...
Langit mendung tak selamanya hujanKadang ia hanya singgah di atap rumah kita
Agar kita lebih waspada
Biru langit tak selalu menjanjikan tawa di lapangan kita
Kadang, teriknya membuat kita saling memukul
setelah berusaha memperebutkan sebuah bola
Ketika itu gulita sedang menutup mata
hingga tak terasa tiba tiba kau harus jatuh di bukit yang jauh,
hingga kita lelap bersama setelah luruh sejuta warna
Tawa sudah jelas milik kita sejak itu, tapi duka milik siapa?
Setelah itu kau batu geram
padaku memendam sengkarut dendam
hingga kau tak lagi secerah mentari
bersembunyi sendiri dalam sepi
melisut dibalik kabut
tak ingin kutanya, tak ingin bicara
Ah sudahlah lupakan saja
seharusnya tak begini
aku tak ingin hari-hari menjadi suram seperti ini
aku ingin kau kembali melemparkan tawa dan cahaya seperti dulu
beginilah hidup, langit mendung tak selamanya hujan bukan?
mungkin, ia hanya ingin mengigatkan kita, untuk lebih dewasa.
hayooo, mulai galau lagi. :|
BalasHapus