Novel Honesty
Edisi Minggu, 14 Desember 2014 |
Judul
: Honesty
Penulis : Mitha Juniar&Ari
Keling
Penerbit : Grasindo
ISBN : 9786022516187
Tgl
Penerbitan : Juli 2014
Jumlah
Halaman : 181 hal
Review :
Cinta Membutuhkan Kejujuran
Honesty, mengisahkan
dua anak manusia yang telah dijodohkan jauh sebelum mereka lahir. Mikha dan
Azriel. Mikha yang awalnya uring-uringan tidak mau dijodohkan setengah hidup
menolak berubah total setelah melihat calonnya; Azriel. Mikha yang tidak
menyukai tipe perokok membuat pengecualian untuk Azriel.
Berbeda
dengan Mikha yang langsung setuju ketika melihat Azriel. Ziel; sapaan Azriel.
Ia bersandiwara untuk membuat keluarganya senang, karena sebenarnya Ziel telah
memiliki kekasih; Tasya. Gadis yang menyukai baca sama seperti dirinya. Tasya
tidak tahu menahu soal perjodohan tersebut, Ziel terus saja berupaya
menyembunyikan soal tersebut agar Tasya tidak mencemburuinya.
“Aku juga belum pernah
tuh. Lagi pula kalau sampai Ayah dan Ibuku tiba-tiba menjodohkan aku dengan
seorang lelaki, tentu aku pasti menolaknya karena aku sudah punya kekasih,”
terang Tasya sambil mencubit gemas pipiku. (halaman 14)
Bangkai yang disimpan
akhirnya tercium juga. Mikha tidak marah perihal Azriel sebenarnya sudah
memiliki kekasih karena Mikha sudah
terlanjur cinta. Tetapi buat Ziel putus dengan Tasya tidak menimbulkan kecewa
atau patah hati dia bahkan tidak merasa kehilangan. Ziel merasa ada keanehan
dalam dirinya, Ziel serta mesta mengingat saat ia mencium pipi Mikha dan Tasya
kenapa tidak ada sesuatu yang bisa menggetarkan hatinya.
“Aku kecewa padamu
kenapa tidak memberitahuku jika kamu sudah memiliki kekasih?” (halaman 37)
Tasya
yang belum sepenuhnya terima atas keputusan dari Ziel nekat mendatangi rumah
Ziel dan menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan Mikha kepada mama Ziel. Hal
itu berdampak pada hubungan Mikha dan mama Ziel yang tidak membaik.
Aku Justru mendapati wajah mama Ziel yang
menatapku seperti macan yang sedang lapar. (halaman 69)
Ketika
sedang menjemput Mikha di rumahnya Azriel bertemu dengan sahabat Mikha; Sam.
Sam memberikan Ipad milik Mikha yang tertinggal, namun saat itu juga Sam
langsung pamit untuk pulang, Mikha tak melihat Sam lagi setelah turun dari
lantai dua kamarnya.
Ada
yang lain dalam diri Azriel kali pertama bertemu Sam, lalu setelahnya Azriel
meminta Mikha mengajak Sam di setiap pertemuan mereka. Azriel bahkan pernah
memergoki Mikha yang sedang disuapi Sam steak
di restoran langganan mereka.
Aku tak bisa memungkiri itu pada diriku
sendiri. sungguh, aku tak kuasa untuk itu. awalnya aku juga tak menyadari.
Bahkan, setelah tahu bahwa ada sesuatu yang tak biasa terjadi pada hatiku, aku
mati-matian berusaha tidak menanggapi. Tapi sialnya, kedua mata hitam itu,
senyum itu, gelak tawa dan segala tingkah laku Sam membuatku benar-benar jatuh
cinta. (halaman 81)
Di
luar dugaan dan diluar kendali Azriel ada perasaan membara untuk Sam. Padahal
sebentar lagi pertunangan antara dirinya dan Mikha akan segera dilangsungkan.
Beberapa kali pula Azriel sering mengajak ketemuan Sam.
“Tak
ada pasangan yang cocok. Yang penting kita mau berubah mencocokkan diri pada
pasangan atau orang yang kita cintai,” kataku sambil menyentuh lengan Sam untuk
kedua kalinya. “Sabarlah, aka nada seseorang yang datang dan jadi kekasihmu,”
kataku lagi dan kembali menarik tanganku. (halaman 57)
Tokoh
Azriel dilemma dengan keputusannya sendiri akan memilih siapa. Tasya mantan
pacar yang masih mengharapkannya terus dengan mendekati keluarganya. Mikha
jelas-jelas gadis yang dijodohkannya memiliki pembawaan yang ceria dan supel atau
ia menuruti keinginan hatinya yang bertentangan dengan hati nuraninya sendiri.
Tetapi kejujuran haruslah diutarakan tanpa harus dipendam, agar segalanya
melega.
Honesty, mengajak kita menebak akan kah
memilih siapa sang tokoh untuk dijadikan pelabuhan terakhirnya. Apakah ia harus
menuruti keinginan orang tua atau kata hatinya sendiri.
Novel duet ini memiliki
cover unik, bolak-balik dengan gambar cowok dan cewek pun dengan penulisan yang
mengikuti covernya terbalik, agak pusing juga membacanya harus dibolak-balik
dan diceritakan dalam dua sudut pandang oleh masing-masing penulisnya. Salut
untuk kedua penulis berani mengangkat tema yang lumayan kontrofersial namun
romantismenya terasa hangat. (*)
Peresensi:
Nyi Penengah Dewanti. Mahasiswi fakultas Manajemen, STIE Semarang, (dekopinda)
semester VI.
Selamat ya,,,senengnya bisa nongol disitu :)
BalasHapusAlhamdulillah :D
BalasHapusorangnya belum bisa sampe sana
tulisannya dulu aja hehehhe