Mengelola Sampah Perca Menjadi Barang Bernilai Guna Demi Mengurangi Risiko Perubahan Iklim di Bumi


Mengelola Sampah Perca Menjadi Barang Bernilai Guna Demi Mengurangi Risiko Perubahan Iklim di Bumi - Di bumi mana kamu tinggal? Atau di negara mana kamu dilahirkan? Tentunya kamu ingin menjadi orang yang bisa melindungi tempat di mana kamu berpijak bukan? Misalnya saya tinggal di negara Indonesia. Negara dengan kepulauan dan memiliki banyak pegunungan, oleh sebab itu tidak heran jika Indonesia sangat Indah.




 

Terlepas dari kecantikan dan keindahan yang diakui oleh banyak orang, Indonesia tidak lepas dari negara yang mengalami langganan bencana. Ada gema bumi, ada tsunami, ada likuifaksi, gunung berapi, dan lain sebagainya. Bencana tersebut banyak meninggalkan korban, menurut data dari BNPB (Badan Penanggulangan Bencana). Lantas apakah yang harus kita lakukan, agar bencana yang meluluhlantahkan Indonesia ini bisa kita cegah?

 

 

Mengenal Jenis Bencana Alam

 

 

Bencana (Disaster) menurut BNPB merupakan serangkaian atau peristiwa serius yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan adanya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut juga ada dalam Undang-Undang NOmor 24 Tahun 2007.

 

Ada dua jenis bencana alam berdasar penyebab terjadinya, adalah bencana alam meteorologi dan bencana alam geologi. Mari mengenal keduanya:

 

 

Bencana Alam Geologi

 

Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi, bentuknya seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsong, dan gunung meletus. Gempa bumi dan gunung meletus bisanya terjadi di sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera.

 

Contoh bencana alam geologi yang paling umum terjadi ini adalah gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. Semuanya membutuhkan proses dalam terjadinya, seperti gunung meletus akan diawali dengan adanya periode aktivitas vulkanis, seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar, dan muntahan batu-batuan.

 

 

Bencana Alam Meteorologis


Bencana alam meteorologis atau hidrometeorologi berhubungan dengan iklim. Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus, walaupun ada daerah-daerah yang menderita banjir musiman, kekeringan, atau badai tropis (siklon, hurikan, dan taifun) dikenal terjadi pada daerah-daerah tertentu.

 

Bencana alam meteorologi seperti banjir dan keekringan merupan bencana alam yang paling banyak terjadi di seluruh dunia, bahkan beberapa di antaranya hanya terjadi di suatu wilayah dengan iklim tertentu. Misalnya di hurikan terjadi hanya di Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara. Di abad modern saat ini bencana datang justru disebabkan dari pemanasan global.

 

Lakukan Langkah Kecil Mengantisipasi Pemanasan Global

 





Pemanasan global atau global warming, merupakan bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi.

 

Pemanasan global terjadi dengan ditandai naiknya suhu atmosfer, laut, dan daratan dengan rata-rata global permukaan bumi melonjak 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) dalam seratus tahun terakhir. Inilah mengapa bumi makin memanas.

 

Dengan apa kita bisa meminimalisir dampak pemanasan global?

 

 

  • Kita bisa melakukan konservasi lingkungan seperti melakukan reboisasi, penenaman pohon dan penghijauan lahan kritis. Sebelum pandemi datang, banyak dilakukan penanaman pohon dan penghijauan di daerah mangrove.
  • Mulai belajar menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif (Energi air, matahari, angin, bioenergy) guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Maka mengurangi pemakaian kendaraan pribadi adalah pilihan bijak, dengan menggunakan transportasi umum.
  • Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan penerapan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.
  • Melakukan pemisahan sampah
  • Menggunakan produk ramah lingkungan
  • Memilih berjalan kaki ke lokasi terdekat atau bersepeda
  • Mematikan parangkat elektronik atau mencabut kabel yang tidak terpakai
  • Hindari menggunakan barang sekali pakai seperti cangkir kertas, gelas plastik
  • Lakukan penghematan air
  • Menggunakan keranjang daripada kantong plastik, dalam berbelanja
  • Daur ulang, efisiensi energi, dan masih banyak lagi cara yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi.

 

Karena perubahan iklim akan berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat, dari kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, dan ekosistem wilayah pesisir.

 

Memang perubahan iklim tidak hanya bisa diherntikan dengan menciptakan energi baru atau kemajuan teknologi. Masyarakat sendiri yang harus mengubah kebiasaan sehari-hari dan menghemat pemakaian energi meskipun hanya dengan tindakan kecil. Pada faktanya tidak banyak yang melakukannya, karena manusia sudah terbiasa dengan kenyamanan. Tapi tidak ada salahnya repot sekarang, nyaman di kemudian. Tidak hanya demi diri kita sendiri, tetapi demi anak cucu nantinya.

 



 

Mengelola Sampah Perca Menjadi Barang Bernilai Guna untuk Menyelamatkan Bumi


 




 Sejak 2017 saya bersama suami membangun usaha souvenir, dari bahan katun dan kanvas. Karena suami pernah bekerja di konveksi dan saya pernah mengikuti BLK menjahit, jadilah kami membuat produk dari bahan kain. Awalnya hanya membuat dompet, iseng-iseng saya unggah di media sosial. Eh ... ada teman yang request dompet untuk mengganti dompet lawasnya. Kemudian teman blogger request untuk membuat produk booksleeve (kantung buku), yang sampai saat ini menjadi produk best seller usaha saya nih.

 

Meskipun belum bijak dan pintar dalam mengelola sampah dengan baik, allhamdulillah sampai saat ini perca dari kain yang kami gunakan berusaha kami buat menjadi barang yang bernilai guna. Misalnya nih, ada potongan sisa kain kalau masih cukup dibuat dompet koin, ya kami buat atau untuk bookmark, dan lain sebagainya.

 

Nah, untuk perca kecil-kecil yang nggak bisa dibuat jahitan, saya akalin untuk dibuat isian dari cempal. Tahu kan cempal? Alat bantu untuk mengangkat pengambilan wajan, loyang, atau panci agar tangan tidak terkena panas? Seperti apa bentuknya? Intip di gambar di bawah ini ya.

 

Harapannya, hal-hal kecil yang kami lakukan ini bisa menyelamatkan bumi dari perubahan iklim yang terjadi. Saya bersumpah ketika membuat souvenir, akan meminimalisir sampah perca menjadi barang bernilai guna.  Semua ini #UntukmuBumiku dan sebagai #MudaMudiBumi saya harus berperan untuk itu, #TimeforActionIndonesia. Lakukan langkah kecilmu juga dan bagikan agar banyak orang berkontribusi lebih banyak lagi. Salam. 


Referensi pendukung artikel


https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/dampak-fenomena-perubahan-iklim
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/324/HAY-GLOBAL-Impact-and-Emplementation-Miminization.pdf
Buku Climate chage

Postingan Terkait

10 komentar:

  1. Peduli untuk Bumi, dimulai dari diri sendiri, kalau bukan dari kita, maka siapa lagi? Kira-kira begitu kak semangat saya setelah membaca artikel ini.

    Salut untuk kakaknya, teruslah berbuat baik, terima kasih ya, kak!.

    BalasHapus
  2. Betul sekali Nyi. Sekecil apapun langkah kita dalam ikut melestarikan bumi jika dilakukan dengan konsekuensi yang real, Insyaallah bisa tercapai target yang ditentukan. Apalagi kalau bekerja sama dengan pihak lain dan sama-sama kompak

    BalasHapus
  3. Perangkat elektronik ternyat amenjadi salah satu penyebab ya, wah kudu ad agerakan safe nih atau matikan elektronik sejam sehari, kalau bisa lebih ya

    BalasHapus
  4. Kreatif bangett. Kalau untuk urusan jahit2 aku masi blm terampil, Kak. Tapi aku udah berusaha coba hidup minim sampah dan mulai milah sampah. Gak lupa jg untuk habiskan makanan supaya gak ada sampah makanan. Bumi kita udah sakit bgt skrg.

    BalasHapus
  5. yang baru bisa ku lakukan adalah, mbekelin suami... supaya gak beli makan bungkus lagi plastik lagi. dan kalau aku beli makan bawa tempat sendiri meski dipandang aneh orang sekitar... dan kepasar bawa tupperware sendiri kalau beli ikan daging dll biar gak pak pake plastik lagi...

    BalasHapus
  6. Aku juga suka buat suatu hal dari kain perca mbak. Dulu pas masih merintis bisnis hijab. Krn GK bisa jahit, potongan kain hijab kujahitkan rok dan jadi 5..….,kalau Bros buat sensiri dan samoe sekarang masih kepakai

    BalasHapus
  7. Mulai dari diri sendiri dulu, dari lingkup yang paling kecil dulu, semoga akhirnya bisa merambah lebih luas saling bekerja sama menyelamatkan bumi, ya Mbak.
    Artikelnya sarat info bermanfaat, nih. Cakep.

    BalasHapus
  8. ke depannya industri kreatif harus peka terhadap lingkungan karena bisa menyebabkan dampak bumi yg cukup hebat baik darat,udara, dan laut sudah pasti tercemar

    BalasHapus
  9. Waw menarik banget Kak, kita bisa mengurangi sampah dengan memberikan manfaat ekonomi kepada mereka yang membutuhkan. Bisa jadi project sociopreneur nih kak, makasih atas rekomendasi idenya ya.

    BalasHapus
  10. Kalau aku pakai baju yang udah nggak dipake sebagai kain lap kompor dan meja di dapur, yang masih bagus dan layak pakai hibahkan ke tetangga. Semoga dengan langkah kecil ini bisa membantu bumi tetap lestari.

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat