Review Buku Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah dari Sumatera Selatan


Review Buku Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah dari Sumatera Selatan - Buku anak memang asik untuk dibaca dan memberikan penggambaran pesan moral yang apik. Salah satu dari sekian banyak seri cerita rakyat, saya membaca cerita rakyat dari Sumatera Selatan berjudul Si Pahit Lidah yang dituli oleh Mbak Dian Kristiani. 


cerita rakyat pendek cerita rakyat nusantara 5 macam cerita rakyat
cerita rakyat pendek



Premis cerita ini tentang Serunting yang iri hati kepada adik iparnya Aria Tebing, karena kebun yang dimiliki Aria tebing mampu memaneh jamur emas, sementara kebun miliknya gersang dan tandus.



Detail Buku Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah


Judul : Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah

Rilis : 12 Oktober 2021

Negara : Indonesia

Penerbit : Bhuana Ilmu Populer

Penulis : Dian K

Jumlah Halaman : 38 halaman

Harga : Rp31.900

Media baca : e-reader Gramedia Digital



Sinopsis Buku Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah


Serunting iri pada Aria Tebing yang memiliki kebun jamur emas. Serunting pun berduel dengan Aria Tebing, namun dia kalah. Karena malu, dia meninggalkan desanya, dan bertemu seorang kakek sakti. Kini, Serunting punya kesaktian! Apa yang dia ucapkan, akan jadi kenyataan. Serunting berniat membalas dendam pada Aria Tebing, apakah niatnya itu akan terlaksana?


Resensi Buku Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah dari Sumatera Selatan


Di setiap daerah memiliki kekhasan cerita masing-masing, cerita dari buku ini mengisahkan Si Pahit Lidah, cerita yang berasal dari Sumatera Selatan. Kisah yang apik dan bisa menjadi contoh anak-anak untuk selalu berbuat baik. 


Al kisah tokoh Serunting menikah dengan Siti, kakak dari Aria Tebing. Mereka membagi dua kebunnya agar tidak berebut warisan dengna orangtuanya. 


Kebun Aria Tebing suatu ketika memanen jamur emas sangat banyak, dan ia mendapatkan keuntungan yang besar. Berbeda dengan kebun milik Serunting. Timbulah perasaan iri hati, kepada Aria. Maka Serunting mengajak duel. Siapa yang menang akan mendapatkan kebun milik yang kalah. 


Aria yang tidak pandai bertarung, meminta bantuan kakaknya Siti untuk mencari tahu kelemahannya. Namun Siti punya permintaan, jangan sampai adiknya mencelakai suaminya. 


"Tapi jangan lukai suamiku. Janji?"

"Ya, aku berjanji," sahut Aria Tebing.

(Halaman 10).


Benar saja Aria menang dan Serunting kalah. Karena malu dan sebal dengan istrinya, ia pergi meninggalkan desa. Ia terus berjalan dam sampai ke Bukit Siguntang dekat dengan Gunung Mahameru. Di sana Serunting mendapatkan mimpi, untuk bertapa dan akan mendapatkan kesaktian jika melakukannya. Benar saja ia bertapa sampai tubuhnya tertutup dengan daun, dan mendapatkan kekuatan bahwa apa yang diucapkannya akan menjadi kenyataan. 


Saat turun gunung, ia mencoba berkata-kata dan mengubah apa yang ada di dekatnya. "Ayam gundul!" "Durian Batu!"

Apa saja yang diucapkan oleh Serunting menjadi kenyataan, makanya setiap orang yang bertemu dengannya memilih untuk menjauh karena takut dikutuk. Sejak saat itulah Serunting dijuluki, 'Si Pahit Lidah'.

cerita rakyat pendek cerita rakyat nusantara 5 macam cerita rakyat
cerita rakyat nusantara


Serunting yang ingat akan dendamnya kepada Aria ingin segera pulang dan membalas dendam. Di pertengahan jaln ia kelelahan dan beristirahat, tapi sepanjang jalan yang ia lewati sangat tandus. Maka ia pun berucap, "Tumbuhkan pohon-pohon yang rindang di sini!" seketika tumbuh pohon-pohon dan penduduk menjadi senang dan takjub, mereka mengucapkan terima kasih. Ada rasa yang berbeda dalam diri Serunting ketika orang-orang tidak menjauhinya dan justru mengucapkan terima kasih. 


Ia juga betemu dengan kakek dan nenek yang mencari kayu kepayahan. Ia menawarkan untuk memberi anak, tetapi mereka sudah renta. Maka serunting mengambil uban di rambut nenek dan kakek, menjadikan uban tersebut anak laki-laki dan perempuan yang sehat. Mereka berdua mengandeng nenek dan kakek untuk menuju pulang. Ah ... sungguh terharu dengan apa yang dilakukan Serunting nih. 


Jadi dalam sepanjang perjalanan Serunting selalu mengucapkan permintaan baik untuk orang-orang agar mereka bahagia. "Ternyata, menyenangkan jadi orang baik," batin serunting. Kerinduannya  untuk pulang ke rumah bertemu istri dan adiknya, apakah menjadi petaka ataukah justru bahagia? 


Hikmah dalam Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah dari Sumatera Selatan


  • Perbuatan buruk itu tidak baik
  • Siapa yang jahat akan mendapatkan balasan yang buruk dan yang berbuat kebaikan akan diberikan kebaikan pula
  • Orang yang jahat juga bisa berubah menjadi baik
  • Melakukan kebaikan itu sangat membahagiakan
  • Orang yang kita sayangi tidak boleh kita benci
  • Siapapun bisa melakukan kesalahan, namun memafkan adalah cara yang paling Tuhan senangi. 


Yuk baca selengkapnya dalam  Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi: Si Pahit Lidah dari Sumatera Selatan


Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat