Maltofer Bantu Atasi Kekurangan Zat Besi dalam Tubuh di 1000 Hari
Pertama Kehidupan (Golden Age) -
Saya tidak pernah yang namanya minum vitamin atau suplemen. Kecuali pas sakit,
saya akan minum obat. Begitulah kehidupan saya, tidak pernah ke dokter kecuali
sakit. Tetapi setelah memutuskan untuk pergi ke luar negeri, saya mulai menata
diri karena harus melakukan serangkaian
tes kesehatan.
Karena tidak mau gagal,
mengonsumsilah saya beberapa vitamin, madu, susu dan bahkan telur setengah
matang. Begitu terus berlangsung selama seminggu menjelang, tes kesehatan. Saya
memaksakan diri meski saya tidak suka. Membayangkan setiap pagi ibu merebus
telur setengah matang untuk saya, rasanya ngilu hahaha ... "Cepetan
ditelen, sebelum adem," perintah ibu agar anak perempuan satu-satunya ini
sehat, "dipencet hidungnya, merem, telan!" Lanjut ibu menyemangati
saya menelan telur setengah matang yang selalu membuat saya mual. Sampai
akhirnya Alhamdulillah saya dinyatakan sehat dan bisa bekerja ke luar negeri.
Inilah awal dari kisah saya merantau ke negara Hongkong.
Sesaimpainya di Hongkong, saya
juga tidak bisa lolos begitu saja. Tes kesehatan kembali saya lakukan di sana,
bahkan dengan alat yang lebih canggih. Uang saku pas-pasan yang saya bawa,
masih berupa rupiah belum saya tukar dengan uang dolar Hongkong. Jadi terima
nasib saja, karena saya tidak bisa melakukan kebiasan beberapa bulan lalu
sebelum menginjak ke negeri beton ini.
Setelah dijemput oleh majikan,
dan dibawa ke rumahnya untuk mulai bekerja sebagai asisten rumah tangga saya
mulai menyesuaikan diri dengan jadwal yang telah diberikan. Belum mendapatkan
libur, belum mengenal siapapun, dan tidak tahu harus kemana menukarkan uang
membuat saya mengonsumsi apa yang saya dapatkan dari majikan. Bangun dari pukul
lima, dan tidur pada pukul dua membuat tubuh sering merasa lelah ketika
bekerja.
Bulan keempat menuju lima, saya
mulai tahu dimana letak toko Indonesia, yang saya tinggali. Dari sanalah yang
menukar uang, membeli vitamin dan suplemen agar tubuh saya tidak mulai jatuh.
Tapi saya kurang menyukai dengan aroma dan rasanya akhirnya tidak lagi
meneruskan mengonsumsi.
Saat saya pulang ke Indonesia,
karena kontrak kerja habis. Orang tua, keluarga, saudara dan sahabat memprotes
tubuh saya yang mulai mengecil dan surut. Berat badan pun berangsur menurun,
dari 42Kg menjadi 37 Kg. Ya gimana, kerja di luar negeri memang tidak semudah
dibayangan orang yang melihat dari gajinya yang besar. Tapi perjuangan juga
butuh nyali yang besar pula.
Resolusi memperbaiki kesehatan tubuh
Alhamdulillah merasa sudah bebas pulang dari merantau, ibu ingin
saya kembali bugar seperti sedia kala hehehe ... mulailah saya harus membuat
jadwal makan yang teratur, jujur selama kerja di luar negeri makan saya memang
tidak teratur dan istirahat yang kurang. Akhirnya setelah diperiksakan saya
mengalami anemia dan juga magh yang parah. Dokter bilang zat besi dalam tubuh
saya mengalami penurunan, makanya saya gampang lelah, dan lemas.
"Apalagi Adek, belum nikah
ya kan? Kebutuhan zat besi itu harus tercukupi. Untuk ibu hamil bahaya kalo
tidak!" Pesan bu Dokter langganan ibu saya.
Karena tidak ingin badan saya semakin melemah,
akhirnya saya mulai menjaga kesehatan kembali. Semoga beberapa tips yang saya
lakukan di bawah ini, dapat membantu, teman-teman ketika merasa tubuh mengalami
anemia;
Istirahat
yang cukup
Tubuh kita membutuhkan istirahat
yang cukup. Seperti kecukupan untuk tidur hingga 8 jam sehari. Waktu di
Hongkong saya tidur 4-5 jam saja, pantas saja tubuh saya gampang lelah. Karena
istirahat yang kurang, membuat organ tubuh kita tidak berfungsi dengan baik.
Memperbanyak asupan makanan dengan kandungan zat besi tinggi
Makanan apa saja sih, yang bisa
mendukung kita untuk memulihkan kekurangan
zat besi yang ada dalam tubuh kita?
·
Sayur-sayuran, seperti bayam dan brokoli, selain
banyak zat besi memiliki kandungan vitamin C yang meningkatkan imun tubuh
·
Daging sapi, kaya akan zat besi dan juga banyak
proteinnya untuk pembentukan otot
·
Kacang-kacangan, mengandung setidaknya 4
miligram zat besi. Walaupun sedikit, tapi kacang-kacangan banyak memliki sumber
serat dan protein.
·
Kentang rebus, juga bisa dikonsumsi untuk
menambah zat besi dalam tubuh. Kalau nggak suka makan kentang rebus, bisa
disiasati dengan memaksaknya menjadi sayur yang dicampur dengan wortel atau
brokoli
Melakukan
olahraga setiap hari
Siapa bilang olahraga harus
berat? Jalan kaki juga termasuk olahraga lho, kalau dilakukan dengan rutin di
pagi hari. Bersepeda juga termasuk olahraga, atau yoga. Pilih yang simpel saja
Menghindari minuman yang menghambat zat besi masuk
Ada beberapa minuman yang harus
dikurangi, saat kita sedang berusaha memulihkan zat besi dalam tubuh. Adalah
teh tidak boleh dikonsumsi, saat kita sedang rajin-rajinya makan makanan yang
kaya zat besi. Soalnya nanti penyerapan akan terhambat oleh polifenol dan tanin
dari teh. Selain teh ada kopi dan alkohol. Boleh dikonsumsi, asal tidak berlebihan.
Mengonsumsi suplemen zat besi
Suplemen zat besi yang saya konsumsi bernama Maltofer. Karena
Maltofer bisa dikonsumsi untuk segala usia, anak-anak remaja maupun dewasa.
Jujur saya nggak suka minum obat, tetapi Maltofer justru seperti permen,
soalnya dia tablet kunyah IPC pertama di Indonesia. Nggak berasa minum obat,
karena Maltofer memang bukan obat. Tapi suplemen dengan kandungan zat besi Iron
(III).
Belajar ilmu kesehatan bersama #MaltoferWoman Community dan #Combiphar
Memiliki komunitas membuat saya
belajar banyak dan berkembang. Karena suka dunia menulis, saya bergabung dengan
komunitas blogger Semarang yang bernama Gandjel Rel. Alhamdulillah pada 31
Maret 2019 lalu, bertempat di Normans Hotel Semarang saya ikut acara #MaltoferWomanCommunity, bersama
teman-teman dari Gandjelrel.
Tema yang diusung adalah 'Peran Penting Zat Besi dalam 1000
Hari Kehidupan Pertama (Golden Age)'. Setelah menikah saya pelan-pelan
belajar bagaimana menjadi orangtua yang baik nantinya, makanya saya minta mas
suami buat nemenin nganter ke acara ini meski dari Pemalang saya jabanin.
Alhamdulillah beliau sangat mendukung, gimana nggak senang saya? Hehehe ...
Sampai di Hotel Normans, saya
langsung menuju Ballroom letak terselenggaranya acara Maltofer. Setelah
registrasi, saya mendapatkan goodiebag kece dan voucher untuk mengecek
Hemoglobin saya. Aduh, deh-degan nih karena itu artinya saya bakalan ketusuk
jarum hahaha ... maap serius, saya takut kalau disuntik. Tapi alhamdulillah
jarum suntiknya berbentuk kayak pensil cetok, sekali jepret kelar. Ya ...
rasanya cenut-cenut bentar sih.
"Berapa HB-nya Kak?"
Tanya saya penasaran kepada mbak yang jaga.
'"12,8 nih. Mendekati
anemia, kalau kurang satu angka!" Ucap mbak yang jaga dengan ramah. Wadaw ... batin saya, Alhamdulillah
masih tercukupi kadar hemoglobin saya. Lega! Tapi tetap aja, saya harus waspada
nih.
Sebelum sesi acara dilanjutkan,
kami dipersilakan untuk menikmati coffee break terlebih dahulu. Dahaga
perjalanan dari Pemalang menuju Semarang, yang saya habiskan 3 jam tuntas sudah
hehehe ... dan siap menimba ilmu dari
pakarnya. Bismillah.
Disambut oleh kakak MC yang
ramah, kemudian juga ucapan terima kasih oleh Ibu Dyah, selaku Head of Brand
Activation Combiphar. Ibu Dyah juga sempat membahas soal Anemia. Ada beberapa
orang yang mengira jika anemia dalah darah rendah, ternyata pengertian tersebut
salah!
Yang benar adalah, anemia
merupakan kondisi dimana cadangan besi dalam tubuh kita kosong. Yang akhirnya
berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin jadi berkurang. Kesimpulannya, anemia
itu bukan darah rendah tetapi kekurangan darah.
Peran Penting Zat Besi dalam 1000 Hari Kehidupan Pertama (Golden Age)
Acara puncak yang tidak sabar
saya nantikan adalah materi selanjutnya, dari Dr. Hartono, Sp. A, yang
mengungkapkan jika 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) itu paling penting. Saat
memperkenalkan diri, ternyata dokter Hartono,
tugasnya di Pekalongan. Rumah saya ke Pekalongan 45 menit, huwaaa ... bisa konsultasinya deket
dong? Qodarullah, bisa bertemu di
sini ya Pak Dokter.
Golden age (usia emas) yang sering saya dengar belakangan ini,
ternyata periode emas masa pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kondisi yang
sangat baik. Dalam masa usia emas, sejak anak dalam kandungan sampai berusia 2
tahun (24 bulan) otak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Ibarat emas yang
jika ditempa dan dibentuk dengan baik maka akan menghasilkan atau tercipta emas
yang indah.
Dalam masa golden age,
pertumbuhan otak pada anak sangat sempurna. Penyerapan informasi dalam otak
sedang baik-baiknya. Sebagai calon orang tua, hendaknya kita mendidik dengan
baik dan dengan hal positif karena akan terbawa hingga dia dewasa.
Masa kehamilan, pertumbuhan
janin sampai lahirnya anak dalam masa usia emas. Sebaiknya anak diberikan gizi
yang seimbang. Karena kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, tidak
dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya. Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, seperti:
Asupan gizi
Wajib diperhatikan gizi yang
cukup untuk anak diawal masa pertumbuhannya. Karena gizi yang cukup akan
membuat si kecil berkembang dengan optimal. Tubuhnya juga memiliki imun yang
kuat, sehingga tidak mudah sakit
Zat besi
yang tercukupi
Zat besi (Fe), memiliki peranan
penting sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh, agar menghasilkan energi.
Namun bila kekurangan zat besi pada bayi atau anak, akan menyebabkan ganggual
perilaku sosio-emosional, kinerja kognitifnya jadi buruk dan fungsi motoriknya
juga memburuk. Jadi semua bersumber dari bunda di saat kehamilan, memasuki 1000
Hari Pertama Kehidupan (Golden Age).
Memberikan
stimulus
Rangsangan atau stimulus wajib
diberikan kepada anak, dengan hal yang bersifat positif. Contohnya saat kita
memberikan permainan, yang bisa menstimulus sistem motoriknya. Bisa dengan mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya.
Mencontohkan
perilaku yang baik
Masa golden age adalah masa
dimana anak menjadi peniru yang baik. Sebagai orang tua hendaknya, kita
mencontohkan sifat yang baik-baik agar tertanam dengan baik pula ketika dia
besar nanti
Memberikan
kasih sayang
Anak adalah anugerah yang paling
berharga yang diamahkah Allah kepada kita, maka berikanlah kasih sayang yang
cukup. Karena kasih sayang orang tua, yang nantinya akan jadi patokannya dalam
bersikap
Alhamdulillah, dengan mengikuti
acara dari #MaltoferWomanCommunity
yang dipersembahkan oleh Maltofer Body Friendly-Iron, saya mendapatkan
banyak ilmu kesehatan kebutuhan akan zat besi yang sangat penting. Saya juga
menyaksikan secara langsung, perbedaan suplemen zat besi Maltofer yang
diproduksi oleh #Combiphar dengan
merek lain.
Mengenal Maltofer Body-Friendly Iron
Bagaimana sih mengenali tubuh
yang mengalami kekurangan zat besi atau anemia? Jika tanpa mengecek hemoglobin,
kita bisa mengamati dari tanda tubuh yang gampang lelah. , wajah yang terlihat
pucat, merasa sering pusing, nafsu makannya kurang, mudah marah dan dilihat
dari kuku jarinya jika ditekan keliatan pucat.
Jika kasus kita seperti
tanda-tanda di atas, pasti kita butuh suplemen untuk mencukupi kebutuhan zat
besi ya kan? Nah, inilah pentingnya kita mengonsumsi Maltofer. Kandungan dalam
Maltofer ini adalah zat besi jenis Iron (III) Polymaltose Complex. Yang akan
melepaskan kandungan zat besi secara aktif dan terkontrol sesuai dengan kebutuhan
tubuh kita agar tidak terjadi penumpukan zat besi. Pada sesi mengenal Maltofer
lebih dekat, sesi dibawakan oleh Ibu Deloni Anggraini, sebagai Brand Manager
Maltofer.
Bu Deloni juga mengajak kami
membuktikan secara langsung, perbedaan Maltofer dengan merek lain. Jika
Maltofer bisa larut dalam air, sementara merek lain tidak. Penyerapan Maltofer
terkontrol dengan baik, jadi bisa membantu menyeimbangkan kebutuhan
masing-masing individu.
Keistimewaan Maltofer lainnya,
adalah dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan maupun obat-obatan. Uji tes
Maltofer dilakukan dengan melarutkannya pada segelas air teh.
Maltofer juga bisa dikonsumsi
segala jenis usia, dari bayi dari lahir, ibu hamil, orang dewasa sampai
orangtua.
Efek sampingnya dari Maltofer,
minimalnya kita akan merasa mual dan muntah. Tetapi tidak memberikan luka
lambung, jika dikonsumsi dalam waktu lama.
Yang paling penting, after taste
rasa besi yang minimal dan rasa cokelat Swiss yang enak. Bikin kita pengen
ngunyah lagi hahaha ... Karena saya langsung membuktikan sendiri, membeli
Maltofer di booth Maltofer yang disediakan. Harga di booth jauh lebih murah
dibandingkan online, hehehe ... Rp 87.500,- saya mendapatkan 5 strip, yang
setiap stripnya ada 6 tablet kunyah.
Kalau ditanya kenapa saya memilih Maltofer dibanding suplemen zat besi lain adalah;
·
Karena Maltofer asli buatan dari Swiss yang
telah ada 50 tahun di dunia
·
Maltofer aman dikonsumsi berbarengan dengan
makanan atau minuman
·
Rasa cokelat Maltofer enak, berasa nggak makan
suplemen tapi menikmati sebatang cokelat. Apalagi yang nggak demen tablet,
kayak saya heheeh ... Aman pokoknya
· Maltofer memiliki banyak varian bentuk. Ada yang
syrup, tablet kunyah (Chew), drops
dan Maltofer Fol, folic acid untuk
ibu hamil. Percaya atau tidak, saya termasuk susah untuk menelan pil. Harus ada
makanan yang dimamah, baru ditelen. Dengan Maltofer, saya merasa lega karena
cukup dikunyah atau dibiarkan seperti kita ngunyah permen
·
Maltofer aman, karena mengandung Iron Polymaltose Complex yang tidak
bereaksi secara negatif terhadap obat-obatan, minuman atau makanan lain
Aturan pakai dan dosis Maltofer
Karena kemasan Maltofer itu ada
4, aturan pakainya pun memiliki ragam dosis, seperti:
Maltofer
tablet kunyah
Saya paling cocok banget ini
dengan Maltofer tablet kunyah. Aromanya cokelat banget. Untuk dosis anak diatas
12 tahun, dewasa dan menyusui 1 tablet, dikonsumsi 1-3x sehari dalam waktu 3
hingga 5 bulan. Sampai HB-nya normal kembali. Tapi kalo sudah normal, beberapa
minggu sekali bisa mengonsumsi 1 tablet.
Untuk wanita hamil, dosis
Maltofer sama dengan dosis di atas. 1 tablet, digunakan 1-3x sehari kurun waktu
3 - 5 bulan. Kalau sudah aman Hbnya normal, satu tablet untuk cadangan sampai
akhir masa kehamilan.
Maltofer
sirup
Maltofer sirup ini tidak harus
dikonsumsi langsung, bisa juga dicampurkan dengan jus buah yang kita minum atau
dengan sayuran. Baiknya sehari 5-10ml sehari. Namun sebaiknya konsultasi dengan
dokter dahulu, untuk ibu hamil.
Maltofer drops
Maltofer drops dikonsumsi untuk
bayi dan anak-anak, ibu hamil juga bisa. Untuk bayi usia sampai 1 tahun, adalah
2-4 tetes perhari.
Untuk anak-anak, 1-12 tahun, adalah 4-6 tetes
setiap harinya
Untuk ibu hamil, bisa 20-40 tetes setiap hari. Bisa
setelah makan atau berbarengan dicampurkan dengan jus buah atau sayuran.
Malofer Fol
tablet kunyah
Maltofer folic, lebih cocok
digunakan untuk ibu hamil. Dosisnya sendiri tergantung tingkat zat besinya
perindividu. Untuk Hb normal 1 tablet sehari, sampai masa akhir kehamilan
gunanya sebagai cadangan zat besi. Cara mengonsumsinya bisa ditelan atau
dikunyah.
Nah, buat kalian yang mau
dapetin Maltofer juga kayak saya. Bisa banget untuk membeli di apotek
terdekatmu. InsyaAllah di apotek seluruh Indonesia sudah ada Maltofer. Di acara
#Maltofer #Combiphar kemarin, bertabur hadiah juga lho gaes. Alhamdulillah
meski beberapa komunitas tumpah ruah di sana, komunitas gandjelrel menyabet
semua hadiah lomba instagramnya, keren! Ada juga doorprize pengisi quisioner,
yang datang paling awal, dan juga doorprize yang melakukan pembelian Maltofer
di booth.
Sebelum sesi berakhir ada sharing juga oleh Mba Ika Puspita, putranya pernah mengalami kekurangan zat besi yang menyebabkan pingsan. Terlebih lagi mba Ika juga memiliki segudang kesibukan sebagai blogger, harus dong ya memiliki tubuh yang sehat. Nggak hanya wanita yang bisa terserang anemia, anak-anak, orang tua dan laki-laki pun bisa. Dari beliau saya juga mencontoh untuk terus waspada akan kekurangan zat besi, pokoknya jangan sampai deh keluarga kita yang mengalaminya. Makanya penting banget sedia Maltofer di rumah, sebagai antisipasi jika ada saudara yang mengalami anemia.
Kadar hemoglobin seseorang sebenarnya tergantung pada usia dan jenis kelamin. Wanita dewasa dengan usia di atas 18 tahun, hemoglobin normalnya adalah 12-15 g/dl. Sementara untuk laki-laki dengan usia di atas 18 tahun, hemoglobin normalnya adalah 13-17g/dl, ya.
Share tobe Care
Sebelum sesi berakhir ada sharing juga oleh Mba Ika Puspita, putranya pernah mengalami kekurangan zat besi yang menyebabkan pingsan. Terlebih lagi mba Ika juga memiliki segudang kesibukan sebagai blogger, harus dong ya memiliki tubuh yang sehat. Nggak hanya wanita yang bisa terserang anemia, anak-anak, orang tua dan laki-laki pun bisa. Dari beliau saya juga mencontoh untuk terus waspada akan kekurangan zat besi, pokoknya jangan sampai deh keluarga kita yang mengalaminya. Makanya penting banget sedia Maltofer di rumah, sebagai antisipasi jika ada saudara yang mengalami anemia.
Kadar hemoglobin seseorang sebenarnya tergantung pada usia dan jenis kelamin. Wanita dewasa dengan usia di atas 18 tahun, hemoglobin normalnya adalah 12-15 g/dl. Sementara untuk laki-laki dengan usia di atas 18 tahun, hemoglobin normalnya adalah 13-17g/dl, ya.
Alhamdulillah saya belum beruntung nih dapet doorprize acara
kemarin, semoga dapet doorprize dari lomba yang diselenggarakan ini, lomba
menulis dengan tema yang sudah diberikan, oleh Maltofer, yakni “Pengalaman Peran Penting Zat Besi dalam
1000 Hari Kehidupan Pertama dengan Maltofer” atau “Pengalaman Kekurangan zat
besi dan Keluarga dengan Maltofer”. Aamiin, doakan ya hehehe ...
Semoga sharing soal event dan
ilmu kesehatan dari #MaltoferWomanCommunity ini dapat bermanfaat ya
teman-teman. Semoga kita semakin menjaga kesehatan, jangan sampai kekurangan
zat besi dalam tubuh. Kalau kalian mau tahu banyak soal Maltofer, bisa banget langsung
ke websitenya Maltofer atau juga ke akun media sosial Maltofer karena ada kuis
berhadiahnya, ikutan yuk! Terima kasih Maltofer, telah memberikan kesempatan untuk belajar banyak ilmu tentang kesehatan. Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi, kalau ada umurku panjang boleh kita berjumpa lagi. Salam!
Instagram : @maltoferid
Twitter :
@CombiCareCenter
Facebook : Maltofer
Indonesia
Website :
http://www.maltofer.combiphar.com/
Sumber artikel :
Website
Maltofer Indonesia
Instagram
Maltofer
Leaflet
Maltofer
Dokumentasi :
Mba
Ika Puspita
Pribadi
Website
Maltofel
Zat besi penting sekali ya dalam masa 1000 hari pertama, saya (waktu hamil) dan anak juga dibekali maltofer sama dokter :)
BalasHapusSaya banget ini maltofer. Anemia, selama ini konsumsi obatnya yang bau besi banget itu (haha), butuh yang rasanya ramah di lidah, dan tentu aman buat segala usia. Apalagi anak-anak ya. Udah merencanakan dari pekan kemarin untuk siap sedia di rumah.
BalasHapusBener banget anak ku juga minum vitamin zat besi supaya kebutuhannya tercukupi. Insya Allah sehat dan tumbuh kembangnya optimal
BalasHapusGagal fokussssss, kangen ama si Farida deh, lama gak main ke blognya hahaha
BalasHapusBtw jadi kepo banget pengen nyobain Maltofer, secara yang namanya suplemen zat besi itu biasanya agak gak enak, yang ini kayaknya enak ya :D
Baru tahu kalau Mbak pernah kerja di Hong Kong. Dan ngeri amat mba jam tidurnya sehari cuma dapet 3 jam doang :( pantesan aja keluargamu pada protes sama badanmu yang mengecil :D Btw, itu majikannya emang galak ya? Duh maap malah jadi bahas majikan :D Gemes aku, kok tega amat orang kerja seharian cuma dikasih istirahat 3 jam di malam hari :(
BalasHapusenak banget suplemen rasa coklat, bisa-bisa langsung habis semua dimakan sekaligus hehe
BalasHapusAku juga pernah baca bahwa 1000 hari pertama itu bisa membantu menurunkan resiko stunting (Kekurangan gizi kronis sejak bayi).
BalasHapusBaidewei,
Maltofer ini keren banget terobosannya ya, menciptakan suplemen zat besi dengan rasa coklat
Kini, bertambah lagi deh referensi suplemen zat besi
Yeaaa jadi tau maltofer.
BalasHapusBtw aku selalu mencari susu yg ada zat besiny utk anakku. Karena bener, fe tuh penting bgt di golden age
loh, Maltofer ada tablet kunyah? aku tuh susah menelan tablet dan pil. Kalau nemu tablet kunyah begini aku bahagia
BalasHapusHari ini saya mau mengkonsumsi suplemen zat besi. Ya gitu deh, kadang-kadang anemia suka datang. Saya mau cari maltofer juga abis ini di apotik
BalasHapusTFS Nyi...kumplit pliiit.. Semoga kita terhindar dari anemia ini ya..
BalasHapusMaltofer wah bisa dicoba nih, saya sedang menyusui cocok banget mba. Bisa sy cb. Makasih infonya
BalasHapusPenasaran nih sama produknya maltofer apalagi ada tablet kunyahnya rasa coklat, saya kalau minum penambah darah sirup gak suka sama rasanya karena seperti karat besi
BalasHapusMaltofer memang mampu menyuplai zat besi yang baik, apalagi untuk ibu rumah tangga yang memiliki aktivitas segudang seperti saya. Dulu waktu hamil belum kenal maltofer mbak, sekarang menyusui mau coba produk ini.
BalasHapusAku baru kenal dengan Maltofer ini. Ternyata salah satu produknya Combiphar ya. Bagus juga manfaat Maltofer ini, aku pengen coba juga:)
BalasHapusWow maltofer tablet kunyah vitamin zat besi. Wah inovasi yang bagus. Tidak perlu segelas air tinggal kunyah saja
BalasHapusIbu hamil pasti butuh Maltofer supaya nggak lemes selama kehamilan ya
BalasHapusHmm... Enak mungkin yang tablet kunyah ya. Mau coba hehe.
Ibu di belahan dunia manapun sama, ternyata yaa...Nyi.
BalasHapusTapi aku dulu bukan telur setengah matang, tapi telur ayam kampung mentah dicampur madu.
Ewww~
Yaaa...
Alhamdulillah,
Ada maltofer yang berasa makan cokelat Swiss.
Zat besi penting banget buat perempuan dan ibu hamil ya, karena di kategori ini terbilang banyak yang kekurangan. Maltofer tahu benar caranya membantu para perempuan ini supaya gak anemia ya
BalasHapuskarena zat besi sangat penting buat tubuh kita, maltofer kayaknya harus jadi salah satu suplemen yang selalu tersedia di rumah nih... :D
BalasHapusAku pernah konsultasi dokter saei hasil lab aku kekuatangan zat besi. Aku pengen nyetok maltofer jadinya nyi
BalasHapusPenting banget memang bumil sama busui minum zat besi biar ibu dan baby bebas dari anemia. Aku juga sih kalau menstruasi pasti minum penambah darah soale kalau ga suka pusing.
BalasHapusZat besi memang penting banget. Enak ya kalau kayak permen. Jadi mudah juga dikonsumsi bahkan oleh anak-anak.
BalasHapusI just realize that you were at in Hong Kong before. It’s good to take care of our health and I think it is an obligation to ensure that our body needs are fulfilled
BalasHapusAku kaget lho Nyi pas pemeriksaan ternyata HBku cuma 10 hahahaa... badan segini gede ternyata kekurangan zat besi. Langsung cuzz beli Maltofer dan kunyah2 rasa coklat yang lezat.
BalasHapusKetika hamil anak pertam akupun lemah sangat mba, maklum anak pertama.. dan memang dokter selalu kasih info ke aku untuk senantiasa menjaga asupan nutrisi, salah satunya zat besi.. karena banyak pembentukan organ tubuh bayi yang memerlukan zat besi.. Alhamdulillah Maltofer ini rasa coklat ya, jadi ibu hamil yang hamilnya mual parah diawal kehamilan bisa nyunyah ini tanpa mual.. aamiin
BalasHapusMbak ternyata pernah kerja di Luar Negeri yach...wah banyak pengalaman dan duit dong,hehehhe...#bercanda... :)
BalasHapusWow usia maltofer udah 50 tahun. Pasti teruji keberhasilannya ya. Apalagi buat yg butuh banget nutrisi yg sesuai.
BalasHapusDaku juga nih, Nyi. Sering kena Anemia. Butuh Maltofer juga kayanya nih aku
BalasHapus