[Book Review] Little Edelweiss
Judul :
Little Edelweiss
Penulis :
Nita Trismaya
Penerbit :
Moka Media
Cetakan :
Pertama, Juni 2014
Jumlah hal : vi +
162 halaman
ISBN :
979-795-847-7
Review :
Jangan
Membohongi Diri Demi Gengsi
Cinta
adalah rahasia kekuatan alam bawah sadar, setebal dan setinggi apa pun dinding yang
terbangun jika cinta sudah turun tangan dengan mudah ia akan menembusnya. Kika
dan Dea adalah sama-sama orang yang berarti buat Arka. Dea masa lalu dan Kika
sahabat sejati. Arka yang mencintai gunung selalu menceritakan keindahan alam
yang terlukis oleh Tuhan kepada Kika, sehingga gadis itu tertarik untuk
mengikuti jejak Arka; menjadi bagian dari Narapala. Eksul pencinta alam dari
SMA Tirta Nusantara, SMA Arka dan Kika. Meskipun Mama, Papa dan juga Brian
gebetannya melarang Kika keukuh mengikutinya.
Ia ingin menjadi gadis
yang tangguh dan tidak manja. Pun ketika pelantikan anggota narapala diadakan
di gunung Kencana, Kika tersesat. Patah semangat karena berkali-kali jatuh,
tertempel pacet, sendirian tanpa perlengkapan pendakian dan nyaris terserang
hiportemia Kika membuktikan dirinya mampu melewati semuanya. Tentu saja karena
Arka yang menemukannya.
“Gue nggak akan pernah
maafin diri gue sendiri kalo sampe ada apa-apa dengan Kika.” (halaman 43)
“Thanks, Ar. Cuma lo yang bisa ngertiin
gue.” (halaman 60)
Kika
berteriak keras, berjingkrak senang memberi dukungan pertandingan basket
SMA-nya Tirta Nusantara melawan SMA Mentari Bakti. Support itu ditujukan untuk Brian, Brian yang menang melemparkan
senyuman untuk Kika, gadis itu membalas dengan manis. Namun tidak disangka ia
terdorong oleh seorang cewek berambut panjang; Shiera. Puncaknya saat ulang
tahun Dea, Arka mengajak Kika, sepanjang malam itu Kika ditinggal Arka
sendirian karena Dea mengambil alih Arka dari sisi Kika. Kika yang sedang
menikmati makanan dan tidak memdulikan sekitar melihat Brian dan Sheira. Luruh
sudah perasaan Kika, tubuhnya menegang dan memutuskan untuk pulang. Lebih baik
dirinya pilu daripada harus diberi bahagia namun palsu.
Liburan kenaikan kelas tiba sekaligus untuk menyembuhkan luka hatinya Kika camping ke kaki gunung salak bersama Arka dan Diaz. Dea yang mengajak liburan ke Bali namun ditolak Arka akhirnya ikut. Arka selalu mendekati Kika. Kika menghindar dan lebih memilih jalan dengan Diaz. Semakin ada kepura-puraan yang ditampakkan, dua sahabat itu menjadi semakin asing dan jauh.
Kika tidak mau menjadi kerikil dalam
hubungan mereka. Biarlah semuanya meninggalkan Kika, mulai dari Brian juga
Arka. (halaman 110)
Di
gunung Salak itu Arka melakukan kesalahan kecil yang membuat Kika murka,
niatnya Arka menghibur namun dikira Kika, Arka sudah lancang. Kika menampar
pipi Arka dan sejak itu, Arka merasa dirinya amatlah tidak mempunyai peluang menjadi
sahabat maupun merebut hati Kika. Untuk menumpahkan segala yang berkecam di
dalam hati Arka nekat pergi ke gunung Salak sendirian.
“Yaz, hub SAR posisi tebing jurang curam
longsir hujan angin kabut dingin bngt, puncak 1, hp lowbat, logistic kritis.”
Isi
SMS terakhir Arka ke Diaz dan pendakian menemukan Arka pun dimulai.
Little Edelweiss, kisah yang dibalut
dengan keindahan puncak pegunungan karena tokoh-tokohnya yang menjadi anggota
pecinta alam. Jelas sudah judul Edelweiss mewakili bunga yang tumbuh di gunung
itu menjadi symbol novel ini. Cinta, persahabatan, gengsi, harapan palsu dan
bayang cinta masa lalu turut andil mewarnai konflik novel ini.
Tersesat, terjatuh, sendirian menghadapi ujian dalam perjalanan yang dipaparkan Little Edelweiss membuat kita bercermin. Pada dasarnya dalam hidup, kita butuh teman dan kemandirian membentuk mental kita menjadi kuat. Dan cinta bukan melulu soal hati yang butuh dimengerti, namun bagaimana mengungkapkan perasaan tanpa membohongi diri. (*)
Peresensi
: Nyi Penengah Dewanti, Mahasiswi STIE Semarang, fakultas Manajemen semester
III.
dimuat :RIMANEWS
Kayak cerita2 ftv ini nyi
BalasHapus