Rindu Kuliner Masa Lalu? Minggon Jatinan aja Ke Hutan Kota Rajawali Batang
Rindu
Kuliner Masa Lalu? Minggon Jatinan aja Ke Hutan Kota Rajawali Batang - Siapa sangka
upaya pemerintah daerah, dalam menggeliatkan usaha makanan tradisional yang
hampir punah kini menuai berkah. Minggon Jatinan adalah salah satu dari sekian
program, yang mana mendukung Visit to Batang 2022 sebagai surganaya Asia untuk
kembali ke alam.
Salah satu pedagang di Minggon Jatinan |
Pada Minggu 12 Agustus 2018 ini, Mas
Wahyu Nugroho salah satu member MIFA (Komunitas
Miliyuner Family) menyambangi Minggon Jati bersama kawan dari MIFA
lainnya. Suasana tradisionalnya sangat
terlihat sekali, dari penjualnya yang memakai keabaya dan caping, dari jajanan
tradisionalnya, dari tempat yang dipakai merupakan peralatan jaman dahulu masih
dilestarikan hingga kini.
Minggon Jatinan
back to nature
Mengapa mengambil nama Minggon Jatinan,
adalah karena 'Minggon' itu berarti
hari Minggu. Acara yang diselenggarakan ini, hanya ada pada hari Minggu saja.
Kemudian 'Jatinan', mengambil dari
lokasi yang berada di Hutan Jati yang memiliki ribuan pohon. Terselenggaranya
acara ini, juga atas kerjasama dengan PKK Kabupaten Batang dan tentunya
masyarakat yang antusias meramaikan datang ke Minggon Jati. Adanya saling
mendukung inilah, yang turut menyukseskan program Minggon Jati yang diusung
pemerintah Kabupaten Batang. Karena kalau bukan dimulai dari diri kita sendiri yang peduli, siapa lagi?
Meriahnya Minggon Jatinan |
Kuliner
tradisional yang tak lekang oleh zaman
Makanan tradisional selalu rindu kita
santap, tidak semua pasar tradisional jaman sekarang pun menyajikan. Apalagi di
zaman yang serba canggih ini makanan siap saji lebih menjadi pilihan. Namun
berbeda dengan konsep Minggon Jatinan, kuliner tradisional justru disajikan
besar-besaran bukan saja untuk reuninan namun untuk lebih dilestarikan.
Jenis kuliner tradisional di Minggon
Jatinan, sungguh membuat liur ingin menetes karena kita digoda untuk mencicipi
semua yang tersaji di depan mata. Seperti pecel, godog-godogan, bubur buroq, nasi liwet,
nasi jagung. Bahkan jajanan tradisional begitu banyak macamnya, dari Jolobiyo,
Nogosari, Getuk, putu ayu, sate kolang-kaling, awog-awog, onde-onde, blandong,
srabi dan berbagai kuliner lainnya yang bakalan bikin kamu nggak beranjak dari
sana.
Tidak hanya makanan tradisional saja
yang diusung, di Minggon Jatinan juga ada pelestarian permainan tradisional.
Yang mana sekarang sudah jarang dijumpai, ada kampung dolanan yang ditawarkan.
Permainan apa saja sih? Ada engrang, gangsingan, permainan sandal bakyak dan
masih banyak permainan tradisional lainnya.
Yang jadi menarik adalah, uang rupiah
tidak berlaku di sini gengs! Transaksi pembelian di Minggon Jatinan menggunakan
uang / koin tradisional dengan sebutan 'kreweng'.
Satu krewengnya senilai Rp 2000,- asyik banget ya kan?
Mas Wahyu, Mas Agus Ikan Asin beserta Ust Nurrokhman |
Mas Wahyu sendiri mengungkapkan
harapannya, agar Minggong Jatinan bisa lebih mengangkat potensi kearifan lokal
semakin lengkap. "Mulai dari kuliner, hiburan dan kebudayaan
lainnya," ungkapnya. Mengenai soal pandangan dari acara Minggon Jatinan
ini, mas Wahyu menambahkan, "Sudah cukup baik dari segi managemen, konsep
dan kenyamanan tempat," ucapnya dengan mengulas tawanya.
Tidak hanya Mas Wahyu yang memeriahkan
Minggon Jatinan. Ada Mas Agus Ikan Asin, Alvi putri Mamah Yayoek pemilik Kedai Mie Tempramen, dan Mifaers
lainnya. Sementara Mas Hamid sebagai ketua MIFA, mengajak serta kawan-kawan
untuk datang ke Minggon Jatinan, sebagai bentuk support MIFA dengan acara
Minggon Jatinan ini yang diworo-worokan di WAG (WhatsApp Group). Pinginnya saya menyusul, sayangnya sudah terlalu
siang untuk datang. Tapi buat kalian yang mau datang dan dekat dengan lokasi,
acara masih berlangsung hingga pukul 12.00 siang lho gaes!
Geng MIFA dan pengelola Ust Nurrokhman |
"Alhamdulillah sudah ketemu sama
pengelolannya, Ust Nurrokhman. Malah digratisi semua nih! Rejeki keluarga MIFA,
memang," seloroh Mas Hamid di WAG MIFA, dengan memamerkan foto mereka. Wahh, meriah dan keren! Kapan-kapan
harus ke sana nih, soalnya pas dulu jaman ke Hutan Kota Rajawali belum ada beginian. PR besar
nih buat liputan langsung ke lokasi, sembari menikmati akhir pekan, iya nggak?
Semoga hari liburmu menjadi
menyenangkan, jangan lupa untuk datang ke Minggon Jatinan ya! Lokasi di Hutan
Kota Rajawali, Batang. Di Jalur Pantura antara kota Batang dan Pekalongan.
Nggak jauh-jauh kok gengs! Happy weekend.
*) Kontributor : Mas Wahyu dan Mas Hamid
Sedappp mari ke sini 😍😍
BalasHapus