Ketemu Menteri Ternyata lebih Gampang daripada Ketemu Bupati




Nyipenengah.com - Iyap, ketemu Menteri ternyata lebih gampang daripada ketemu Bupati. Minggu masih dengan mendung menggelayut, 9 Oktober 2016 saya berkendara dengan motor menuju Pekalongan, tepatnya di Museum Batik. Berangkat dengan modal Bismillah, untuk meliput Penutupan Pekan Batik Nusantara 2016 dan Theatrikal On the Street Boket dalam kenangan. Dalam undangan di email saya, tamu besar yang akan datang adalah bapak Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, ialah bapak Muhammad Hanif Dhakiri. Saya masih sangsi apakah bapak menteri ini akan hadir dalam perhelatan tersebut, mengingat pastilah sibuk sekali kegiatan beliau. Dan pak Walikota Pekalongan, H. Achmad Alf Arslan Djunaid, S.E. berhasil meyakinkan beliau untuk hadir. 



Sempat molornya waktu acara, ialah karena hujan deras yang jatuh. Tetapi tidak mengurangi kekhusukan tamu undangan untuk tetap duduk manis di lokasi. Sambutan  demi sambutan berlangsung, diawalinya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa bersama, sambutan bapak ketua PBN 2016, wakil bapak Ganjar, bapak Walikot Pekalongan, penyerahan pialah dan bapak Menteri sendiri yang menutup Pekan Batik Nusantara 2016 dengan ucapan hamdalah di pukul 21.21 WIB. 



Hiburan yang disajikan ialah lagu berjudul Ekspresi dari BRI Big Band, pak Menteri dan pak Walikota yang melakukan duet maut lagu Bento milik Iwan Fals dan Theatrikal On the Street dari seluruh komunitas yang ada di Pekalongan dengan jumlahnya yang ratusan bersatu padu mementaskan batik buketan, 'Boket dalam Kenangan'.



Saya benar-benar dibuat takjub, waw banget mereka memberikan persembahan kisah perjalanan tentang batik buketan yang dibawa oleh Van Zuylen, dan tokohnya ini diperankan oleh ananda Ika Ayu Nur Aini. 

"Pada ending kami memunculkan nenek-nenek pembatik yang duduk di atas becak, ini bermaksud bahwa merekalah pahlawan yang sesungguhnya," ucap ananda Ika Ayu, "dari tangan renta tersebut, batik yang indah tercipta kurang lebihnya begitu, Mbak," lanjut Ika Ayu menerangkan konsep yang dibawakan Theatrikal On the Street.



Pementasan selesai, seluruh peserta berpotret bersama dan peliput acara pun serempak memotret keakraban yang terjalin dari pejabat hingga adek-adek pemeran pementasan. Rasa hangat mengalir dalam benak saya, saya bangga ada di sini dan bisa  menyaksikan langsung penutupan Pekan Batik Nusantara 2016. 

Jayalah Batik Nusantara!


 Endingnya saya pun berpotret dan bersalaman dengan bapak Menteri dan bapak Walikota serta pejabat setempat. Ternyata segampang ini ketemu Menteri daripada ketemu Bupati.






Well, hampir jam 12 malam saya berada di Pekalongan dan langsung balik ke Kaliwungu. Kak Sahiri selaku pendamping saya dari SMESCO, telah menawarkan kamar hotel di Horison untuk saya singgahi. Tetapi rasanya, badan lebih memilih untuk balik saja ke Kendal. Selamat untuk kak Sidik, selaku ketua yang telah mengerahkan segala kemampuannya agar acara Theatrikal On the Street, tetap bisa dinikmati oleh tamu undangan. Semangat selalu dalam berkreatifitas.  



Postingan Terkait

8 komentar:

  1. Itu foto sama siapa, nduk? Sahiri apa sidik?

    BalasHapus
  2. Tergantung menterinya juga kali ya. Untungnya Pak Hanif mah masih muda, gaul, dan memang baik. Coba kalau menteri yang agak-agak sepuh dan terpaku birokrasi banget agak susah ketemu atau foto barengnya.

    BalasHapus
  3. baca judulnya aku jadi lucu sendiri mbak, jangankan bupati...lurah aja kadang ngeselin kalo mau ketemu :D

    BalasHapus
  4. Asyik nih, ada aksi theatrikalnya juga. Janjane aku pengen bangen ikut mbak. Huhuhu..

    BalasHapus
  5. Yaah mba, pdhl nginep dulu oke loh. *eh saya mah orangnya seneng gratisan :v

    BalasHapus
  6. Batiknya dihasilkan oleh tangan-tangan yang renta, ya? hebat deh,nenek-nenek tersebut.

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir ke blog sederhana saya, salam hangat