Pentingnya Panca Indra dalam Menulis
By Nyi Penengah Dewanti - Wednesday, September 07, 2016
Nyipenengah.com - Pentingnya panca indra dalam menulis, masih termasuk materi lanjutan dari workshop hari Minggu, 4/9/2016 #PadiMeetUp oleh mba Primadonna Angela. Karena apa pun yang terpapar dari indra penulis, sangat berpotensi jadi cerita.
Nah, bagaimana cara mengasah kepekaan kita agar selalu tajam merasakan?
"Memperbesar empati," tutur mba Prima, "bayangkan saja, posisi kita berada dalam posisi orang lain tersebut," lanjut mba Prima. Selain itu ada lagi yang lain:
Sering jalan-jalan di lingkungan rumah, dari yang terdekat lalu yang terjauh. Jalan-jalan akan memperluas wawasan kita dan membuat kita lebih memperhatikan lingkup sekitar. Mengasah kepekaan kita akan yang terjadi sehari-hari.
Jadi tempat curhat, kadang ada teman-teman kita yang curhat soal masalah kehidupannya, percintaannya, atau yang membuatnya terbebani dengan masalah-masalahnya. Menjadi tempat curhat tidak hanya melatih empait kita, namun juga kita bisa mengerti akan sudut pandang yang dialami orang lain.
Panca indra yang kita miliki sebenarnya ada berapa hayo? Iyap! Enam panca indra.
Dari penciuman (hidung), pendengaran (telinga), penglihatan (mata), peraba (kulit), perasa/pengecap (lidah) dan yang terakhir indra naluri (intuitif) hal yang tidak bisa dilihat orang lain tetapi dia bisa, seperti melihat hantu/memprediksi hal yang akan terjadi di detik ke depan.
Tetapi apa yang kita dapat, apa yang kita terima dari semua panca indra kita, jangan langsung kita percaya juga. Dibutuhkan alternatif sudut pandang dari pihak lainnya juga. Misalnya ide klise cerita Romeo dan Juliet sudah banyak ditulis nggak keitung, tapi dengan warna yang beda. Maka renungkan dan bikin sekreatif mungkin dan mengolahnya dengan yang tidak biasa, agar jadi lebih fresh dari cerita lainnya.
"Seorang penulis, tidak akan berhenti menulis, apa pun medium yang dipilihnya untuk membagikan ide," ucap mba Prima. Sisihkanlah waktu untuk menulis beberapa jam saja dalam sehari, atau beberapa menit. Jangan sampai sehari terlewat tanpa menulis.
Mba Prima juga berpesan agar kita banyak membaca karya orang lain, dari berbagai genre untuk mengasah kepekaan kita dalam menulis. Latihan, latihan, latihan terus menerus agar kita tidak merasa berat ketika menulis. Kurangi mengeluh, karena mengeluh akan membuat produktifitas kita tersendat.
Mba Prima juga memberi latihan. Untuk memilih satu nama, satu tempat dan 3 benda yang ada didekat kita. Coba tuliskan menjadi satu paragraf. Yuk bikin latihannya.
22 comments
Betuuuul, ide yg kadang klise pun,bisa jadi menarik dan berbeda jika disajikan dg sudut pandang dan gaya bercerita yg lain.
ReplyDeleteMasih harus banyak belajar nih klo soal tulis menulis gini :)
kreatifitas dan imajinasi si penulis menjadi tantangan kalo yang ini :D
DeleteKalau melibatkan panca indera biasanya pembaca seolah2 dibawa menjadi tokoh dlm cerita itu :)
ReplyDeletesaya masih belajar juga soal ini Mba :D
Deleteaku lagi belajar juga memperbesar empati ni
ReplyDeletetapi aku salut sama Mba yang baru lahiran buku berseri soal golongan darah itu :D kece Mba
DeleteKadang kalau lagi ngeblank suka bingung juga pancaindera seakan tumpul. Hihi.
ReplyDeletesiasati dengan refreshing Mba Lin :D
Deletenah itu dia menimbulkan empati lewat panca indra harus bener2 dilatih.Se akan ada ruh jika menulis.
ReplyDeletebener mba, ruh itu yang harus kita bener-bener rawat terus
Deleteiya menulis dengan menggerakkan panca indera lebih membawa emosi pembaca juga
ReplyDeleteseakan pembaca berada dan main dalam cerita ya Mba Er :D
Deletekurangi mengeluh. karena mengeluh akan membuat produktifitas kita berkurang... hiks pantes aku ga produktif :(
ReplyDeleteAyooo Inna saling menyemangati :D
DeleteOooh, baru tahu kalo intuitif ini termasuk panca indra.
ReplyDeleteTfs mba, latihannya menarik juga. Pengen nyoba nih :)
Iya mba Ning, semacam indera yang bisa ngeliat hantu, ada temenku yang bisa gitu.
DeleteLatihannya yang semangat mba, hahahha
Wah iya mba.. memang kepekaan panca indera kadnag membuat tulisan biasa jadi luar biasa.
ReplyDeleteSetuju berlatih dan berlatih dan berlatihhhh. Yuk ah..
Yuk Mba IRa :D
DeleteSeru ya...acaranya. Apalagi langsung ada latihannya ya...memang harus banyak berlatih supaya tulisan kita lebih enak dibaca ya...
ReplyDeleteYang PadiMeetUp itu pingiiin banget ikut, sayangnya berhalangan. Tapi masih bisa icip-icip dikit acaranya dari tulisan di sini
ReplyDeleteSaat menulis buat menumbuhkan empati dan kepekaan panca indera aku biasanya memejamkan mata dulu dan bayangin apa yang mau aku tulis layaknya sebuah adegan film dimana ada yang memerankan di dalamnya.
ReplyDeletePrimadona Angela org nya ngga sombong. Aku 0ernah mensyen dia di twitter, dia balas dg sgt humble. Sukaa
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat