Review Film Ghost Writer 2019 | 3 Genre Kawin Jadi Satu
Review
Film Ghost Writer 2019 | 3 Genre Kawin Jadi Satu - Pertama tahu
ada film Ghost Writer tayang, saya mengira itu adalah film besutan luar negeri.
Karena sebelumnya pernah nonton drama korea judulnya Ghost Writer juga, pas
tahu Indonesia ada yang merilis film dengan judul tersebut saya langsung
penasaran. Siapakah yang menciptakan cerita tersebut dan siapa orang yang ada
di baliknya.
Feeling saya langsung tertujuh ke Ko
Ernest, dia yang paling briliant menciptakan ide cerita yang out of the box selama saya mengamati
perfilman Indonesia. Ternyata feeling saya nggak salah, langsung deh saya kepo
ke youtube, dari trailer sampai BTS-nya hahaha
... dibuat penasaran saya dengan ceritanya. Tapi tetap aja nggak ketebak.
Ditambah lagi pemain-pemainnya, ada Gepamungkas! Hello? Dia komedian yang multitalenta, yang bikin kocak, bikin
orang ketawa main film dan dia jadi hantunya? Nggak salah ini? Justru ini yang
bikin hasrat saya makin menggebu untuk menonton.
Horor, Komedi,
Drama kawin jadi satu
Kalau kamu termasuk orang yang hobi
banget nonton film, jangan lewatkan film
Ghost Writer yang baru tayang di bioskop ini. Antara kita download film, atau
nonton bioskop secara langsung akan beda banget nuansanya dan dalam
menikmatinya. Kalau kamu sudah bilang, "Alah paling film Indonesia, ya
gitu-gitu aja". Kamu salah! Industri film Indonesia, sudah berkembang
pesat gaes! Salah satunya ya Ghost Writer ini!
Selama saya menonton dari awal sudah
dibuat ketawa, sampai ke tengah gejolak mulai terbawa dan saya mewek dibuatnya.
Sementara endingnya, maaf spoiler. Manis ajaib! Kalau disuruh bilang, 3
kata untuk Ghost Writer saya akan dengan
lantang menjawab! "Keren, bikin Ketawa dan Nangis bersama".
Review Ghost
Writer movie Indonesia
Opening dibuka Naya (Tatjana Saphira)
yang pindah rumah, bersama adiknya Darto diperankan (Endy Arfian). Mereka hanya
hidup berdua, orangtua mereka sudah meninggal karena kecelekaan. Sudah jadi
tanggung jawab Naya, untuk menyekolahkan Darto dan mendapatkan pendidikan yang
layak.
"Kamu curiga nggak sih Kak? Rumah
sebesar ini dikontrakan dengan harga murah?" Ucap Darto kepada Naya.
Sementara jawaban Naya masih positif thingking karena memang yang diganggu
Darto, soalnya dia penakut. Ada benarnya juga kalau setan memang sering
gangguin, sama orang yang penakut hahaha ...
Mengapa diberi judul Ghost Writer.
karena Naya ceritanya di sini berprofesi sebagi penulis novel yang pernah best
seller. Pada debutnya yang kedua, penerbit menginginkan cerita novel Naya harus
bagus, agar bisa meledak lagi di pasaran. Nah itu beban banget buat Naya, sudah
bikin cerita yang bagus, tetapi oleh penerbit selalu belum di approved.
Saat
hujan turun, Naya yang berkonsentrasi menulis dikagetkan oleh suara air yang
jatuh dari atap. Ternyata beberapa tempat di kamarnya mengalami kebocoran. Naya
dengan inisiatif sendiri, ingin memperbaiki dinding yang bocor, eh pas naik
tangga dan membuka dinding pojok kamarnya. Dia menemukan buku yang terselip di
atas, ternyata itu sebuah buku diary. Yang ditulis oleh seorang laki-laki, yang
memiliki masalah dibenci oleh orangtuanya sendiri kemudian memutuskan untuk
gantung diri. Naya semakin penasaran, kenapa dia harus dibenci oleh orangtuanya
sendiri? Ini yang masi menjadi misteri.
Diary tua milik
Galih
Selepas syuting sinetron, Vino (Deva
Mahendra) menemui Naya kekasihnya di rumah tua yang dihuni oleh Naya dan Darto.
Naya menceritakan apa yang dialaminya, soal diary tua milik yang punya rumah
dan juga tulisan di buku Darto. Mereka merasa yang punya rumah tidak
menginginkan keberadaan mereka. Sebagai seorang kekasih yang baik Vino sudah
menawarkan tabungannya, untuk digunakan Naya mengontrak rumah yang baru
daripada harus diteror oleh hantu. Tetapi Naya bersikeras, karena tidak ingin
merepotkan orang lain.
Naya juga memiliki prinsip kuat
soal, tetap menyekolahkan Darto di
sekolahan yang bagus. Karena dulu dia juga di sekolahkan orang tuanya di sana
'Adiguna Academy'. "Aku juga nggak masalah kok Kak, kalau sekolah di
sekolahan yang biasa", ucap Darto tidak ingin membebani Naya lebih lagi.
Pertemuan Naya dengan Alvin (Ernest
Prasetya), editor penerbit yang pernah menggarap novel Naya, adalah awal
dimulainya hubungan Naya dengan Galih. Vino yang ikutan serta dalam pertemuan
tersebut, menceritakan kronologi yang dialami Naya soal diary tua. Karena
merasa tidak enak, Naya menceritakan hal tersebut ke Alvin yang justru disambut
baik bahkan bu Bos penerbit (Asri Welas) meminta Naya menggarap dengan serius
kisah tersebut. Tapi Naya kurang suka dengan cara Vino, kemudian mereka
bertengkar.
Diary yang sudah diambil Naya awalnya
sudah dikembalikan, karena beberapa kejadian buruk menimpa mereka. Selain ada
hantu Galih yang muncul, ada lagi Hantu Bening yang terus berusaha mengusir
mereka dari rumah tersebut. Tetapi Naya berpikir ulang, kalau cerita tersebut
berhasil digarap pasti ia akan mendapat uang dan Darto bisa sekolah di
Adiguna. Diambil lagi diary milik Galih,
dari atap kamar. Kemudian ia berusaha menuliskan cerita tersebut, sampai
akhirnya ada tulisan 'PENCUR!' berwarna merah,
di dingding kamar Naya. Saya pikir itu darah, eh ternyata itu cat air
hahaha ... meledaklah tawa seantero bioskop. Naya lantas menulis balasannya di
bawahnya, Galih menulis lagi jawabannya begitu seterusnya mereka chating sampai
chat airnya habis. Dilanjutkan dengan lipstik warna merah Naya yang juga habis.
Naya langsung mengambil diary milik
galih dilaci, ternyata setelah memegangnya Naya bisa melihat Galih. Naya yang tidak penakut seperti Darto, tapi
tetap saja awalnya ketakutan melihat Galih dalam wujud asli. Saling
memperkenalkan diri, dan Naya ingin bersepakat dengan Galih untuk menulis
cerita Galih dalam novelnya. Saling tawar menawarpun terjadi, tapi lantas Galih
mengizinkan asal dengan satus syarat, "Tidak boleh mendramatisir cerita".
Saya kira akan mulus banget, novel
akhirnya terbit dan Galih akan membuktikan kepada kedua orangtuanya, kalau dia
bisa jadi anak yang membanggakan. Bukan anak yang harus dibenci. Tapi prediksi
saya salah total, Ernest tahu kemana menjebak penonton. Dan ... saya semakin
puas ketika ternyata apa yang saya pikirkan salah. Justru alurnya semakin
keren, dengan permintaan editor Naya untuk mendramatisir cerita. Antara tidak
ingin mengecewakan Galih, dan antara ingin mendapatkan uang untuk biaya sekolah
adiknya.
Di sini tokoh Bening mulai wara-wiri
mengamati pergerakan yang dilakukan Naya. Awalnya saya pikir Bening adalah
hantu penunggu rumah yang ditinggali Naya juga, tetapi ternyata Bening itu maaf
spoiler adik Galih. Yang mengapa, tersebab apa mereka bisa jadi hantu
bersamaan. Kalian harus temukan misteri ini ketika nonton langsung. Bahkan
Bening nyaris membunuh Darto dan Naya, kalau tidak ditolong oleh Galih. Well ... hantu memiliki sisi baik juga
aslinya ya, hehehe ...
Mendekati ke ending cerita, bukan hanya
kita dibuat tertawa tapi nangis. Saya benar-benar nangis sepanjang flashback kisah mereka. Ya Allah, gini
amat sih penulis cerita mempermainkan penonton dengan kisahnya, yang harus saya
akui, 'terima kasih' untuk cerita yang manis ini. Untuk semua pemain dan semua
orang di balik layar yang sudah, mempersembahkan tontonan yang bikin saya nagih
buat nonton lagi.
Aku belum kesampaian nonton ini. Sepertinya harus sabar menunggu kemunculannya di VIU.
BalasHapusKo Ernest sebagai produser kreatif kali ini, kece banget membimbing Bene Dion selaku sutradara sekaligus penulis naskah (dan kabarnya berkolaborasi sama Nonny -- tapi kubelum kenal dan tau karya lainnya). Kece ya. Bene Dion karya pertamanya aja udah gini.
Kapan ya aku bisa dimentorin sama Ko Ernest. Mau bangeeeeetttt. Tapi soal nulis aja kali ya.
Bismillah semoga kita bisa barengan dimentorin Cha wakakak bermimpi aja dulu nggak apa-apa kan kita.
HapusMba Nonny yang pertama kali punya ceritanya Cha, lalu disambut baik Ko Ernest, aku nonton BTS-nya jadi agak-agak ngerti dikit. Mereka keren semua pokoknya. Seru nonton di bioskop Cha.