Awalnya Pahlawan Devisa Sekarang Belajar jadi Pengusaha agar Menjadi Pribadi yang Mandiri, Unggul dan Produktif



Awalnya Pahlawan Devisa Sekarang Belajar jadi Pengusaha agar Menjadi Pribadi yang Mandiri, Unggul dan Produktif - Bapak Presiden Jokowi bilang, "Kualitas SDM itu harus dibangun sejak di dalam kandungan. Supaya tidak ada lagi stunting pada anak. Kesehatan ibu dan anak menjadi yang paling utama, terutama dalam usia emas, sampai tujuh atau delapan tahun. Kemudian kita tingkatkan kualitas pendidikan dasarnya, sampai dengan perguruan tinggi. Bukan hanya untuk membuat generasi muda menjadi pintar dan mampu berkarya, namun juga untuk mencetak generasi Pancasilais, yang toleran, kokoh dan bergotong royong."




Saya sangat setuju dengan apa yang beliau sampaikan, tetapi pada kenyataanya hal tersebut tidak bisa dipukul rata. Ada yang tidak bisa mendapatkan penghidupan yang layak, bisa jadi karena kemiskinan yang melanda, tidak mendapatkan lapangan pekerjaan atau bahkan haknya yang kena rampas. Memang bukan semata tanggungjawab pemerintah, tapi seluruh elemen bangsa harus sadar bersama-sama untuk terlibat dalam meningkatkan SDM yang ada di Indonesia ini.

Sebagai contoh dalam kehidupan saya sendiri, saya tidak mampu mengenyam pendidikan perguruan tinggi karena tidak mampunya orangtua menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya saya hanya menempuh pendidikan sampai dengan Sekolah Menengah Atas, kemudian memutuskan untuk bekerja ke luar negeri. Dimana pemerintah mengelu-elukan kami yang bekerja ke luar negeri, adalah penyumbang devisa terbesar dan tetangga kanan-kiri bilang duitnya banyak. Begitulah orang memandang rumput tetangga, selalu lebih hijau dibandingkan dirinya. Padahal tantangan yang harus dihadapi di luar negeri jauh lebih besar daripada di negeri sendiri, jauh dari keluarga dan harus bertahan agar perekonomian di dalam rumah bisa terselamatkan.

SDM Unggul yang Produktif datangnya sebenarnya dari Diri Sendiri



Harus saya akui saya bangga dengan teman-teman yang meski tinggal dan bekerja di luar negeri, mereka tidak diam begitu saja. Tetapi di waktu liburnya mereka mencari aktivitas, menambah pengetahuan. Yang kalau saya bilang, mereka sedang melakukan proses perencanaan SDM, sebagai bekal jika mereka pulang nanti ke tanah air tercinta.

Biasanya mereka melakukan kegiatan menimba ilmu seperti, belajar menjahit untuk yang suka fashion, belajar bermake up untuk yang suka berkecimpung di dunia salon dan kecantikan, belajar les komputer dan lain sebagainya sebagai strategi dasar penting untuk membuka bisnis di Indonesia. Karena tidak ada yang mau selamanya bekerja terus di luar negeri.



Membekali diri dengan pelatihan, agar kualitas SDM yang dimiliki diri sendiri mampu bersaing di dunia ke depannya memang harus diciptakan dan disadari oleh masing-masing individu. Apalagi arus globalisasi sudah tidak bisa dielakan lagi, dan penuh resiko. Tanpa adanya kesadaran meningkatkan kualitas terhadap diri sendiri, serta pembentukan mental yang kuat dan tahan banting aset sumber daya manusia bisa melemah dan kalah.

Sementara saya karena jarang mendapatkan hari libur, saya membekali diri dengan banyak membaca buku yang saya pinjam dari teman. Dari sana saya belajar otodidak bagaimana menulis yang baik, akhirnya sampai saya bisa menelurkan karya. Pengalaman yang saya alami saya jadikan buku, sampai sekarang sudah ada 7 novel dan 125an antologi terbit dari berbagai penerbit indie maupun mayor. Passion menulis inilah yang saya kembangkan sampai sekarang, menjadi usaha jasa yang bisa menghidupi saya sampai detik ini. Mungkin kalau tidak ditempa untuk bekerja ke luar negeri, passion menulis saya tidak akan keluar dan mungkin teman-teman saya juga. Tanpa adanya kesadaran diri untuk mengikuti pelatihan menambah skill dan wawasan mustahil bisa mengembangkan bakatnya sampai bisa sukses dan berhasil.

Alhamdulillah selain membuka jasa penulisan artikel, saya juga mengembangkan usaha souvenir kecil-kecilan yang saya rintis bareng suami. Meski tingkatnya masik taraf mikro, semoga ke depannya saya bisa mengambangkan lebih besar lagi usaha souvenir yang saya miliki. Karena siapapun memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pengusaha, tidak peduli latar belakangannya dari keluarga seperti bagaimana.


Beruntungnya Indonesia Memiliki Kadin Organisasi Independen yang bermitra dengan Pemerintah


Kadin adalah singkatan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Kadin merupakan organisasi pengusaha Indonesia, yang bergerak pada bidang perekonomian. Kadin berdiri sejak 24 Septermber 1968, dan dalam Undang-undang sudah diatur Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri.

Dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2019, yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali, 28-29 November 2019 kemarin menghasilkan keputusan yang disetujui oleh semua ranting Kadin. Bahkan dalam Rapimnas, pembukaannya sendiri di isi oleh Ma'ruf Amin, sebagai Wakil Presiden RI. Salah satu misi yang saya senangi dari Kadin adalah, bersama pengusaha kreatif menciptakan sebanyak-banyaknya, 'Inovasi dan teknologi siap pakai', sesuai dengan slogan SDM Unggul Indonesia Produktif.

Pada era digital ini Kadin Indonesia juga sudah menyiapkan Program Kerja Kadin Indonesia 2020, yakni Kadin Indonesia akan mengembangkan program pengembangan ekonomi digital untuk membantu perusahaan tradisional agar tidak ketinggalan dalam proses penyesuaikan percepatan infrastruktur, regulasi dan insentif.

Selain itu pemerintah juga gencar memberikan pelatihan-pelatihan, melalui Dinas Koperasi dan UMKM agar usaha pelaku usaha mikro dan makro semakin mengembangkan usahanya. Bahkan bagi mantan pehlawan devisa juga, ada pelatihan purna TKI yang digagas oleh Dinar Ketenagakerjaan juga. Sekarang semuanya sudah ada wadahnya, tinggal bagaimana individunya mengembangkan sendiri dan mencari celah kesempatan untuk terus mengembangkan SDM yang dimiliki agar semakin berkualitas.



Nah, Kadin sendiri memiliki tugas-tugas pokok, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Memfasilitasi penciptaan sinergi antar pengusaha Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya.
  • Melaksanakan komunikasi, konsultasi dan advokasi dengan pemerintah dalam rangka mewakili kepentingan dunia usaha.
  • Mewakili dunia usaha dalam berbagai forum penentuan kebijaksanaan ekonomi.
  • Memfasilitasi pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan.
  • Mewakili dunia usaha dalam berbagai forum penentuan kebijaksanaan ekonomi.
  • Memberdayakan organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha sehingga mampu berperan optimal dalam pembangunan dunia usaha.
  • Memberikan akreditasi kepada organisasi perusahaan dan organisasi pengusaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan KADIN Indonesia.
  • Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pemerintah, serta memperjuangkan berbagai pelimpahan wewenang sesuai dengan semangat dan jiwa Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987.
  • Meningkatkan efisiensi dunia usaha Indonesia dengan menyediakan pelayanan dibidang informasi pengembangan usaha, solusi teknologi, sumber daya manusia (SDM), manajemen kendali mutu (MKM), manajemen energi, lingkungan dan sebagainya.
  • Mendorong tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan dan wirausaha baru serta mengembangkan bisnis, baik yang memiliki lingkup nasional, regional maupun internasional.


            Gimana, keren kan Kadin? Berminat untuk join serta? Happy Anniversary Kadin Indonesia yang ke 52. Semoga sukses dan lancar seggalanya, baik untuk member maupun pengurusnya!

Postingan Terkait

13 komentar:

  1. Saat ini penekanan pembangunan manusia Indonesia untuk menjadi sdm-sdm yang unggul dan siap bersaing di kancah internasional.. dan kerjsama dengan berbagai pihak diperlukan dan dilakukan ...KADIN salah satunya.

    BalasHapus
  2. Aku dong selalu bangga kalau dengar kisah Nyi Pede. Wow, 7 novel & 125 antologi... Hebat bangeeet. Setuju bahwa kehidupan menempa kita untuk menjadi pribadi Kita Hari ini yaa.. semangat terus.. semoga usahanya semakin maju & berkembang. Apalagi kalau didukung KADIN, harus semakin mantuul.

    BalasHapus
  3. Memang banr sih, Mbak. Semua orang tua ingin anaknya selama dalam kandungan, sampai lahir itu sehat. Hanya karena ada hal lain, termasuk faktor ekonomi, maka banyak anak-anak lahir tak sehat juga. Hanya keren tulisan Mbak ini. Ada motvasi kalau ahrus berusaha menigkatkan SDM sendiri. Salut pada teman-teman yang bekerja di luar negeri, tapi tetap berusaha menambah ilmu juga.

    BalasHapus
  4. Pernah ke luar negeri juga ta Mbak. Semangat Mbak, semoga terus sukses ke depannya. Sama saya juga tidak pernah kuliah, kecuali kuliah subuh. Hahaha

    BalasHapus
  5. selaras dengan tujuan indonesia sekarang ya kak yaitu indonesia maju, betul dri sendiri namun tetep butuh ynang namanya inspirator agar terpacu dan motivasinya kuat

    BalasHapus
  6. Nyi emang sosok inspiratif yang patut diteladani. Saya salut....semoga saat ini makin banyak generasi muda yang mampu bangkit dengan caranya sendiri sehingga bisa membuktikan kreativitas dan kemampuannya. SDM unggul dapat memajukan bangsa dan menjadikan negara kita menjadi negara yang siap bersaing dengan negara maju lainnya di era industri 4.0 ini.

    BalasHapus
  7. Baru tahu kalau Nyi PeDe pernah menjadi pejuang Devisa. Dan sekarang bisa bermetamorfosis menjadi penulis yang keren.

    Cakep banget udah ada 7 novel dan 125 buku antologi. Aku dong, mau menyelesaika 1 tulisan buat novel kagak kelar-kelar, wkwkwkw.

    BalasHapus
  8. Wow.. prestasinya luar biasa sekali ini mbak Nyi. Aku setuju di bagian peningkatan SDM harus dari diri sendiri dlu. Kalau kita concern dengan self-development, kita bisa diperhitungkan dlm dunia kerja khususnya di bidang yg kita minati.


    Dan sukses terus utk usaha souvenirnya ya mbak. Semoga makin besar lagi bisnisnya. Aamiin

    BalasHapus
  9. Wahhh sangatt menginspirasi sekali mba, semoga makin sukses untuk usahanya ya mbaa

    BalasHapus
  10. Keren bgt y mbak.. Udah nerbitin bnyak novel dan ratusan antologi. Mmang bner. Passion itu harus digali. Dikembangkan.

    BalasHapus
  11. Bangga denganmu Nyi. Menjadi pejuang melalyi tulisan-tulisanmu. Semoga berkah selalu ya.

    BalasHapus
  12. Aku hanya bisa berdecak kagum dgn 7 novel dan ratusan antologinya mbak..sedang aku masih angan2..tiap ikut antologi ntah mengapa antologinya selalu batal cetak atau terbit. Semoga ke depan aku bisa menelurkan karya solo.

    BalasHapus
  13. Semakin hari kebutuhan hidup semakin meningkat mbak, padahal nilai mata uang berbandik terbalik dengan harga kebutuhan. Kalo gak punya usaha sampingan, ya alamat gigit jari terus

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat