Review Novel Lara Miya | Blue Valley Series
Review Novel Lara Miya |
Blue Valley Series
|
Judul : Lara Miya
Penulis : Erlin Natawiria
Penerbit : Falcon Publishing
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku : 234 halaman
ISBN : 978-602-60514-3-1
Keluarga adalah Segalanya
Ketika
kita menjadi anak-anak, orang tua selalu mengarahkan kita dan memilihkan jalan
kebaikan untuk kita. Namun kadang kita tidak menyadari dan mengabaikannya demi
memilih jalan yang kita yakini memang yakin benar adanya. Tetapi saat kita
sadar jika jalan yang kita lalui ternyata jalan yang salah dan kita baru ngeh
kalau apa yang dibilang orang tua memang benar, bau tahu rasa kita karena tidak
nurut. Semakin hari orang tua dan kita sendiri pun semakin bertambah dan
berkurang umurnya, maka apa lagi yang ingin kita raih? Selain membahagiakan mereka ketika usia
menjelang senja.
Lara
Miya, dari judulnya saja novel ini sudah mengandung kata 'lara', sudah bisa
dipastikan akan ada banyak kesedihan di dalamnya, tetapi jangan lupa jika
kesedihan akan selalu berpasangan dengan kebahagiaan, maka ikutilah prosesnya.
Miya
kukuh meninggalkan rumah untuk bertolak ke Bali demi alasan pekerjaan yang
penting, Miya yang keras kepala mengabaikan petuah ibunda agar tetap tinggal
menjaga mereka, karena sang ayah sedang sakit. Seperti kebanyakan orang awam
lain, Miya berkeras hati untuk pergi dan akhirnya pun ia kembali dengan
segudang penyesalan atas jalan yang dipilihnya.
"Perhatiannya
kini tertuju pada sebuah rumah tanpa pagar berlantai dua dengan cat krem dan
cokelat. Satu-satunya rumah yang memasang bendera kuning di Blue Valley hari
ini" (halaman 6).
Hari
yang dilewati Miya semakin suram, kehilangan orang yang dicintai, dipecat dari
pekerjaan dan menjadi pengangguran sukses serta tinggal di rumah kakak dari
ibunya; Amaya yang memiliki aturan ketat seperti militer.
Bisa
dibayangkan bagaimana Miya yang urakan, serampangan, maunya sekehendak sendiri
dibanding dengan, Amaya yang sangat displin, tegas dengan hidupnya, sangat
profesional dan tidak boleh dibantah. Pertengkaran, adu argumen selalu terjadi
dalam suasana rumah Amaya, tetapi ada kebahagiaan tersendiri bagi Amaya.
Rumahnya tidak lagi sepi, meski keduanya sama-sama merasakan kehilangan.
Pekerjaan
Miya sebelumnya ialah sebagai social media officer dan kebetulan posisi
tersebut masih kosong di kantor Amaya. Amaya berinisiatif agar Miya mau
mengirikan CV-nya ke sana, sayangnya semua dokumen penting sudah habis dimakan
api. Berbekal email ia mengurus semuanya, meski menguras tabungannya untuk
membeli notebook. Di sana ia dipertemukan Raeka, seperti yang sudah-sudah Amaya
mengatur rencana untuk mereka agar sesuai keinginannya. Kebetulan yang dibangun
dalam cerita Lara Miya, ditulis Erlin dengan sangat cantik. Lika-liku alurnya
pas, ia bisa mengerem dengan tepat ketika sampai di belokan.
Saya
kasih sedikit bocoran ya, Raeka ini akan dijodohkan dengan Miya, hehehe ...
hari gini dijodohin? Tante Amaya memang orang yang penuh misteri, masak iya sih
Miya mau dijodohin apalagi mereka selalu berbeda pendapat. Tetapi siapa yang tahu alur cerita perjodohan mereka akan
berujung kemana.
Raeka
menghentikan Miya dengan sebuah pertanyaan, "Miya kapan-kapan saya mau
ajak kamu jalan-jalan di luar jam kantor. Boleh?"Gadis itu meoleh ke
arahnya, lalu menorehkan senyum. "Why not?" (halaman 105)
Saya
sangat berterima kasih kepada mba Erlin telah menulis novel tentang keluarga
dan cinta dengan baik, begitu juga dengan hikmah yang bisa saya serap di
dalamnya. Jangan pernah menunda untuk membahagiakan orang tua kita ya, kawan.
Jangan biarkan rasa kecewa tersimpan dalam hati mereka, karena kita hanya akan
sekali saja memiliki mereka dalam hidup kita. Selama nafas masih berembus, maka
berusaha membuat mereka tersenyum dan bahagia.
Novel dimungkinkan banget ya Nyi. Salah satu tokohnya udah berprofesi sebagai sosial media officer. Hehehehe... Ada kemungkinan merangkap jadi blogger juga :)
BalasHapusngenovel lagi yuk Teh :-D
HapusNovel yang bikin penasarannnn :)
BalasHapus#Kapan novelku nongol? hehehe
Sambil menyemangati diri sendiri :)
Semangat Kakak :-D
Hapusayo pasti bisa hhehhe tak semangatin juga
aku jadi kepo dan pengen beli bukunya :)
BalasHapusayo beliiiiiii :-D
Hapuskeren..aku mah..agak buntu kalo bikin nivel..tapi kalo baca sweneng..
BalasHapusaku suka keduanya :-D
HapusMenarik ya social media officer pekerjaannya, jgn2 penulisnya tak jauh2 aktivitasnya dr sana hehe TFS :)
BalasHapusbener banget mba April nggak jauh2 dari tugas kita
Hapus