Rekomendasi Buku Puisi, Perkara-perkara Nyaris Puitis oleh Hilmi Faiq
Rekomendasi Buku Puisi, Perkara-perkara Nyaris Puitis oleh Hilmi Faiq - Selamat siang, sudah membaca buku apa hari ini? Semoga semangat membaca kita tak pernah pudar ya, jangan sampai Indonesia terus-menerus menjadi negara dengan cap memiliki minat baca yang paling rendah nomor dua.
Rekomendasi Buku Puisi, Perkara-perkara Nyaris Puitis oleh Hilmi Faiq |
Postingan kali ini saya akan merekomendasikan buku puisi, dengan judul Perkara-perkara Nyaris Puitis yang ditulis oleh Hilmi Faiq. Jumlah halaman buku puisi ini 196 halaman, dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Hilmi Faiq penulis buku puisi 'Perkara-perkara Nyaris Puitis', ini lahir di Lamongan, Jawa Timur. Ia memiliki profesi sebagai wartawan sejak 2005 di Harian Kompas.
Buku puisi 'Perkara-perkara Nyaris Puitis' sudah terbit sejak tanggal 6 Juli 2023 dengan bahasa Indonesia. Jika kamu suka membaca puisi, bisa didapatkan bukunya di Gramedia terdekat ya? Kalau saya karena langganan Gramedia Digital, jadi saya membacanya via GATAL (Gramedia Digital).
Untuk harganya, buku puisi Perkara-perkara Nyaris Puitis dibandrol dengan harga Rp89.000 dan saat ini sedang diskon 20% menjadi Rp71.200. Biar nggak ribet nyari, saya kasih link untuk membelinya ya, tinggal copas aja: https://tokopedia.link/Cu7lIoRoPDb.
Buat yang penasaran seperti apa isi dalam puisi di buku 'Perkara-perkara Nyaris Puitis', akan saya kasih bocoran 3 puisinya ya? Soalnya saya juga bacanya belum selesai, maklum ibu baru dengan satu anak belum bisa menyesuaikan waktu dengan baik. Tapi yang jelas, keinginan dalam membaca ada lah ya, meski bersambung-sambung.
Detail Buku Puisi Perkara-perkara Nyaris Puitis
- Judul : Perkara-perkara Nyaris Puitis
- Penulis : Hilmi Faiq
- Tanggal Rilis : 6 Juli 2023
- Media Baca : Gramedia Digital
- Format : PDF
- Jumlah Halaman : 196 Halaman
- Harga : Rp89.000
- ISBN : 9786020670614
Blurbs Buku Puisi Perkara-perkara Nyaris Puitis
"Bantaran Sungai Ciliwung
Di sini aku mandi
Di sini aku mencuci
Di sini aku buang air
Di sini aku dilahirkan
Di sini aku dibesarkan
Di sini aku tak mau
mati di sini"
"Puisi-puisi Hilmi Faiq adalah pembelaan terhadap yang mungil, yang terbengkalai sehari-harinya. Kecermatannya melihat orang-orang, terlebih lagi, kelembutan hatinya menghargai pasang surut hidup, terutama kesukaran yang merundung seolah-olah tanpa akhir." (Saras Dewi, Sastrawan dan Pengajar Filsafat di Universitas Indonesia.)
Hilmi Faiq dengan kacamata seorang wartawan menyoroti fenomena yang tumbuh di mayarakat. Hilmi Faiq dengan bahasa seorang penyair merangkainya menjadi larik-larik puisi yang tidak sekadar indah, tapi juga menyimpan gundah.
3 Puisi dalam Buku Puisi Perkara-perkara Nyaris Puitis
Pada halaman 9 kita akan disambut oleh sub judul, 'Tuhan Tak Mati'. Kemudian ada puisi pertama dengan judul 'Negeri Jerami', seperti apa isinya? Ini dia:
Negeri Jerami
Negeri ini hanya tumpukan jerami
dan keadilan seumpama jarum
Tak cukup cahaya untuk menemukannya.
Masalahnya
: ada yang menemukan jarum itu
lalu pura-pura tak tahu
atau menimpanya kembali dengan jerami baru
Di tumpukan jerami ini
: banyak yang lebih suka jarum tetap hilang
sebab dosa-dosa mereka mengembung
dan takut meletus tertusuk jarum
2021
Bagaiman? Setelah membaca puisi 'Negeri Jerami'? Seakan-akan kita mengenal sangat dekat sekali dengan negeri ini ya? Puisi memang penuh dengan kata-kata yang syarat akan makna ya? Meski saya tak pandai berpuisi, tapi saya suka sekali membaca puisi. Yuk, baca bocoran puisi kedua.
Ketika Kutatap Senja
Bulit-bulir padi berguguran
Air kata-kata yang kau diramkan
membawa kematian.
Dusta
yang kau sembunyikan
akhirnya menyala juga
merah memenuhi angkasa
2022
Bagaimana? Dengan puisi 'Ketika Kutatap Senja'? Saya mengartikan ini seperti sebuah hubungan yang berakhir. Ada kekecewaan, ada kata-kata yang tidak selayaknya terucap. Hmm ... hanya penulislah yang tahu makna sebenarnya.
Bocoran terakhir puisnya berjudul 'Demam', kreatif ya Mas Hilmi dalam memberi judul dan kata-kata. Iyalah, kalau nggak bukan wartawan dong ya? Mereka memang jago dalam mengolah kata, dan memaksimalkan panca indera. Ini dia puisinya :
Demam
Tiga puluh sembilan
atau tiga pulu delapan
:dahiku mendidih
badanku mengigil
sadarku mengingau
Ombak besar datang
:menyesakkan dada
seperti tak lagi ada esok atau lusa
2021
Hmm ... puisi Demam ini memang begitulah faktanya ya, angka 39 atau 38 adalah penggambaran suhu tubuh manusia, yang mengalami demam. Tidak hanya demam ternyata, ada rasa yang menyesakkan dada seakan yang merasakannya sudah berada di ambang batas kematian.
Puisi yang ditulis oleh Mas Hilmi memang bermacam-macam sih, tidak hanya tentang rasa, tapi general semua usia. Bahkan ada puisi yang selarik saja, berjudul 'PNEUMONIA'.
Selain buku puisi 'Perkara-perkara Nyaris Puitis', Mas Hilmi juga sudah menerbitkan banyak buku. Ada yang buku Cerpen, buku Tips menulis, dan lain sebagainya. Selamat membaca ya!
Sumber referensi artikel
https://www.tokopedia.com/gramedia-store/buku-perkara-perkara-nyaris-puitis-hilmi-faiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat