[Book Review] Sebelum Aku Menjadi Istrimu
Judul :
Sebelum Aku Menjadi Istrimu
Penulis
: Deasylawati P
Penerbit
: Indiva Media Kreasi
Tebal
buku : 224 halaman
ISBN : 978-602-8277-71-6
Tahun
terbit : Februari 2013
Review :
Mempersiapkan Diri Sebelum Menjadi Istri
Banyak lajang yang bertanya-tanya
pada saudara, pada keluarganya dan teman-temannya bagaimana persiapan menjadi
seorang istri. Tahapan dan langkah apa yang harus ditempuh agar ketika hari H
tidak panik dan ketakutan. Buku Deasylawati Prasetyaningtyas ini mengupas habis
bagaimana kita harus bertindak. Ada 6 bab yang diusut dalam buku ini, pertama ‘Bersaing
dengan Bidadari’.
Ketika kita sebagai muslimah ini
bercita-cita agar mendapatkan suami yang beriman dan shalih maka suami yang
jenis seperti ini pulalah yang sangat diidam-idamkan oleh pada bidadari di surga
itu. (halaman 12)
Singkatnya para bidadari akan
merebut suami kita yang beriman, jikalau kita tidak memertahankan suami yang
sudah kita cintai. Namun ada cara yang bisa mengungulkan kita untuk mengalahkan
para bidadari yaitu; memperbanyak ibadah kita kepada Allah.
“Mengapa
wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?” dan jawaban Rosullullah
juga sangat simpel, “Karena sholat
mereka, puasa, dan ibadah mereka kepada Allah.”
Bab
kedua membahas wanita yang baik untuk laki-laki yang baik pula. Karena untuk
mendapatkan sesuatu yang baik kita harus memperbaiki diri terlebih dahulu untuk
menjadi baik. Allah tidak akan menzalimi orang yang senantiasa berusaha ke arah
kebaikan. Dalam suatu hadis Rasul menetapkan panduan untuk kita pilih.
“Dari
Jabir ra. Sesungguhnya nasbi Muhammad saw. Telah bersabda, ‘Sesungguhnya
perempuan itu dinikahi karena agamanya, hartanya, dan kecantikannya. Maka
pilihlah yang beragama.’”(HR. Muslim dan Tirmidzi)
Bab ketiga yang memiliki porsi hampir separuh buku ini membahas ilmu tentang pernikahan, bagaimana memanajemen keuangan, kepribadian pasangan, ilmu tentang kehamilan, pendidikan anak, juga ilmu gizi disertai tips dan kiat-kiatnya. Di buku ini juga dijelaskan mengenai besar kecilnya mahar tidak dibatasi oleh syariat Islam, sekemampuan calon suami dan kerelaan hati calon istri.
Bab
keempat memaparkan tentang kesiapan mental dan perawatan pranikah. Nikah adalah
satu ibadah sunah yang sangat penting, mitsaqan
ghaliza (perjanjian yang sangat berat). Banyak konsekuensi pasangan suami
istri, apalagi jika sudah menjadi istri letak surga ada pada suami. Itulah
sebabnya kesiapan mental menjadi hal yang utama. Ada juga tes pemeriksaan
pranikah yang bisa dilakukan.; Hematologi rutin, Urine rutin, Golonga darah,
gula darah, HBsAG, VDRL, Gambaran daerah tepi, TORCH.
Bab kelima latihan-latihan penunjang ketika sudah menikah. Misalnya beberes rumah, latihan memasak, latihan mengasuh anak, jahit-menjahit. Ada trik juga untuk menenangkan bayi, anak yang rewel dan anak yang susah untuk makan.
Memiliki rumah tentunya merupakan
idaman setiap orang, meskipun bukan sesuatu yang mudah tentunda, apalagi buat
pasangan muda yang baru menikah. Maka tak perlu harus rumah pribasi, rumah
kontrakan pun bisa kita buat nyaman untuk ditinggali sehingga menambah
keharmonisan rumah tangga. (halaman 180)
Tips menyimpan daging, resep memasak
simpel, cara menenangkan anak yang rewel dan ketrampilan menjahit diberikan
dalam bab kelima.
Kalau misalnya kamu punya bekal ilmu
tentang jahit-menjahit yang pastinya akan banyak bermanfaat buat kamu dan
keluarga. (halaman 206)
Terakhir ‘Bismillah, Luruskan Niat’. Segala perbuatan bergantung pada niat
awalnya. Sebelum menikah, sebelum menentukan siapa laki-laki yang akan menjadi
calon suami, coba refleksikan kembali, untuk apa persiapan ini kamu lakukan.
Ingat, tujuan nikah adalah untuk
mencari ridha Allah. (halaman 212)
Jika kita bisa menjadikan diri
sebagai perhiasan dunia yang paling indah maka kita akan menjadi kebahagiaan
paling lengkap yang pernah ada. (halaman 216)
Sungguh setelah membaca buku ini saya mendapatkan pencerahan luar biasa, bahwa menikah adalah ibadah yang penuh perjuangan. Bukan hanya kebahagiaan yang diraih dalam waktu sebulan, namun kebahagiaan seumur hidup, sebab itu harus butuh pembekalan yang bukan main-main. Buku ini juga diberi bab tambahan bagaimana menjalin hubungan baik dengan mertua. Di akhir buku penulis mendoakan bagi sesiapa saja yang akan menikah.
Barokallahu
laki wa baaroka’alaiki, wa jama’a bainakumaa fi khoirin. (halaman 217)
+++
Nama
peresensi : Nyi Penengah Dewanti
Data
singkat : Mahasiswi STIE Semarang, jurusan Manajemen smester III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat