Review Novel Melankolia Ninna |The Blue Valley Series
Mengajak Ninna dan Gamal berlibur ke Bali |
Judul : Melankolia Ninna
Penulis : Robin Wijaya
Penerbit : Falcon Publishing
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku : 234 halaman
ISBN : 978-602-60514-1-7
Bahagia itu ketika Bersama
"Sesungguhnya impian aku adalah
tumbuh tua, bersamamu. Menghabiskan sisa waktuku bersama kamu." (Gamal)
Kita
akan dibawa mengenal tokoh Ninna dan Gamal sebagai pasangan suami istri di
sini. Kebahagiaan mereka tidak kurang apa pun, tumpah ruah dan berkecukupan,
tetapi ada satu yang kurang. Begitulah Tuhan memberikan ujian, rahim Ninna
harus diangkat dan keduanya akan mengalami fase yang lumayan sulit; kehilangan.
Semuanya
tidak dengan mudah berjalan, Ninna yang harus berusaha menegarkan dirinya dan
di sisi lain Gamal yang sudah sangat merindukan kehadiran seorang anak di
tengah-tengah kebahagiaan mereka. Complicated sekali, bocorannya ada wanita
lain juga yang hadir dan turut menyemarakan kisah cinta mereka. Entah bagaimana
kisah mereka, yang jelas penasaran kalian dengan ending mereka hanya bisa
ditemukan dalam novel Melankolia Ninna, hehehe ... nggak spoiler ah ^_^
Mas
Robin di sini, menulis dengan dua sudut pandang tokoh. Jadi perbab ada dua
sudut pandang, dari Ninna dan Gamal. Ninna menggunakan kata 'gue', lanas Ninna
dengan 'aku'. Kita akan diajak fokus, ketika kita membaca cerita dari sisi
Gamal dan Ninna cermati pergantian tersebut.
Saya
tergelitik dengan bab 3, dengan sub judul; Setiap Hati Punya Rahasia. Setiap
dari kita pastinya memiliki sebuah rahasia, kita menyimpannya rapat-rapat agar
tidak diketahui oleh orang lain terlebih kepada pasangan kita. Begitu juga
dalam kisah Ninna dan Gamal, mereka masing-masing memiliki rahasianya
sendiri, namun pada akhirnya
masing-masing tahu. Perseteruan yang akan terjadi atau justru sebaliknya? Ninna
yang masih menyimpan jumsuit dan sweter bayi di bawah baju-bajunya, sementara
Gamal yang masih merangkai baby crib diam-diam di gudang.
"Nin, that baby crib?"
"Kalau kamu mau menyimpannya,
tolong jangan taruh di kamar itu. Kamu boleh taruh di gudang, di workshop kamu,
atau di mana pun. Tapi jangan dalam pandangan mataku."
Dan
Ninna pun berlalu. (Halaman 162)
Setelah
ngebaca Melankolia Ninna, aku jadi bisa ngerasain dan tahu bagaimana kehidupan
setelah berumahtangga tanpa ada anak di dalamnya. Tetapi semua kembali ke diri
masing-masing yang menjalaninya. Setidaknya aku bisa mengambil banyak hikmah di
dalamnya, ketika aku akan mulai menapaki kehidupan tersebut aku sudah memiliki
pandangan dan ilmu.
Thanks mas Robin buat novelnya dan Falcon Publishing sebagai penerbitnya serta mba Alia Fathia yang memberi kesempatan untuk mereview #TheBlueValleySeries.
Thanks mas Robin buat novelnya dan Falcon Publishing sebagai penerbitnya serta mba Alia Fathia yang memberi kesempatan untuk mereview #TheBlueValleySeries.
wuaaah...sekarang jualan gak harus punya toko ya :D good job
BalasHapushahahah iki piye mas :-D
HapusBanyak review banyak jualan... Hahaha :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusCeritanya lumayan seru jugaaa
BalasHapuswww.extraodiary.com
iya kak seru dan nano nano rasanya
HapusAku pernah bayangin hidup berumah tangga tanpa anak. Ngeri sih sebenarnya
BalasHapusgimana pun juga kita harus bereproduksi, namun jika Allah berkehendak. Pasti ada hal terbaik yang sudah dipersiapkan. aamiin
Hapus