Pengalaman Melahirkan Anak kedua Apakah Lebih Mudah?
Melahirkan Anak kedua Apakah Lebih Mudah - Assalamualaikum man teman onlineku, hehehe ... sudah lama tidak saling bersapa dengan artikel ya? MasyaAllah tahun ini penuh dengan perjuangan sekali saya, hehehe ... dari hamil anak kedua, ngurus Gendis yang beranjak tiga tahun, sama suami LDR-an. Sedihnya lagi menjelang HPL 21 Juli, Gendis kena DB dan dirawat inap selama seminggu. Kebayang nggak? Ibu hamil 9 bulan, ngurus anaknya yang dirawat kena di DB di rumah sakit, tanpa suami, tapi allhamdulillahnya ada Ibu saya yang menemani.
![]() |
| Pengalaman Melahirkan Anak kedua Apakah Lebih Mudah |
Lucunya sih dikira saya yang pasienya, padahal Gendis. Beberapa tetangga juga merasa kasihan, karena hamil gede harus ngurus anak sakit, menjelang persalinan pula. Allhamdulillahnya ya, 3 hari sebelum Gendis dibolehkan pulang, Ayahnya selesai bertugas. Namanya juga ujian hidup ya? Harus kuat dan sehat pokoknya. Nah, pada artikel kali ini saya akan ngebahas melahirkan anak kedua apakah lebih cepat? Yuk baca ceritaku di sini.
Pengalaman Melahirkan Anak kedua Berapa Lama?
HPL atau yang biasa dikenal dengan hari perkiraan lahir anak kedua ini jatuh pada tanggal 21 Juli 2025, dari data USG yang saya lakukan di rumah sakit. Nah, menjelang HPL ini kakaknya kena DB alias demam berdarah. Paniklah saya sebenarnya, badan juga terkuras ngurus kakaknya yang panas naik turun dari 38 ke 40. Waktu itu maju mundur mau bawa ke RS, takut brojol saya apalagi Ayahnya juga nggak ada. Tapi ternyata Gendis semakin parah, takut saya kalau dia kejang, dan udah lemes banget. Akhirnya saya dan Ibu memutuskan untuk langsung bawa ke rumah sakit.
Banyak yang bilang kalau melahirkan anak kedua lebih cepat, saya kan jadi cemas, mana posisi lagi nggak ada suami dan ngurus sendirian. Pada faktanya setelah saya melalui persalinan melahirkan anak kedua, memang jauh lebih cepat. Dari kontraksi dan melahirkannya. Sat set aja, MasyaAllah kalau ingat masa melahirkan anak kedua lebih cepat, takjub rasanya.
Oke kita mulai kronologinya, stelah hari Selasa dinyatakan Gendis sehat tanggal 15 Juli 2025, kami pulang. Dan saya mulai menyusun strategi kapan harus periksa lagi, dan di mana harus melahirkan. Saya ada dua opsi, klinik dan rumah sakit, yang sudah jauh-jauh hari saya persiapkan.
Hari Sabtu tanggal 19 Juli 2025 saya periksa ke klinik, dan diskusi sama bidan bagaimana enaknya. Ternyata hari itu saya disarankan tidak usah pulang, biar mudah untuk pemantauan. Tetapi saya belum merasakan mules yang intens, hanya flek yang sudah seharian saya alami. Dengan mantap saya izin pulang, dan kalau sudah mulai mules-mules saya segera datang.
Menjelang dhuhur saya pulang ke rumah, dan sembari menantikan mules-mules saya terus main gymbal. Eh ... sampai malam saya anteng nih perut, nggak mules, mulai mules nyat-nyut itu pukul satuan dan hari sudah berganti menjadi tanggal 19 Juli 2025. Mulai merasakan mules yang sering, dan bolak balik ke kamar mandi. Saya memutuskan untuk segera ke klinik saja, dan Ibu membangunkan suami setelah selesai bersiap. Untungya punya tetangga yang punya angkutan mini bis, jadi saya menggunakan armada tersebut menuju ke klinik.
Jam 4 pagi saya menuju ke klinik, dan adzan subuh sampai di sana. Setelah memencet bel berkali-kali dan telepon sana sini akhirnya dibuka. Saya dicek pembukaan oleh bidan yang bertugas, waktu itu Bidan Ulfa, yang ternyata adik ipar teman suami. Saya sudah pembukaan satu, dan diminta untuk tinggal. Saya juga diberikan ruangan bersalin, untuk menunggu bukaan demi bukaan dan beristirahat.
Pengennya sih istirahat, tapi nggak tenang ternyata, dan saya bolak balik kamar mandi pula. Mules dan kamar mandi menjadi sakti kontraksi yang datang. Semakin intens semakin nyeri dan menuju pembukaan lengkap saya nggak kuat lagi, pengennya ngejan. Bidan yang jaga gantian sudah memeriksa, saya sudah bukaan 9 dan sebentar lagi lahiran.
Kapan anak kedua lahir? Hehee ... pukul 8.15 pagi. Jadi menurut teman-teman cepet nggak melahirkan anak kedua ini? Dari subuh masuk bukaan satu, kemudian jam delapan, lima belas sudah melahirkan. Kurang lebih tiga jam lebih ya? Dan benar saja kalau fakta melahirkan anak kedua lebih cepat, di saya demikian adanya.
![]() |
| Pengalaman Melahirkan Anak kedua Berapa Lama |
Sekian dulu cerita melahirkan anak kedua apakah lebih cepat, insyaAllah saya akan sharing pas selo ya, tanda-tanda mau melahirkan anak kedua. Soalnya anak kedua ini Allhamdulillah saya DBF (direct breast feeding) alias menyusui langsung, allhamdulillah, MasyaAllah Tabarokallah, senang rasanya dan waktu tersita untuk menyusui terus, karena dua jam sekali kan?
Akhir kata, semoga kita semua sehat selalu ya teman-teman. Semangat terus ngeblognya
.webp)


Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat