Krisis Iklim, Anies Baswedan: Janji untuk 'Menjaga Ketertiban Dunia' Mutlak Dipenuhi

Krisis Iklim, Anies Baswedan: Janji untuk 'Menjaga Ketertiban Dunia' Mutlak Dipenuhi - Anies Baswedan, calon presiden dari Koalisi Perubahan menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan krisis iklim. Mantan gubernur DKI ini menyebutkan bahwa Indonesia harus lebih aktif dalam mendorong percepatan agenda keadilan iklim. Menurutnya, Indonesia harus ikut menentukan arah penyelesaian masalah tersebut.


Krisis Iklim, Anies Baswedan: Janji untuk 'Menjaga Ketertiban Dunia' Mutlak Dipenuhi
Krisis Iklim, Anies Baswedan: Janji untuk 'Menjaga Ketertiban Dunia' Mutlak Dipenuhi



Jika selama ini pendekatan secara diplomasi lebih cenderung berjalan transaksional, maka hal tersebut harus segera diubah. Jangan sampai menggadaikan kekayaan alam hanya sekedar untuk mendapatkan posisi tawar di depan negara lain.


Janji Menjaga Ketertiban Dunia


Tokoh politik satu ini menyampaikan ketika pasir laut sudah habis dibawa keluar negeri, hutan sudah habis dibabat, maka yang terjadi harga diri bangsa akan terkikis. Sedangkan pendiri bangsa mempunyai janji untuk menjaga ketertiban dunia dan itu harus diwujudkan oleh generasi sekarang.

Sebagai bangsa yang berdaulat, Indonesia harus menunjukkan komitmen dalam mengatasi krisis iklim. Bahkan jika memungkinkan berbagi pengalaman dalam menyelesaikan krisis tersebut. Dengan demikian, NKRI bisa berdiri sejajar dengan negara lain dan bisa menjadi bahan belajar di tingkat dunia.

Mantan orang nomor satu di DKI ini menyampaikan bahwa untuk mewujudkan keadilan iklim, Jakarta sudah memulainya. Jakarta bukan hanya menjadi ibu kota negara Indonesia, tetapi juga merupakan kota global.

Berkaitan dengan penanganan krisis iklim,mantan rektor Universitas Paramadina ini pernah mendapat amanah sebagai Wakil Ketua Komite Pengarah dalam C40. Lembaga ini merupakan jaringan kota-kota besar dunia yang berkomitmen mengatasi krisis iklim.

Anies pun telah berhasil menggerakkan kota-kota di C40 untuk berkomitmen dan menandatangani kesepakatan yang berisi target Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mitigasi krisis iklim.

Di forum internasional tersebut, Anies Baswedan menawarkan gagasannya langsung kepada sekjen PBB, Antonio Guterres. Isi gagasan tersebut adalah agar kota-kota yang ada di dunia dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan untuk mengatasi krisis iklim.

Anies mendorong dan menyampaikan gagasan agar PBB sebagai organisasi internasional dapat menyiapkan skema berisi dukungan yang paling efektif, baik untuk level nasional maupun subnasional.

Langkah ini bertujuan agar mendapat dukungan dari komunitas, dimana kebijakan yang ditujukan bagi level nasional bisa dijalankan secara efektif pada skala yang lebih kecil, yaitu di tingkat provinsi maupun kota.

Sebagai orang yang pernah memimpin ibukota, Anies menyampaikan bahwa Jakarta sudah berhasil menurunkan emisi karbon. Persoalan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab warga DKI saja. Dampak dari penurunan emisi tersebut, juga bisa dirasakan oleh penduduk dunia.


Mitigasi krisis Iklim dan Target Ambisius


Anies juga menjelaskan bahwa saat ini sebenarnya di atas kertas, pemerintah sudah mencanangkan mitigasi terhadap adanya krisis iklim. Namun target yang direncanakan merupakan angka yang ambisius. Karena itu semestinya harus segera dikerjakan secara serius agar berhasil.

Penyelesaian masalah krisis iklim jika masih menggunakan prinsip lama, sebagai business as usual, tidak akan pernah selesai. Karena itu dibutuhkan gagasan baru. Anies menyampaikan bahwa gagasan yang diikhtiarkan adalah keadilan iklim.

Keadilan iklim digagas dari janji untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut tidak akan pernah terwujud apabila penyelesaian yang diambil tidak berpihak pada masyarakat yang rentan terhadap dampak krisis iklim.

Dengan adanya keadilan iklim, maka fokus yang dituju bukan hanya ekosistem ekonomi, tetapi bagaimana mewujudkan ekosistem sosial. Artinya ekonomi dan ekologi harus diwujudkan secara berdampingan dan tidak bisa saling mematikan.

Anies Baswedan mengistilahkan proses menghadapi krisis seperti mengayuh sepeda. Prosesnya harus maju dan tidak bisa mundur. Ketika mengayuh pun harus dilakukan dengan stabil. Upaya untuk mendapatkan keadilan iklim pun harus dilakukan dengan beragam gagasan. 

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat