Fenomena Kantong Plastik Berbayar


Nyipenengah.com - Fenomena kantong plastik berbayar yang sudah mulai diterapkan ritel modern di Indonesia, serentak pada tanggal 21 Februari 2016, menuai pro dan kontra. Tetapi apa pun hasilnya tetap ada hikmah yang terjadi, bahwa kita semakin menghargai plastik dan akan menggunakan maupun membuangnya dengan hati-hati. Siapa pun pasti tahu jika sampah dari plastik akan terurai 50 hingga 100 tahun.

Dampak apakah yang terjadi di masyarakat mengenai kantong plastik berbayar? Sepertinya masyarakat akan ramai-ramai jika belanja mulai membawa kantong plastik sendiri jika tidak mau kena bayar Rp 200 per lembar plastik.

Untuk pabrik plastik sendiri tidak akan mengalami kerugian sepertinya, mengingat plastik masih sangat dibutuhkan untuk membungkus barang bawaan. Hanya saja kok saya kepengennya masyarakat mengubah pola pikir dan gaya hidupnya, bukan lebih ke plastik yang berbayar dan sampah plastik yang semakin banyak, karena sampah plastik pun bisa dimanfaatkan.
Saya setuju dengan usul Wali Kota  Solo, Fx Hadi Rudyatmo, jika sebaiknya swalayan atau pasar tradisional menjual tas dengan bahan kain atau anyaman bambu untuk menekan sampah kantong plastik.

Omong punya omong, pengusaha retail akan mengembalikan uang konsumen yang sudah rela membayar kantong plastik melalui program CSR (corporate social responsibility) lantas dipresentasikan di hadapan pemerintah. Kita lihat hasilnya saja ya, gaes.

Prepare your own bag!

Postingan Terkait

10 komentar:

  1. Di daerahku juga sudah berbayar, saya setuju berbayar belum tentu mngurangi sampah plastik.

    BalasHapus
  2. Serentak sepertinya Mas @Taufiq

    Ayow Kak @Marita

    BalasHapus
  3. Saya setuju begitu mbak, dengan harapan nanti suatu saat masyarakat akan mengerti dan sadar akan lingkungan, mari kita dukung program Pemerintah...

    BalasHapus
  4. Di sini udah berbayar, tapi gak ngaruh juga tuh. Banyak yang lebih rela bayar daripada bawa tas sendiri.

    BalasHapus
  5. Nek di pedagang kecil belum banyak juga yang tahu. Pernah aku minta nek disatukan dengan barang belanjaan lain di plastik yg aku bawa, pedagange malah bingung. Perlu sosialisasi luwih sering nek menurutku.

    BalasHapus
  6. neng pasar kene Kaliwungu ya masih gratis og beb. Memang padahal dewe golek praktis ya :D

    BalasHapus
  7. Aku pribadi sudah lama sebenernya kepengen banget sistem kantong plastik berbayar ini diterapkan di negara kita. Bukannya apa-apa... masalahnya sampah kantong plastik itu beneran buanyaknya berbukit-bukit, sementara teknologi pengolahan sampah kita nampaknya belum secanggih negara-negara maju lainnya yang bahkan memang sudah mendengungkan pembatasan pemakaian kantong plastik.

    Tapi... kalau per kantong plastik cuma dihargai 200 perak, kayanya sih NDA AKAN NGARUH!!! Ya iyalah! Ini sebenernya kepengen membatasi penggunaan kantong plastik kan? Jadi mbok ya dibikin harga yang juga bikin konsumen ogah pake kantong plastik! Let say... paling minim Rp. 10.000!

    Ih mahal! Nah! Iya kan... pasti pertama2 orang bakalan mikir gitu dan akhirnya memilih bawa kantong belanjaan sendiri dari rumah ketimbang buang duit segitu untuk bayar kantong plastik! ^o^

    Anyway, no offense ya... this is just my 2 cents :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat