Kekuatan Seorang Mom Blogger : Sandrine Tungka
"Tidur lelap adalah barang langka, ketika kau
harus membagi perhatian antara dirimu dan buat hatimu." (Hamasah Putri)
Nyipenengah.com – Kekuatan seorang Mom Blogger, Sandrine Tungka,
akan jadi pembahasan tema tulisan saya siang ini. Kenapa? Karena beliau adalah
pemenang kedua kocokan Arisan Link Grup 4 (BP). Saking komplitnya ulasan dalam
blognya, saya memilih ketika beliau belajar menjadi seorang; Ibu.
Saya pun lantas membayangkan kelak, jika hal itu
terjadi pada saya, tulisan Kak Sandrine membuat dada bergetar. Ya Allah,
kuatkanlah aku untuk bisa dan sabar menjalani jika waktu yang Engkau izinkan
nanti tiba, aku menjadi seorang ibu. Tulisan Kak Sandrine mampu menyentuh sisi terdalam saya,
sekalipun saya belum menikah.
Kesempatan menjadi ibu adalah cara Tuhan,
mengistimewakan kita, sebagai seorang perempuan. Tak dapat dipungkiri, krena
bagaimana pun kehadiran seorang anak ialah hal yang paling ditunggu bagi dua
orang lawan jenis yang telah memutuskan untuk membina rumah tangga. Proses
sembilan bulan mengandung hingga melahirkan, menuntut calon ibu rela untuk
mempertaruhkan jiwa dan raganya, agar bisa melahirkan bayinya dengan selamat
dan sehat.
Kak Sandrine sudah berjuang untuk itu dan kini,
beliau sedang berjuang kembali melawan rasa letih yang ia harus ubah menjadi
kata 'lilah'. Entah bagaimana rasanya ketika ia melahirkan, rasa sakit itu
sirna tatkala suara tangis bayi mungil yang ia lahirkan ke dunia menggantikan
segala rasa menjadi bahagia, hingga syukur dan doa tak pernah terlepas ia panjatkan
kepada Tuhannya.
Selamat menjalani peranmu sebagai ibu, ya Kak. Semoga
kebahagiaan dan keberkahan selalu melimpahi keluarga kecilmu, aamiin.
Izinkan saya, menulis sepotong catatan kecil, untuk kita.
Aku, kamu, dia dan mereka semua.
Aku, kamu, dia dan mereka semua.
Sepotong catatan kecil, untuk Anakku ...
Nak, ibu minta maaf, saat tua nanti jika makanan ibu
berserakan di meja, ibu akan memecahkan sesuatu atau menumpahkannya dengan sengaja.
Sesungguhnya, bukan itu yang ibu harapkan. Tetapi, kerena tubuh ibu tak lagi sekuat dulu dan
jemari ibu tak mampu memegang dengan baik. Bersabarlah ya, Nak, saat kamu
melihat ibu berlaku demikian.
Maafkan ibu, ya, Nak. Ketika tua nanti, ibu akan
sering memintamu menjelaskan sesuatu secara berulang, ibu mohon bersabarlah
menjelaskan. Pendengaran dan pemahaman ibu tidak lagi sejernih dahulu.
Maafkan ibu, Nak. Kelak, saat kamu bersusah payah
memasak dan memberikan makanan untuk ibu, ibu tidak memakannya. Pahamilah,
bahwa kondisi perut ibumu yang renta ini tidak lagi sebaik dulu.
Maafkan ibumu, ya Nak. JIka tak mampu memahami dan
mengerti benar apa yang sedang kamu bicarakan. Janganlah berpaling, janganlah
malas berbicara dengan ibu, ketahuilah, Nak. Ibu sangat senang bila dapat
berbicara denganmu, dari dulu sampai sekarang.
Ibu minta maaf, ya, Nak. Apabila badan ibu tidak
seharum dahulu, tubuh ibu yang telah renta ini tak lagi mampu menahan betapa
sejuknya air. Ibu mohon, bersabarlah jika ibu memintamu memasakkan air hangat.
Ibu harap engkau tidak memarahi dan murka kepada ibumu.
Ketahuilah,
Nak.
Ibu ingin
sekali kembali muda, mandiri dan bisa melakukan tugas sendiri.
Ibu tidak
ingin menyusahkan dan merepotkanmu
Ibu ingin,
kamu selalu fokus dengan masa depanmu sendiri dan tidak perlu memperhatikan
ibumu ini.
Tetapi,
terlepas dari semua itu, kepada siapa lagi ibu akan mengadukan segala beban
hidup jika bukan kepada anakku?
Kepada siapa
ibu bisa bermanja, menikmati masa-masa senja selain denganmu?
Maafkan ibu,
ya, Nak. Bila selalu saja merepotkanmu, maafkan ibu jika selalu saja membuatmu
jengkel dan lepas kendali. Sunguh, ibu tak ingin melakukan itu semua.
Ibu,
mencintaimu, Nak.
Suratnya menyentuh bgt mbak...*nangis di pojokan*
BalasHapuswaktu nulisnya juga mewek Kak :D
BalasHapusTerharu :')
BalasHapusItu yang nulis puisinya Kak Sandrine?
BalasHapussaya yang menuliskannya :D
BalasHapusMasih gadis tapi sudah bisa bkn surat buat calon debaynya. saluut
BalasHapussuratnya menyentuh euy *jleeeb
BalasHapusYa ampun mba itu suratnya keren banget. Saya sangat terharu. Mau nangis rasanya. Bikin pengen cepat datang kerumah :'(
BalasHapusSaya pun malah teringat sama mama saya sendiri. Jadi berkaca juga seperti apa saya memperlakukan mama saya yang sudah semakin bertambah usianya ini.
Makasih banyak ya mba atas reviewnya. Menjadi ibu adalah hal paling luar biasa yang saya alami. :)
Yervi, semacam fiksi but real :D
BalasHapusTitis, hehehe makasih mba
Sandrine, iya saya juga rindu ibu dan proud of you, Kak:)