Review Film Beasts That Cling to The Straw | Perebutan Kejam Manusia yang Dihadapkan pada Sekantong Uang



Review Film Beasts That Cling to The Straw - Bagaimana rasanya jika kamu menemukan uang Milyaran, di tempat kerjamu yang ditinggalkan orang? Tapi kamu butuh uang, untuk mengobati ibumu. Mengambilnya sedikit, memberikan kepada polisi, atau membawanya pulang dulu biar aman? Premis dari film ini adalah, perebutan tas yang berisi uang dari satu orang ke orang yang lain. 




Film Beasts That Cling to The Straw dibuat seperti laiknya novel, bab 1 membahas soal 'hutang', bab 2 membahas soal 'Orang Tolol', bab 3 membahas 'hiu' dan lain sebagainya semacam clue buat pemirsa yang noton. Jadi kita harus menonton perbab, untuk tahu cerita selanjutnya. Gemes banget dan selalu bikin penasaran. Ternyata Film Beasts That Cling to The Straw, diadaptasi dari novel Jepang dengan judul yang sama persis.

Dalam Film Beasts That Cling to The Straw, digambarkan tokoh-tokohnya hidup dalam masalah yang rumit, pelik dan menyebabkan keputusasaan. Dilihat dari covernya ada 8 orang, yang memiliki masalah sendiri-sendiri tapi hubungan mereka saling berkaitan sebenarnya.

Ada Benang Merah di Setiap Cerita


Misalnya pada cerita Bab 1 dengan judul 'hutang', mengisahkan seorang pemilik restoran yang berjuang agar ibunya bisa sembuh. Dia bekerja keras, dibanding pegawai lainnya di tempat sauna. Suatu ketika dia menemukan tas berisi uang, di dalam loker tempat sauna. Antara bingung dan senang karena memiliki solusi, dari semua masalah keuangannya. Tapi dia tidak mengambilnya, melainkan menaruh tas tersebut ke gudang penyimpanan. Siapa tahu ada yang memiliki dan mengambilnya, tetapi nyatanya tidak.

Pada Bab selanjutnya, seorang petugas bea cukai terlibat masalah dengan rentenir. Masalah terlilit hutang yang disebabkan oleh pacarnya, sang pacar kabur dan tidak membayar uang tersebut. Ia harus melunasinya dalam tempo seminggu, kalau tidak dia akan mati dan ususnya akan dimakan oleh pegawainya. His ... serius ini rentenir punya pegawai yang banyak tato, tinggi, serem dan doyan makan usus mentah. "Dia suka makan usus, baik usus hewan atau manusia. Kamu nggak mau kan ususmu dimakan dia?" Begitu ungkap rentenir tegas, kepadanya.

Pada Bab seterusnya, ada ibu rumah tangga yang hidup dengan suaminya dan terus disiksa. Dia berusaha mendapatkan uang untuk suaminya, dengan menjual dirinya. Dia disayang bosnya, karena bosnya pernah mengalami serupa. Mami-mami gitulah, dia baik dan selalu ada untuknya.




Ada lagi seorang pelayan bar, yang sedang belajar untuk memulai kehidupan barunya dan orang imigran yang singgah di Korea untuk mencari penghidupan. Lantas mereka dihadapkan pada sejumlah kenyataan, dari terlilit hutang, terbentur kebutuhan, berobat untuk orangtua dan lain sebagainya. Tiba-tiba ada sekantong tas berisikan, milyaran uang. Siapa yang nggak kepengen memilikinya? Tapi masalahnya sebenarnya, uangnya ini milik siapa sih? Pada bab-bab selanjutnya jawaban itu mulai terlihat. Sebagai penonton kita akan menarik-narik benang merah, dan kesimpulan oh jadi ini tuh, aslinya uangnya si dia. Jujur, suka banget sama sutradara dalam meramu ceritanya.

Salah satu yang bikin saya miris adalah adegan ibu rumah tangga, yang menjajakan dirinya di bar karena setiap hari kena pukul suaminya. Katanya penyebab dia memiliki hutang, adalah karena sang istri. Suatu ketika ada imigran yang  minta ditemani oleh seorang pemandu wanita, tapi sangat pemilih dan membuat kesal. Eh, pas giliran si doi yang datang dia mau ditemani. Syukurlah ya, dan kemudian mereka terus berhubungan.

Si imigran ini jatuh cinta dengan ibu muda tersebut, dan berniat untuk membantu menyelamatkannya. Pas malam hari, dia sudah bersiap untuk membunuh suami ibu muda tadi. Eh ... setelah ditabrak dan dikuburkan, suaminya si ibu muda balik dari minum-minumnya. Kaget dong, ternyata masih idup, berarti salah bunuh orang dong? Dan tokoh imigran ini akhirnya mati, karena ditabrak oleh ibu mudanya. Penasaran kan kenapa? Udah ditolong, eh ... malah dibunuh. Minta bantuanlah si ibu muda kepada Mami, pemilik barnya.


download film beasts clawing at straws sub indo beasts clawing at straws sinopsis nonton beasts clawing at straw
Si Mami


Mereka semakin dekat, dan akhirnya mami menyarankan untuk ibu muda tersebut membuat adegan rekayasa pembunuhan dan berhasil. "Kamu menjadi orang baru sekarang," ucap mami tersebut. Karena ingin tinggal di negara lain, ibu muda ini ingin berpamitan dong sama mami. Dia juga membagi duit yang didapat dari almarhum suaminya, dari polis asuransi. Pada adegan selanjutnya, eh ... si ibu muda ini tangan dan kakinya ditali kemudian dimultilasi. Hiks ... ngeri. Nggak nyangka si mami yang saya anggap baik, ternyata! Demi apa coba? Saya masih penasaran dan mengikuti potongan bab selanjutnya.

download film beasts clawing at straws sub indo beasts clawing at straws sinopsis nonton beasts clawing at straw
Ibu Muda yang mengalami kekerasan


Spoiler dikit, ternyata uang yang berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya itu milih ibu muda ini lho. Mereka semua yang ingin mendapatkan uang dengan cuma-cuma itu, dan telah menghabiskan uang yang dipunyai ingin cara yang mudah. Wagelaseh! Ini ... entah aslinya beneran fiksi atau beneran aslinya ada kisah demikian. Sungguh mengerikan ya ternyata sifat manusia ini. Tapi semua kisahnya sih seperti realita, taruhlah si pegawai yang kerja di spa/pemandian yang menemukan tas berisi uang pertama kali. Bisnisnya yang gagal, membuatnya hampir menyerah kalau saja tidak ingat ada ibunya yang memiliki penyakit lupa ingatan ini. Bahkan manager muda yang mempunyai spa tersebut, ikut andil sering tidak menghargai dan bilang kalau dia nggak becus karena dia orangtua. Kenyataannya dia paling rajin, dibanding pegawai lain. Dia bahkan mengesampingkan soal tuduhan, dia menghabiskan soda. Padahal yang ngambil pekerja lain juga. Huah ...! Bener-bener deh, ini film ya lumayan menguras otak dan emosi. Selamat menonton nonton beasts clawing at straw!

Baca juga : 

Review Film Time to Hunt 2020 | Aksi Bromance Sehidup dan Semati


Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat