Hutan Kota Rajawali | Wisata Kabupaten Batang

Wisata Kabupaten Batang


Nyipenengah.com - Hutang di tengah kota? Emang ada? Ada dong, di mana hutan kota ini menjadi tempat yang strategis untuk bersantai bersama keluarga karena luasnya.

Wilayah pantura menjadi arus yang padat lalu lintas, mungkin itu sebabnya Pemerintah Kabupaten Batang membuat wisata pantura, yakni taman yang berlokasi di Kalisari Batang. Dari alun-alun Batang, ke barat kurang lebihnya ada 500 meteran. Namun jika anda datang dari arah Pekalongan, lokasinya ke timur berdekatan dengan pasar Batang sementara.

Jangan membayangkan hutan yang lebat, ini tidak seperti itu. Hutan yang ditumbuhi pohon jati ini, menjadi destinasi baru. Tidak hanya bagi warga Batang dan Pekalongan, tetapi dikunjungi oleh beberapa pelancong yang ingin melepas lelahnya di sini.

Hutan Kota Rajawali namanya, dibangun menjadi paru-paru kota dan ruang terbuka yang menghijau di tengah padatnya lalu lintas serta abu knalpot yang betebaran.


Wisata Kabupaten Batang


Luas huta kota Rajawali ini ada sekitar 2 hektar. Ada tempat bersantai, wisata olah raga semacam tempat fitnes loh. Aih ... sayangnya saya lupa mengabadikan joging track, kursi santai dan sarana fitnes lain yang sangat diminati oleh masyarakat setempat. Waktu saya ke sana, ada beberapa komunitas ibu-ibu yang menggelar tikar dan membawa makanan sendiri. Menyenangkan sekali bukan? Tidak perlu  jauh-jauh untuk berekreasi.

Beberapa pedagang juga menjajakan jualannya di sini, tidak perlu takut mereka mematok harga mahal. Karena di sini serba standart harganya, tidak ada yang dinaikan.

Jajanan apa saja yang sempat saya beli?

Plonco sambal terasi dan pecel sayuran

Hutan Kota Rajawali

Iya, saya langsung berhenti ketika mendapati makanan kesukaan saya itu. Plonco atau krai (mentimun) yang direbus. Tetapi sambalnya bukan kacang seperti yang ada di kendal, sambalnya terbuat dari terasi, garam dan cabai. Rasanya? sudah barang tentu asin, tetapi juga manisnya krai keluar saat digigit.  Saya juga jajan pecel, di mana banyak sayuran rebusnya seperti kecambah, bayam, kacang dan kangkung.

Chocolatos Blend

Hutan Kota Rajawali

Karena haus, saya memesan minuman cokelat chocolatos. Saya sudah membayangkan kesegarannya ketika menyeruput, minuman coklat itu. Blender yang digunakan ternyata nggak perlu yang memakai listrik, penjual menggunakan blender yang bisa diputar. Sayangnya, bubuk minumannya kurang melarut karena hanya sebentar ngeblendnya. Well apapun itu, tetap saja saya nikmati karena sudah haus.

Sari Pentol (bakso kerikil)

Melihat adik Ana, jajan sari pentol eh ,,, saya kepengen juga. Padahal udah ngebawa pecel, plonco ama minuman blend. Tetep aja rasa penasaran mencicipi sari pentol buatan orang Batang, saya jajal. Kepengen tahu perbedaannya. Setelah dirasa tahu, ya lumayan sih. Namanya juga jajanan anak-anak hehehe ...


Hutan Kota Rajawali


Saat malam menjelang Hutan Kota Rajawali, tidak akan menjadi hutan yang penuh dengan kegelapan. Di beberapa titik, area hutan dipasangi lampu. Ada juga beberapa spot kece untuk berpose lho, jangan lupa untuk mengabadikannya ya teman. Faktanya, hutan ini tidak lantas tumbuh begitu saja.  Hutan Kota Rajawali ini, yang dipenuhi dengan pohon jati emas serta jenis tanaman yang lainnya sudah diberdayakan semenjak 12 tahun lalu. Waw ... salut sama pemerintah kota Batang. Jauh-jauh hari sudah direncanakan. Untuk masuk ke Hutan Kota Rajawali, pengunjung hanya dikenakan biaya parkir saja Rp 2 ribu.

Setelah mengisi perut yang lapar, kami memutari Hutan Kota Rajawali serta mencari spot yang bagus untuk berfoto. Namun sayangnya, guguran daun jatinya belum disapu bersih sama penjaganya. Hanya bagian depan saja yang kena sapu, yang belakang luput dari sapuan. Semoga ke depannya pembersihan dilakukan merata yak!


Hutan Kota Rajawali


Pulang dari Hutan Kota Rajawali yang kini disebut dengan Minggon Jatinan, kami menuju alun-alun Batang. Lagi-lagi saya mencari kulineran yang enak. Ketemunya sama cilok Idun, es degan kocok sama tahu bulat. Jajan melulu ya saya, tapi nggak gemuk-gemuk hahaha ... puas muter-muter kami balik ke rumah Ana, sementara Tri langsung berangkat kerja karena tempat kerjaan dia dekat dengan alun-alun Batang. Selesaikah perjalanan kami? Tidak, hehehe ... saya dan Sipit masih berlajut mengunjungi Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan. Ikuti kisah lanjutannya ya?

Hutan Kota Rajawali


Salam.

Postingan Terkait

5 komentar:

  1. Bersih banget tempatnya. kapan ya bia sampai sana?

    BalasHapus
  2. Wah, kalo Batang dekat mba dari kampung halamanku, cieee. Kok nggak tau ada wisata sejuk begini ya

    BalasHapus
  3. Kayak di hutan BNI di Aceh gitu, hutannya di tengah kota.

    BalasHapus
  4. Tempatnya luas. Adem dan asri. Bisa jadi contoh buat daerah lain nih, bikin hutan kota dengan tanaman jati di dalamnya ��

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat