Jia Effendie | Maju Dengan Literasi Digital
Jia
Effendie Maju Dengan Literasi Digital - Workshop
Writerpreneur Accelerate 2019, hari
ketiga diisi oleh kak Jia Efendie, editor dan mentor di storial.co. Dulu jaman
saya seneng baca cerpen, beberapa karya yang saya suka adalah tulisan beliau.
Ceritanya asik dan membuat saya terhanyut, nggak nyangka di tahun 2019 saya
bertemu langsung dan menapatkan kenang-kenangan 1 buku.
Kak Jia mengajak kami untuk membuat
cerita di platform Storial.co, dan mendapatkan banyak pembaca dari sana. Tidak
dipungkiri sekarang jamannya serba digital, menerbitkan karya pun bisa dimulai
dari platform semacam begini. Karena dimulai dari mempublish karya seperti ini,
buku kita bisa naik cetak dengan mudah. Special dari Storial.co juga bisa
menulis kolaborasi loh, semacam tantangan buat kalian bersama teman-teman untuk
melanjutkan cerita.
Pelajaran
pertama membuat OKR (Objective Key
Results)
Kak Jia menyuruh kami berlima puluh
untuk mengerjakan tugas membuat OKR. Seperti contoh di dalam slide, kami harus
menentukan target ketika membuat buku. Jadi seorang penulis, dituntut untuk
bisa juga promosi melalui media sosialnya. Memiliki deadline tertentu, target
yang disasar usia berapa, serta menarik perhatian audience yang suka baca.
Sekarang, giliranmu buat OKR coba hehehe
...
Pelajaran kedua
CYB (Craft Your Book)
Untuk menulis sesuatu, tulislah dimulai
dari apa yang kamu rasakan. Misalnya kegelisahan, ketakutan, atau masalah. Apa
sih ketakutan yang kamu alami? Bagaimana kamu bisa mengatasinya?
Atau bisa juga dimulai dengan sebuah
premis. Premis bisa diambil menggunakan rumus (Karakter + Keinginan + Halangan). Karakter dalam ceritamu harus
bisa bertumbuh, kamu bisa memberikan ujian pada karakter tokoh dalam ceritamu.
Berikan dia dorongan agar sampai dibatas maksimum. Kak Jia berpesan,
"Hindari membuat tokoh stereotip!"
Oh ya, kalau membuat kalimat pertama itu
sebisa mungkin kalimatnya harus nendang. Di sini kami diminta untuk membacakan
kalimat pertama dari novel yang kami punya, aku tunjuk tangan dong hahaha
... Seperti contoh buku milik Eka
Kurniawan, 'Cantik Itu Luka'.
"Sore itu di akhir pekan bulan
Maret, Dewi Ayu bangkit dari kuburan setelah dua puluh satu tahun
kematian".
Satu kalimat di atas pasti membuat
pembacanya langsung penasaran ya kan? Kok bisa bangkit dari kubur, aduh ini
cerita misteri atau apa sih? Nah, kalimat pertama yang nendang ini membuat
kita, jadi penasaran akan cerita lanjutannya. Seperti itulah kalimat pertama
yang sukses.
Untuk Blurb (Paragraft cerita di
belakang novel), kenalkan tokoh utama dalam beritamu, buat blurb yang pendek
dan nendang. Jangan spoiler, dan jangan terlalu memuji isi buku. Setelah itu
kami diberikan latihan 10 menit, untuk menulis karakter dan sinopsis buku yang
akan kami tulis. Juga menggambarkan profil karakter utama yang kami buat.
Workshop writerpreneur ini, benar-benar kami diberikan materi lantas praktek
jadi menyenangkan!
Pelajaran ketiga
membuat RP (Reader's Persona)
Karena kita penulis dan juga pengusaha,
sudah selayaknya kita bisa membaca pasar. Bagaimana mengemas sebuah karier
sebagai sebuah merek. Bangun personal branding yang kuat, dengan nilai jual,
skill dan strategi yang kita miliki.
Lakukan interaksi dengan audience kita,
memberikan info yang relevan sesuai dengan citra profesi. Jangan tergoda dengan
hal yang nggak relevan, bangun komunikasi dua arah yang baik serta berikan
reward. Kamu juga bisa membuat berbagai strategi marketing, dalam penjualan
buku. Misalnya bikin giveaway dua minggu, lakukan promosi bisa dengan fb ads
atau instagram ads. Tugas terakhir, kami diminta untuk membuat buku baru di
Storial.co. Dari judul, sinopsisnya, sampulnya, tulisan perbab, rencana
pemasaran atau juga membuat videonya untuk diunggah di youtube. Huwaa ...
berasa mendapatkan siraman rohani banget, hahaha ... selama ini kan saya vakum
menulis novel dari 2013. Ya Allah ... ternyata hati saya masih di novel, semoga
dengan mengikuti WWA di Bogor ini, keinganan menulis buku semakin menggebu
aamiin.
Terima kasih kak Jia Effendie, sudah
banyak sharing ilmu yang bermanfaat. Semoga saya bisa sesukses kakak, dan
bermanfaat untuk banyak umat. Satu pesan lagi untuk kalian yang akan
menciptakan tokoh, “Tokoh sempurna itu tidak menarik!” Ucap kak Jia menegaskan
kepada kami.
Vakum nulis novel? Kalem aja, Nyiiii. Menulis kan nggak harus berupa novel.
BalasHapusAku malah udah memutuskan berhenti nulis novel (terutama remaja).