[Book Review] Aku Juliet
Judul : Aku, Juliet
Penulis : Leyla Hana
Penerbit : Moka Media
Cetakan : Pertama, Juni 2014
Tebal : 180 halaman
ISBN : 9789797958404
Review :
Pengorbanan yang Menimbulkan Kesadaran
“Abby, kamu lihat itu, By. Pengorbananmu tak sia-sia. Semoga dengan penyatuan sekolah itu, tak ada lagi tawuran antara SMA kita.” (halaman 80)
SMA
Eleazar dan Juventina adalah sekolah SMA yang bersaing dalam segi prestasi,
juga terkenal akan tawurannya. Sekolah tersebut berdampingan dan memiliki batas
wilayah sendiri-sendiri. Atas nama solidaritas tawuran itu dilakukan, bahkan
ada satu hari di mana hari itu khusus untuk tawuran.
Camar
memiliki mimpi untuk masuk ke SMA Juventina setelah lulus SMP, begitu juga
dengan Abby menginginkan hal yang sama bisa masuk ke SMA Eleazar. Keduanya
dipertemukan di bawah deras hujan saat sedang berteduh. Camar yang tergesa
karena hari itu hari pertama ia akan melaksanakan MOS, harus meredam
ketakutannya tersebab hujan. Perkenalan pertama itu menanamkan benih harapan di
hati Abby. Sementara Camar, menjatuhkan perasaannya dengan senior OSIS-nya;
Bayu.
Ternyata
Camar harus memendam perasaannya karena Bayu lebih tertarik dengan Mentari.
Sahabat Camar sebangku; Sasa berusaha membuat Camar melupakan Bayu dengan
memperkenalkannya dengan Anto. Usaha Sasa tidak disambut baik oleh Camar,
bagaimanapun juga Sasa dianggap lancang karena tidak memintapersetujuannya
lebih dulu. Persahabatan mereka merenggang, Sasa juga berpindah bangku tempat
duduk.
Cinta memang buta. Orang yang mencinta tak akan dapat berpikir lagi. baginya hanya cinta yang menjadi napas kehidupannya. Bayu adalah napasnya. Mungkin berlebihan, tapi bukankah cinta tidak rasional? (halaman 71)
Selain itu Bayu juga
suka tawuran. Bayu memang suka tawuran, namun semenjak Satria; dedengkot
Juventina di penjara karena menyebabkan siswa Eleazar koma, ia tidak lagi
mengikuti tradisi balas dendam berasas solidaritas itu. Entah tawuran ini ada
sejak kapan namun setahu Bayu, tawuran adalah tradisi dari kedua SMA tersebut.
Perlahan
namun pasti hubungan Camar dengan Bayu membuat Camar jengah. Sifat Bayu yang
posesif, membatasi Camar untuk tidak berhubungan dengan temannya, membuat Camar
mencuri-curi waktu dengan Abby ke perpustakaan yang mereka sebut “rahasia”. Camar
yang suka membaca buku begitupun Abby membuat mereka mudah akrab, Camar mulai
bisa merasakan kenyamanan sesungguhnya.
Abby mengajarkan
pada Camar untuk bisa menabung dengan memanfaatkan uang recehan yang dimasukkan
ke dalam celengan macan ukuran kecil agar bisa dibawa kemana-mana. Receh for book.
“Ya,
nggak cukup kalau kamu pakai uang sakumu setiap hari. Sisihkan saja recehannya,
nanti kalau sudah penuh, pasti bisa deh buat beli novel, begitu saja terus.”
(halaman 93).
Yang tidak Camar tahu Bayu diam-diam mencari tahu tentang Abby. Bayu juga dengan terang-terangan mengajak Camar ke toko Donut, tempat Abby bekerja paruh waktu sepulang sekolah. Saat mereka berpapasan puaslah sudah Bayu menunjukkan siapa Abby. Abby mengira Camar sudah tidak lagi mau berteman dengannya karena ia anak yang serba kekurangan namun berusaha membantu keadaan keluarganya. Diluar dugaan Camar malah merasa bangga melihat pencapaian Abby, karena yang Camar bisa lakukan dengan belajar meraih prestasi dan rangking tertinggi demi membanggakan Mamanya. Semakin bencilah Bayu dengan Abby.
Di
waktu yang sama Bayu bertemu kembali dengan Satria. Satria meminta Bayu kembali
melakukan tawuran untuk mengenang masa ketika dia pernah diselamatkan oleh
Satria. Bayu yang sedang tersulut emosi menerima tawaran Satria. Seperti
biasanya paling tawuran kecil-kecilan dengan lemparan batu, tidak tahunya
Satria menyiapkan benda-benda tajam. Seolah sedang bermain game peperangan kedua kubu itu saling menghantamkan benda tajam.
Yang berimbas pada siswa lain yang tidak pernah ikut campur ataupun mengikuti
acara tawuan itu. Tumbanglah tubuh siswa tersebut tanpa mampu melawan karena
hantaman benda tajam itu telak mengenai organ vitalnya; jantung dan paru-paru.
Jika kau telah memilih, maka berbahagialan dengan pilihanmu. (halaman 157)
Aku Juliet, mengajarkan bagaimana
prestasi, mimpi, kepedulian dari keluarga membantu peranan tumbuh kembang anak
dan remaja yang rawan akan hal-hal buruk. Orang tua harus mengawasi
anak-anaknya, karena kasih sayang hal yang paling penting. Bagaimana pun juga
ada harga yang harus dibayar untuk sebuah cinta dan menyadarkan seseorang akan
sesuatu hal. Boleh jadi kehilangan adalah salah satu di antaranya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat