapusIya sekarang sudah ada jalan baru, tetep aja tapi nembusi, kan berseberangan :-D
alas roban ini serem2 gimanaa gitu ya..mistis abiss
BalasHapushaahha cerita dari jaman baheula itu mba Lingga ampe sekarang emang sepertinya masih.
Hapushoror gini mb 😂 jadi nikah sama Dubrikso klo sama Dewi Rantannya gmn mba?gantung?hahaha
BalasHapusHahha bagian ini entah mba Herva, kali Bahurekso menyerahkan kembali Deri ke Sultan.
HapusLha, saya malah fokus ke pak Mungkin.
BalasHapusMungkinkah ada menu yg bakal bikin kita balik lagi? #eaaa
hehehe kayaknya iya mba, tapi tiap kali lewat aku belum mampir lagi
HapusSering denger Alas Roban dengan kemistisannya, tapi terlepas dari itu aku suka baca sejarah yang kamu tulisin mbak, tengkyu yaaaa :D
BalasHapussama2 mba April.
Hapuskabupaten batang, baru dengar namanya mbak. enggak seterkenal pekalongan ya, padahal tetanggaan
BalasHapusPekalongan sudah mendunia soalnya mba Liz
HapusBerdengung dan keutup gitu Nyi? ih, aku kok ngeri ya. Dulu kecil pernah lewat sana, tapi belum ngeh kalo ada cerita mistis gini loh
BalasHapusiya mba, tiap kali aku selalu gitu kalau lewat sana hehehe
Hapus