Yudi Efrinaldi Perintis "Es Gak beres yang Sangat Beres" dan Sukses
"Hampir semua penduduk di bumi, memiliki mimpi untuk bisa menjadi sukses. Siapa pun dia, entah mereka yang hidup dalam keadaan berkecukupan atau yang serba kesulitan."
Yudi Efrinaldi salah seorang pemuda dari Asahan, Sumatera Utara yang tidak ada bedanya dengan penduduk di bumi. Ia ingin memiliki kesuksesan yang diraih dari kerjakerasnya sendiri. Apakah Yudi berhasil? Tentu saja, ia tidak hanya sukses untuk dirinya sendiri tetapi juga berhasil menyukseskan orang lain. Mari kita baca kisahnya di sini.
Yudi Efrinaldi Perintis "Es Gak beres yang Sangat Beres" dan Sukses |
Halo, Saya Yudi Efrinaldi Owner "Es Gak beres yang Sangat Beres"
Yudi sebelum sukses, adalah seorang pegawai honorer yang berpindah-pindah instansi. Bukan karena ia orang yang tidak pandai beradaptasi, namun karena ia merasa berada di tempat ini ia merasa bukan seperti dirinya. Sampai akhirnya pada kondisi di mana ekonominya tak mudah dan ia dituntut untuk tabah.
Pemuda dari 6 bersaudara ini harus putar otak agar bisa bertahan hidup dan memberikan contoh yang baik kepada adik-adiknya. Meskipun masih ada orang tua yang memberikan penghidupan.
Di tahun 2017 pria kelahiran Asahan April 1989, memutuskan untuk resign dan putar haluan menjadi wirausaha. Ia memulai usaha bubur ayam di pinggir jalan, dan pisang goreng krispi online pertama di Kisaran. Pun membangun brand KIJEK (Kisaran Ojek Online), yang tidak bisa dibilang sukses.
Namun apakah ia lantas menyerah dan patah arah? Tidak saudara! Yudi justru semakin bersemangat, mencari ide jualan yang bisa ia kembangkan dan aplikasikan.
Pada 2019 tepatnya di bulan Ramadhan, ia membuka usaha jus buah topical. Jus buah yang dari berbagai macam buah yang diblender, lantas ditaruh pada gentong-gentong agar dengan mudah disajikan ketika ada pemesan. Usahanya laku keras, tetapi pada bulan selepas Ramadhan usahanya mengalami penurunan dan puncaknya kena buli netijen.
Halo, Saya Yudi Efrinaldi Owner "Es Gak beres yang Sangat Beres" |
"Allhamdulillah laris, sebelum jam enak sudah habis," ungkap Yudi menceritakan kesuksesan bisnis minuman di bulan Ramadhan.
Lantas bagaimana bisa mendapatkan cercaan di media sosial Facebook? Dikarenakan selepas bulan Ramadhan, jus yang disajikan dijual dari pagi sampai dengan sore hari. Buah yang sudah diolah akan mengalami pergeseran rasa dan itulah yang membuat pelanggan menjadi murka. Unek-unek mereka disampaikan di Facebook dan membuat Yudi, bertapa. Mencari cara agar masalah tersebut segera teratasi.
"Esnya udah asem!"
"Gulanya nggak enak!"
Demikian beberapa komentar netijen di internet yang ternyata tidak membuat Yudi menundukkan kepala, atau menangis tersedu. Ia justru bangkit, dan mencari cara survive. Ia melakukan berbagai macam ide jualan, yang ia dapatkan dari YouTube dan internet pada pukul 22.00 malam dan pagi harinya ia langsung berjualan. Namun sebelumnya, ia meminta kepada orangtua dan saudara mencicipi terlebih dahulu. Apa yang mereka ucapkan? "Enak!" Mantaplah Yudi berangkat untuk berjualan.
Minuman kekinian yang ia coba variasikan dengan buah-buahan, ternyata merupakan jawaban dari usaha gigihnya. Apakah ia menerima kembali komentar negatif dari netijen? Tidak. Ia mendapatkan ungkapan positif yang membangun. Andai Yudi menyerah kala itu? Tidak akan kita mengenal yang namanya Yudi Efrinaldi Owner "Es Gak beres yang Sangat Beres".
Tantangan dalam Membangun Bisnis Minuman Kekinian "Es Gak beres yang Sangat Beres"
Tantangan dalam Membangun Bisnis Minuman Kekinian "Es Gak beres yang Sangat Beres" |
Sebagai masyarakat yang sering membeli minuman kemasan, saya lebih memilih minuman homemade yang sudah pasti tanpa pengawet. Selain mengurangi sampah botol pabrikan yang jumlahnya terus mengalami peningkatan, saya juga ingin dong hidup saya sehat dengan mengonsumsi minuman tanpa pengawet.
Lantas bagaimana dari sisi seorang pengusaha ketika membangun sebuah bisnis? Apa saja tantangan yang dihadapi? Mengingat tidak ada jalan yang selalu mulus, dan percaya atau tidak setiap masalah akan selalu dibarengi dengan jalan keluarnya.
Putra dari Bapak irwanto dan Ani Trisnawati ini mengungkapkan ada beberapa tantangan yang ia miliki, selama membangun bisnis dalam bidang minuman, adalah :
Dari aspek pasar
Tidak dipungkiri apa yang sedang viral, akan selalu dibarengi dengan munculnya produk yang sama. Lha wong tiktok yang isinya joget-joget dengan lagu saja, banyak kreator yang meniru. Apalagi dengan sebuah usaha?
Yes. Kompetitor akan selalu ada selama kita membangun usaha. Jadi solusinya, catet nih ya bocorannya. Yang akan membuat berbeda adalah 'rasa'. Tidak ada yang bisa menyamai rasa, sekalipun diberikan bahan yang sama hasil akhirnya pasti akan berbeda. Demikian juga bahan. Saya sendiri sudah membuktikan, dengan minuman yang sering saya beli di tempat yang sama dengan pegawai yang berbeda, hasil rasanya juga beda lho.
Dari aspek management
Penggunaan bahan untuk brand minuman, "Es Gak beres yang Sangat Beres" itu banyak. Jadi kurangnya SDM menjadi kendala, karena berawal dari pengusaha kecil-kecilan.
Tidak heran, lha sekarang ada 500 mitra tersebar sebagai cabang "Es Gak beres yang Sangat Beres" ini, kendala SDM memang hal yang patut menjadi lumrah.
Dari aspek orang dalam
Namanya usaha kan ya, pasti ada kisah sedihnya. Seperti ditipu oleh orang dalam, dari karyawan sendiri. Bagaimana mereka sangat kita percaya, eh malah nggak amanah. Nah ini pernah dialami oleh Yudi dalam membesarkan usaha. Solusi yang terus ia pegang gigih adalah, menanamkan mindset positif.
Mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 dalam Bidang Kewirausahaan
Mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 dalam Bidang Kewirausahaan
"Siapa yang menanam kebaikan, dia pasti akan menuai kebaikaikan pula".
Peribahasa di atas pasti sering kita dengar dan baca, di mana seseorang yang rajin dalam menanam kebaikan, ia akan menuai kebaikan lebih banyak lagi. Demikian juga kebalikannya, kalau yang ditanam itu buruk, hasil yang diraih akan sama dengan yang ditanam.
Yudi Efrinaldi Perintis "Es Gak beres yang Sangat Beres", yang mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 dari PT.Astra International, Tbk dalam Bidang Kewirausahaan ternyata tidak pernah mendaftarkan diri.
Yudi didaftarkan oleh temannya, yang pernah juga mendaftar ajang ini, tetapi kalah. Si teman yang baik ini mendaftarkan Yudi, karena melihat dari usaha yang dijalankan Yudi tidak hanya mengular di Provinsi, namun sampai bisa keluar provinsi. Tibalah saat pengumuman, ada nama Yudi Efrinaldi yang keluar, menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards 2021.
SATU Indonesia Awards ini merupakan program yang digagas oleh Astra untuk generasi muda yang benar-benar peduli terhadap sekitarnya dalam melakukan perubahan dan menginisiasi sebuah program. Ada lima bidang yang digarisbawahi oleh Astra untuk apresiasi SATU Indonenesia Award ini, adalah bidang kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, teknologi, dan lingkungan.
Yudi Efrinaldi masuk ke dalam penerima SATU Indonesia Awards, dalam bidang kewirausahaan. Tidak hanya dari usahanya, tetapi dari usahanya tersebut ada program sosial yang diusung juga oleh Yudi, yakni menyediakan ambulan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Yudi juga berhasil memberikan lapangan pekerjaan kepada 50 orang di daerahnya, di mana hal tersebut turut membantu mengentaskan pengangguran yang ada.
Pencapaian Yudi Efrinaldi Perintis "Es Gak beres yang Sangat Beres" Sampai dengan Saat Ini
Pencapaian Yudi Efrinaldi Perintis "Es Gak beres yang Sangat Beres" Sampai dengan Saat Ini |
Dilansir dari laman https://www.satu-indonesia.com/, atas usaha yang tanpa kenal lelah dan menyerah kini Yudi sudah memiliki 500 mitra cabang Es Gak Beres di berbagai daerah. Baik di Pulau Sumatera maupun di Pulau Jawa, di wilayah ini: Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Aceh, Jambi, Lampung, Kalimantan Tengah, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Rata-rata dari penjualan Es Gak Beres bisa mencapai 300 cup per harinya, dengan omzet antara 300 sampai dengan 1,5 juta rupiah. Jadi dalam sebulan kurang lebih Yudi meraup omzet 100-150 juta hanya dari penjualan bahan baku ke mitra cabang. Belum lagi omzet dari ekspansi bisnis cafe dan resto "Es Gak Beres", yang dibangun dari Desember tahun 2020.
Kini setelah meraih apresiasi dari Astra, Yudi Efrinaldi terus bergerak dan makin semangat menebarkan manfaat. Ia akan fokus ke sekolah dan universitas untuk memberikan pelatihan kewirausahaan, karena baginya menjadi pengusaha itu nggak malu-maluin amat lho. Justru kita bisa berdiri di atas kaki sendiri.
Dalam bidang sosial yang dijalankannya juga kini sudah diperluas, dari ambulans gratis, pembagian sembako, dan juga kerjasama bersama mitra mengumpulkan donasi.
Pesan dari Yudi kepada generasi bangsa Indonesia yang hendak membangun usaha adalah, "Bisnis tidak melulu soal modal, tapi mindset," Yudi juga menambahkan, "mindset yang kuat akan mengimbangi seseorang dalam menjadi pengusaha agar tidak gampang tumbang dan gulung tikar".
Booklet Satu Indonesia Awards
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/perintis-es-gak-beres-yang-sangat-beres/
https://www.instagram.com/sedekahkeroyokan/
https://www.instagram.com/esgakberes/
Wawancara melalui WhatsApp
Desain by Canva, edit oleh blogger
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat